darulmaarif.net – Indramayu, 17 Agustus 2023 | 08.00 WIB
Upacara Peringatan HUT RI Ke 78 yang berlangsung di Yayasan Darul Ma’arif atau yang familiar disebut Kampus Hijau diikuti lebih dari 5000 santri, siswa siswi serta para tenaga pendidik baik guru dan ustadz ustadzah. Seluruh elemen Kampus Hijau ini khidmat dalam nuansa gema HUT RI, pada Kamis (17/8/2023).
Pra Upacara dibuka dengan penampilan ciamik tari topeng Kelana Sanggar Tari Gegesik oleh siswi sekaligus santri putri SMP NU Darul Ma’arif. Dilanjut oleh kreasi tari siswa SMP, SMA dan SMK NU Kaplongan dengan menampilkan tari Randu Kentir, Tari Turkish Arabic hingga Tari Sandi Bendera Semaphore yang dipadu musik khas padang pasir, gending Jawa, dan Pop-RnB.
Saat upacara berlangsung, ditemani semilir angin yang lumayan kencang, langit biru yang cerah merona, dan mentari yang gagah menatap Kampus Hijau dari kejauhan sana seolah-olah tersenyum ikut serta momentum apel kebangsaan setahun sekali ini.
Inspektur upacara, menjadi elan vital setiap upacara berlangsung. Pesan inspektur upacara, agaknya-jika tak berlebihan-menjadi inti dari memaknai kemerdekaan itu sendiri.
Ade Reza Muhammad, L.c, didapuk sebagai Inspektur upacara mengajak kita secara bersama-sama, mari bercita-cita membayangkan masa depan, kita jadi orang yang seperti apa saat itu? Peran penting apa yang bisa kita berikan pada negara saat masa itu tiba?,” buka Ade Reza dalam sambutannya.
Pada beberapa tahun ke depan, tepatnya di tahun 2045, Indonesia memasuki usia 100 tahun kemerdekaan. 100 tahun, atau Satu Abad Indonesia menjadi titik penentu kompas zaman. Ade Reza Muhammad mengatakan, di Tahun 2045 kita akan menyambut Indonesia Emas. Ada bonus Demografi, dimana ada klaim prediktif bahwa nanti di tahun 2045 terjadi peningkatan angka natalitas sebesar 68% generasi muda. Generasi cerdas, generasi teknologi, generasi multiple intelligent (kecerdasan multi) yang digadang-gadang akan menjadi suluh cahaya bagi Indonesia berkarya. Kita bangsa yang besar, memiliki sejarah peradaban yang besar pula. Maka, di tahun 2045 nanti, Indonesia harus menjadi kiblat peradaban bagi bangsa-bangsa lain di seluruh dunia.
Dengan nada berapi-api berjiwa, suara yang lantang menggema, ia menambahkan hal lain yang perlu dipersiapkan generasi muda.
“Selain kecerdasan intelektual juga seharusnya kita mampu melakukan Kerjasama untuk berkolaborasi dengan baik, tidak lagi bersaing untuk saling menjatuhkan satu sama lain, tidak untuk saling unggul-unggulan kecerdasan, skill dan segudang knowledge lainnya. Setidaknya ada 5 hal yang diperlukan untuk mewujudkan itu semua,” imbuhnya.
Kelima hal tersebut yakni kemampuan memecahkan masalah yang rumit, berpikir kritis dan analisis, memiliki kreativitas, orisinalitas, bertindak inisiatif, memiliki kemampuan dalam kepemimpinan dan pengaruh sosial dan meningkatan kecerdasan emosional.
Mulai saat ini, katanya mari kita tancapkan niat, bulatkan tekad, dan buatlah rencana ke depan. Berkaryalah, cipatkan inovasi-inovasi baru, berperanlah di mana pun kalian berada. Karya akan mengabadikan hidupmu. Hidup hanya sekali, maka hiduplah yang berarti. Seperti kata Chairil Anwar dalam Puisi berjudul ‘Maju’: Sekali berarti Sesudah Itu Mati. Meski diciptakan “Si Binatang Jalang” untuk mengobarkan semangat perjuangan mengusir penjajah tujuh dekade silam, sajak tersebut masih relevan sampai sekarang. Bahkan, banyak yang terinspirasi oleh kalimat yang menggetarkan itu.
Berkarya, bagi Ade Reza berarti meninggalkan rekam jejak keabadian sebagai manusia. Seperti kata pepatah: Gajah mati meninggalkan gading, Harimau mati meninggalkan belang. Dan Manusia mati meninggalkan karya.
Karya, menjadi sejarah peradaban agung manusia. Tanpa nya, manusia tak akan dikenang. Lekang oleh waktu, dan tergusur oleh proses kehidupan selanjutnya. Lantas, kita hanya akan jadi onggokan belulang yang hilang tertimbun bumi, di kuburan.
Usai upacara, penampilan bakat seni siswa dan santri kemudian dilanjutkan. Berbagai kesenian yang disuguhkan membuat decak kagum para peserta yang hadir. Tari topeng samba dan jaipong, menjadi penutup upacara memperingati hari kemerdekaan di Yayasan Darul Maarif.
Seperti diketahi, Yayasan Darul Maarif Kaplongan Indramayu memiliki 9 lembaga pendidikan mulai dari TK, Pondok Pesantren hingga perguruan tinggi. Berbagai prestasi buah karya telah dicapai para siswa dan santri hingga tingkat nasional. Saat ini, Yayasan Darul Maarif Kaplongan Indramayu memiliki lebih 7.000 santri dan siswa.