darulmaarif.net – Indramayu, 08 November 2024 | 13.00 WIB
Tahukah anda? Burnout adalah kondisi kelelahan emosional, mental, dan fisik yang disebabkan oleh stres berkepanjangan di tempat kerja. Hal ini dapat mengganggu produktivitas, memengaruhi hubungan interpersonal, dan bahkan berdampak pada kesehatan fisik.
Dalam konteks kerja, burnout sering kali timbul akibat tekanan deadline, tanggung jawab yang menumpuk, dan kurangnya dukungan dari lingkungan kerja. Islam memiliki panduan yang holistik dan praktik yang dapat membantu individu mengatasi kondisi ini dengan cara yang Islami dan bermanfaat bagi kesehatan mental serta spiritual.
1. Memahami Makna Kerja dalam Islam
Dalam pandangan Islam, kerja bukan hanya sekadar memenuhi kebutuhan ekonomi, tetapi juga merupakan bentuk ibadah. Alloh SWT berfirman,
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ ٥٦
Artinya: “Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku” (QS. Adh-Dhariyat: 56).
Ini menunjukkan bahwa setiap aktivitas, termasuk tempat kerja, dapat menjadi sarana mendekatkan diri kepada Alloh SWT jika dilakukan dengan niat yang baik. Memahami bahwa pekerjaan memiliki nilai spiritual dapat membantu individu melihat situasi yang sulit dengan perspektif yang lebih positif (Al-Ghazali, 1993).
2. Menerapkan Niat yang Benar
Setiap tindakan dalam Islam dimulai dengan niat. Sebagaimana sabda Rosululloh SAW,
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ ، وَإِنَّمَا لاِمْرِئٍ مَا نَوَى
Artinya: “Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Dan setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari & Muslim)
Dalam konteks kerja, menetapkan niat yang benar saat memulai hari bisa menjadi langkah efektif untuk mengatasi burnout. Jika seorang karyawan memahami bahwa tujuan kerjanya adalah untuk mencari rezeki yang halal dan memberikan manfaat bagi orang lain, ia dapat memperoleh ketenangan yang akan mengurangi perasaan terbebani (Al-Qaradawi, 1998).
3. Mengatur Waktu dengan Bijak
Islam mendorong pengaturan waktu yang baik. Konsep tadbir atau pengelolaan waktu yang bijak sangat penting dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Manajemen waktu yang baik dapat membantu mengurangi stres dan burnout. Hal ini sejalan dengan anjuran Rasulullah SAW untuk mencukupkan waktu antara bekerja, beribadah, dan beristirahat. Islam mengajarkan adanya keseimbangan dalam menjalani kehidupan, termasuk di tempat kerja. Hal ini juga sejalan dengan prinsip mizan atau keseimbangan yang diatur dalam Al-Qur’an (QS. Al-Baqarah: 143).
وَكَذٰلِكَ جَعَلْنٰكُمْ اُمَّةً وَّسَطًا لِّتَكُوْنُوْا شُهَدَاۤءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ عَلَيْكُمْ شَهِيْدًاۗ
Artinya: “Demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat pertengahan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Nabi Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.” (QS. Al-Baqarah: 143)
4. Memperkuat Hubungan Sosial
Ketika mengalami burnout, dukungan sosial menjadi salah satu faktor yang krusial dalam proses penyembuhan. Dalam Islam, memperkuat hubungan sosial merupakan hal yang dianjurkan. Rosululloh SAW bersabda,
خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
Artinya: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Imam Ahmad).
Membangun hubungan baik dengan rekan kerja dapat menciptakan lingkungan yang mendukung dan menurunkan perasaan kesepian maupun stres (Ismail, 2017). Mengadakan kegiatan sosial atau berbagi pengalaman di tempat kerja juga dapat memperkuat ikatan antar karyawan, sehingga menciptakan atmosfir yang lebih positif.
5. Berdoa dan Berdzikir
Salah satu cara yang efektif untuk mengatasi stres, termasuk burnout, adalah dengan kembali kepada Alloh Ta’ala melalui doa dan dzikir. Mengingat Allah dan berdzikir dapat memberikan ketenangan jiwa dan pikiran. Dalam Al-Qur’an, Alloh berfirman,
اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُۗ
Artinya: “Ingatlah, sesungguhnya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang” (QS. Ar-Ra’d: 28)
Melakukan dzikir secara rutin, seperti mengucapkan Astaghfirullah, Subhanallah, Alhamdulillah, dan Allahu Akbar, dapat membantu menenangkan pikiran dan hati dalam menghadapi tekanan di tempat kerja.
6. Melakukan Ibadah dan Beristirahat Secara Teratur
Islam mengajarkan pentingnya ibadah dan istirahat. Dalam konteks pekerjaan, penting untuk mengambil waktu sejenak untuk melakukan sholat atau aktivitas yang menyenangkan untuk mengembalikan fokus. Sekecil apapun waktu yang kita luangkan untuk beribadah, itu akan berkontribusi pada kesehatan mental dan spiritual kita. Seperti yang diungkapkan oleh Imam Al-Ghazali (1993), beribadah tidak hanya mendekatkan kita kepada Alloh, tetapi juga memberikan ketenangan batin, yang sangat diperlukan saat menghadapi stres di tempat kerja.
Kesimpulan
Burnout di tempat kerja adalah masalah yang semakin umum di kalangan pekerja modern. Namun, dengan memanfaatkan ajaran Islam dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menemukan cara yang efektif untuk mengatasi stres dan tekanan yang muncul. Menghargai kerja sebagai ibadah, menetapkan niat yang baik, mengatur waktu, memperkuat hubungan sosial, berdzikir, dan rutin beribadah adalah beberapa kiat Islami yang dapat membantu individu menjaga kesehatan mental dan spiritualnya. Melalui pendekatan ini, umat Islam dapat menemukan keseimbangan dan ketenangan yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan di tempat kerja dengan lebih baik.
Semoga bermanfaat. Wallohu a’lam.
Referensi:
Al-Bukhari, M. I. (1997). Sahih Al-Bukhari: The Book of Belief. Dar Al-Salam.
Al-Ghazali, A. H. (1993). Ihya Ulum Ad-Din. Dar Al-Ma’arifah.
Al-Qaradawi, Y. (1998). The Lawful and the Prohibited in Islam. Al-Basheer Company.
Ismail, Z. (2017). Social Capital and Burnout Among Employees: The Role of Social Support. Journal of Management Development, 36(5), 648-659.