darulmaarif.net – Indramayu, 31 Desember 2023 | 16.00 WIB
Komplekitas kehidupan modern seringkali menyeret banyak manusia pada kondisi lelah batin. Tekanan pekerjaan, tuntutan sosial, fragmentasi gaya hidup, budaya pop yang mudah berubah-ubah dan berbagai masalah lainnya dapat menyebabkan kelelahan batin yang cukup signifikan.
Lelah batin, atau kelelahan jiwa, adalah tantangan yang sering dihadapi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat dewasa saat ini. Dalam Islam, terdapat petunjuk-petunjuk yang berharga dari Al-Qur’an dan pernyataan para ‘Ulama yang dapat membantu mengatasi lelah batin.
Jika lelah batin tidak ditangani dengan baik, dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, baik fisik maupun mental. Oleh karena itu, IsIam mengajarkan cara mengatasi lelah batin agar hidup lebih tenang dan bahagia.
Berikut adalah lima cara mengatasi lelah batin agar hidup lebih tenang dan bahagia:
Beristirahat dan Tidur yang Cukup:
Al-Qur’an menyebutkan pentingnya istirahat dan tidur yang cukup sebagai bentuk rahmat Alloh Swt:
وَجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًا
Artinya: “Dan telah Kami jadikan tidurmu sebagai tempat istirahat.” (Q.S. An-Naba’ Ayat 9)
Dalam kitab Bidayatul Hidayah, Imam Al-Ghozali menyatakan bahwa tidur yang cukup adalah salah satu kunci keseimbangan jiwa.
Imam Al-Ghozali memberikan keterangan bahwa sebaiknya tidur sehari semalam itu tidak lebih dari delapan jam. Sebab bila lebih dari itu termasuk orang yang menyia-nyiakan umur hidupnya hanya untuk tidur.
واعلم أن الليل والنهار أربع وعشرون ساعة ، فلا يكونن نومك بالليل والنهار أكثر من ثماني ساعات ، فيكفيك إن عشت ستين سنة أن تضيع منها عشرين سنة وهو الثلث.
Artinya: “Ketahuilah olehmu bahwa sehari semalam itu dua puluh empat jam. Maka janganlah engkau tidur sehari semalam lebih dari delapan jam. Maka bila dicukupkan hidupmu enam puluh tahun, sia-sialah dari umurmu dua puluh tahun, dan itu adalah sepertiga umurmu. (Lihat kitab Bidayatul Hidayah halaman 126 cetakan Darul Minhaj Lebanon Beirut).
Berdoa dan Tawakal:
Berdoa adalah sarana untuk melepaskan lelah batin dan mendapatkan ketenangan jiwa. Alloh Swt berfirman:
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Alloh. Ingatlah, hanya dengan mengingati Alloh lah hati menjadi tenteram”. (Q.s. Ar-Ra’d Ayat 28)
Dalam kitab Tanqihul Qoul bab keutamaan doa dijelaskan bahwa doa merupakan intisari dari ibadah. Sedangkan ibadah, hakikatnya merupakan kondisi butuhnya seorang hamba kepada Alloh Swt.
قال النبي صلى الله عليه وسلم: {الدُّعَاءُ مُخُّ العبادةِ}.
Artinya: “Baginda Nabi Muhammad Shollallohu alaihi wasallam bersabda: “Doa adalah intisari ibadah”. (Tanqihul Qoul Bab Fadhilah Doa)
Atas dasar itulah, dzikir dan doa merupakan cara Islam untuk meredakan lelahnya hati untuk kembali menemukan ketenangan dan kebahagiaan hidup.
Berkumpul dengan Lingkungan yang Positif:
Al-Qur’an menekankan pentingnya pergaulan yang baik:
وَٱعْتَصِمُوا۟ بِحَبْلِ ٱللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوْا
Artinya: “Dan hendaklah kamu berpegang teguh pada tali (agama) Alloh, dan janganlah kamu bercerai-berai.” (Q.s. Ali Imran Ayat 103)
Imam Al-Ghazali dalam Ihya ‘Ulumuddin menyarankan untuk memilih lingkungan yang membangun jiwa. Lingkungan jiwa yang baik dimulai dari memilih tetangga yang baik, Imam Ghazali berkata dalam konteks ini, “Musuh yang pintar jauh lebih baik, daripada teman yang bodoh.”
Imam Ghozali juga menegaskan, jangan bertetangga dengan keluarga yang fasiq, yang suka berbuat dosa besar tanpa henti. Karena berteman dan bertetangga dengan lingkungan seperti itu akan mudah terjerumjs pada permusuhan, membuat semangat berbuat amal kebaikan menurun dan perlawanan terhadap perilaku maksiat akan mengendur.
Mengenali Makna dan Tujuan Hidup:
Al-Qur’an memberikan petunjuk tentang mencari tujuan hidup:
وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka menyembah-Ku.” (Q.s. Adz-Dzariyat Ayat 56)
Imam Ibnu Katsir mengatakan: “Sesungguhnya Aku menciptakan mereka agar Aku memerintahkan mereka untuk menyembah-Ku, bukan karena Aku membutuhkan mereka.
Sahabat Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas RA: ‘melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (Adz-Dzariyat: 56) Yakni agar mereka mengakui kehambaan mereka kepada-Ku, baik dengan sukarela maupun terpaksa’.
Dengan mengetahui hakikat tujuan hidup, maka hidup kita akan lebih terarah dan bagaimana menentukan pijakan untuk menjalani aktivitas sehari-hari sesuai dengan hakikat tujuan penciptaan manusia dalam Islam.
Melakukan Dzikir dan Ibadah:
Dzikir adalah cara terbaik untuk menenangkan jiwa. Dalam Al-Qur’an Alloh berfirman:
أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ
Artinya: “Hanya dalam mengingat Alloh lah hati menjadi tenteram.” (Q.S. Ar-Ra’d Ayat 28)
Syekh Ibrahim Al-Khawash dalam risalahnya yang dikutip Imam Qusyairy menyebutkan beberapa formula sebagai obat untuk kelemahan dan kelelahan jiwa.
ومن كلامه أيضا دواء القلب خمسة أشياء: قراءة القرآن بالتدبر، وخلاء البطن، وقيام الليل؛ والتضرع عند السَحر، ومجالسة الصالحين ذكره القشيري في الرسالة
Artinya: “Salah satu ucapannya (Ibrahim Al-Khawash adalah, ‘Obat hati terdiri atas lima perkara, (1) membaca Al-Qur’an disertai perenungan, (2) mengatur pola makan agar perut tidak kenyang (bisa puasa atau cara lain), (3) bangun malam (tahajjud, dzikir, atau amal lainnya), (4) merendahkan diri di hadapan Allah pada akhir malam, (5) bergaul dengan orang-orang saleh.’ Hal ini disebutkan dalam Ar-Risalatul Qusyairiyah.”
Dalam Islam, upaya untuk mengatasi lelah batin tidak hanya dilihat sebagai tindakan fisik tetapi juga sebagai perjalanan spiritual. Dengan mengambil petunjuk dari Al-Qur’an dan petunjuk para ‘Ulama, kita dapat menemukan jalan untuk mencapai ketenangan jiwa dan mengatasi kelelahan yang mungkin melanda. Itulah sebabnya, memahami ajaran Islam dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dapat menjadi landasan yang kokoh untuk mencari ketenangan dan kebahagiaan jiwa yang sejati.
Semoga bermanfaat. Wallohu a’lam.