darulmaarif.net – Indramayu, 20 Desember 2022 | 16.00 WIB

“Banyak orang belum menyadari bahwa Al-Qur’an telah membahas mengenai usia 40 tahun.”
Hal ini sebagai pertanda bahwa ada hal yang perlu diperhatikan dengan serius pada usia 40 tahun ini. Pada usia 40 tahun manusia telah mencapai usia yang matang dan mencapai kesempurnaan.
Usia 40 tahun adalah usia yang matang bagi kita untuk bersungguh-sungguh dalam hidup, mengumpulkan pengalaman, menajamkan hikmah dan kebijaksanaan, membuang kejahilan ketika usia muda, lebih berhati hati melihat sesuatu dengan hikmah dan penuh penelitian dan kehati-hatian dalam bertidak. Maka tidaklah heran tokoh tokoh pemimpin muncul pada usia 40 tahun yaitu usia yang matang.
Bahkan Nabi Muhammad Saw diutus Alloh menjadi rosul di usia 40 tahun, seperti yang dijelaskan oleh Ibnu Abbas r.a bahwa “Diutusnya Rosululloh Saw yaitu pada usia 40 tahun” (HR. imam Bukhori).
Ada rahasia apa dibalik usia 40 tahun?
Dalam Al-Qur’an, usia 40 tahun telah disinggung oleh Alloh Swt, bahwa Alloh telah berfirman dalam surat al-Ahqof ayat 15:
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ. ( الأحقاف: ١٥)
Artinya: “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa:
‘Robby Awzi’nii An Asykuro N’matakallaty An’amta ‘Alayya. Wa ‘Alaa Waalidayya Wa An A’mala Shoolihan Tardlohu, Wa Aslih Lii Fii Dzurriyyaty.’ (Duhai Tuhanku, tunjukkanlah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhoi; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri).” (QS. Al-Ahqaf: 15)
Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Jalaluddin As-Suyuthi dalam tafsir Jalalain menyebutkan bahwa awal kematangan berpikir dan kematangan emosional seseorang terjadi pada usia 30 atau 33 tahun. Sementara puncak kematangan manusia jatuh pada usia 40 tahun.
وَعَاشَ حَتَّى “إذَا بَلَغَ أَشُدّهُ” هُوَ كَمَال قُوَّته وَعَقْله وَرَأْيه أَقَلّه ثَلَاث وَثَلَاثُونَ سَنَة أَوْ ثَلَاثُونَ “وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَة” أَيْ تَمَامهَا وَهُوَ أَكْثَر الْأَشُدّ
Artinya, “Seseorang hidup (hingga apabila dia telah dewasa) yaitu sempurna kekuatan, logika, dan pandangannya, minimal usia 33 atau 30 tahun, (dan umurnya sampai 40 tahun) kesempurnaan usia, yaitu puncak kematangan,” (Lihat Jalaluddin Al-Mahalli dan Jalaluddin As-Suyuthi, Tafsirul Jalalain, hal 503)
Imam al-Qurthubi menyatakan bahwa orang yang telah mencapai usia 40 tahun, maka ia telah mengetahui besarnya nikmat yang telah Alloh anugerahkan padanya, juga kepada kedua orang tuanya sehingga ia terus mensyukurinya.
Imam Malik berkata:
أَدْرَكْتُ أَهْلَ العِلْمِ بِبَلَدِنَا وَهُمْ يَطْلُبُوْنَ الدُّنْيَا، وَيُخَالِطُوْنَ النَّاسَ، حَتَّى يَأْتِيَ لِأَحَدِهِمْ أَرْبَعُوْنَ سَنَةً، فَإِذَا أَتَتْ عَلَيْهِمْ اِعْتَزَلُوْا النَّاسَ
“Aku mendapati para ulama di berbagai negeri, mereka sibuk dengan aktivitas dunia dan bergaulan bersama manusia. Ketika mereka sampai usia 40 tahun, mereka menjauh dari manusia.” (kitab Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, 14:218)
Ibnu Katsir menyatakan bahwa ketika seseorang berada dalam usia 40 tahun, maka sempurnalah akal, pemahaman dan kelemah lembutannya. (Tafsir Al-Qur’anul ‘Adzhim, 6:623)
Sebagaimana diterangkan oleh Imam Asy-Syaukani rahimahulloh, para ulama pakar tafsir menyatakan bahwa tidaklah seorang nabi diutus melainkan mereka telah berusia 40 tahun. Ayat ini menunjukkan bahwa jika seseorang mencapai usia 40 tahun, ia membaca doa seperti yang terdapat dalam ayat di atas. (Fathul Qodir, 5:24)
وعن الشعبي، عن مسروق رحمه الله أنه كان يقول: إذا بلغ أحدكم أربعين سنةً فليأخذ حذره من الله عز وجل
Dari Imam As-Sya’bi, dari Imam Masruq, dia berkata, “Apabila salah seorang dari kalian telah menginjak umur 40 tahun, maka ambillah peringatan daripada Alloh ‘Azza wa Jalla “.
Imam al-Ghozaly qoddasallohu ruhahu mengatakan,
من جملة ما نصحه به رسول الله صلى الله عليه وسلم أمته قوله عليه السلام: علامة إعراض الله تعالى عن العبد اشتغاله بما لا يعنيه. وإن امرأ ذهبت ساعة من عمره في غير ما خلق له من العبادة لجدير أن تطول عليه حسرته ومن جاوز الأربعين ولم يغلب خيره عى شره فليتجهز إلى النار…
Artinya, “Salah satu nasihat Rosulullah SAW untuk umatnya adalah sabdanya, ‘Salah satu tanda Allah telah berpaling dari hamba-Nya adalah kesibukan hamba yang bersangkutan pada hal yang tidak ada manfaat baginya. Sungguh, seseorang yang berlalu sesaat dalam usianya untuk selain ibadah yang menjadi tujuan penciptaannya, maka layak menjadi penyesalan panjang baginya. Orang yang melewati usia 40 tahun, dan kebaikannya tidak mengalahkan keburukannya, hendaklah ia menyiapkan diri untuk neraka.” (Lihat Imam Abu Hamid Al-Ghazali, Ayyuhal WaladWalad, hal. 3)
Dari beberapa penjelasan diatas, kita menemukan bahwa ada pesan dan peringatan bagi orangtua yang sudah berusia 40 tahun. Di satu sisi, usia 40 tahun adalah usia matangnya seseorang menginjak fase kehidupan dewasa, sisi lain bahwa Alloh Swt memperingati orang-orang yang sudah berusia 40 tahun agar kembali taqorrub (mendekatkan diri) kepada Alloh dengan bersungguh-sungguh. Itu merupakan sinyal notifikasi dari Alloh agar pada usia 40 tahun, sebagai umat Islam kita diingatkan untuk eling dan waspada.
Ibarat sebuah pohon, usia 40 tahun adalah usia ketika akar dan batang pohon sudah kokoh, tidak seperti usia pohon yang masih muda yang masih mudah untuk dibengkokkan dan masih sangat fleksibel untuk dibentuk ulang sesuai keinginan. Begitu juga manusia yang sudah berusia 40 tahun, karakter dan kepribadiannya mencapai puncak dari kematangan berpikir dan bertindak. Mereka yang sudah berusia 40 tahun, cenderung sudah tidak peduli lagi terhadap nasihat dan ucapan seseorang mengenai dirinya. Sebagaimana pohon yang sudah kokoh berakar dan berbatang kuat, akan sulit untuk dibengkokkan atau dibentuk ulang.
Kesimpulannya: ketika seseorang mencapai usia 40 tahun, satu sisi adalah puncak kematangan seseorang, disisi lain, Alloh Swt memberikan pesan dan peringatan agar segera kembali fokus beribadah kepada Alloh. Karena di usia 40 tahun merupakan fase seseorang bersiap-siap untuk membawa bekal amal ibadah sebanyak mungkin untuk menghadapi kematian nanti.
Semoga bermanfaat. Wallohu a’lam.