darulmaarif.net – Indramayu, 18 September 2024 | 08.00 WIB
Di era digital yang berkembang pesat, teknologi telah merambah segala aspek kehidupan, termasuk bagaimana kita berinteraksi, belajar, dan bekerja. Sebagai umat Islam, perkembangan ini tentu membawa banyak manfaat, namun di sisi lain juga membawa tantangan tersendiri dalam menjaga prinsip dan nilai-nilai Islami.
“Kemajuan teknologi bukan penghalang dalam beragama, tapi justru bisa menjadi sarana untuk memperkuat keimanan jika digunakan dengan baik dan bijak.”
Bagaimana kita sebagai umat Islam bisa menjaga keseimbangan antara mengikuti arus modernisasi teknologi tanpa melupakan kewajiban spiritual? Di tengah derasnya arus informasi, media sosial, dan konten yang bersifat duniawi, menjaga kehidupan Islami menjadi semakin menantang bagi generasi remaja saat ini.
Artikel ini akan membahas berbagai tantangan yang dihadapi umat Muslim dalam menjalankan kehidupan Islami di era digital serta solusi yang dapat diterapkan agar tetap sejalan dengan ajaran Islam.
Tantangan-Tantangan Era Digital bagi Kehidupan Islami
1. Distraksi dari Ibadah
Kehadiran teknologi, terutama smartphone dan media sosial, kerap kali membuat kita teralihkan dari aktivitas spiritual. Tanpa disadari, kita bisa menghabiskan waktu berjam-jam di dunia maya, namun hanya sedikit waktu yang disisihkan untuk beribadah. Misalnya, seringkali kita menunda sholat karena tergoda untuk terus memeriksa media sosial, chatingan, main game online, menonton YouTube, atau sekadar scrolling manja di Tik-Tok, Instagram dan sosmed lainnya.
2. Konten Negatif dan Tidak Islami
Internet adalah ruang tanpa batas di mana kita bisa menemukan berbagai jenis konten disana. Sayangnya, tidak semua konten yang tersebar sejalan dengan nilai-nilai Islam. Banyak hal-hal yang bersifat tidak mendidik, bahkan bertentangan dengan prinsip agama, yang dapat diakses dengan mudah. Banjirnya arus informasi yang begitu massif ditambah maraknya penggunaan AI (Artificial Intelligent) menjadikan produksi konten-konten semakin mudah didapatkan, namun kredibilitas nya harus dipertanyakan terlebih dahulu. Jangan sampai kita terjebak pada arus taqlid digital yang menerima begitu saja informasi di internet tanpa kroscek keabsahan data dan fakta nya.
3. Ketergantungan pada Teknologi
Ketergantungan yang berlebihan pada teknologi dapat mengurangi interaksi sosial yang sehat dan mengabaikan nilai-nilai tradisional Islam, seperti silaturahmi langsung. Ketergantungan ini juga bisa membuat seseorang lebih fokus pada dunia maya dibandingkan realitas kehidupan spiritualnya. Teknologi yang tidak dikontrol akan menyebabkan adiksi bahkan delusi spiritual pada penggunanya.
4. Informasi yang Menyesatkan tentang Islam
Dengan begitu banyaknya informasi yang tersebar di internet, tidak sedikit yang mengandung mis informasi tentang ajaran Islam. Hal ini berpotensi menyesatkan banyak orang yang kurang memiliki pemahaman yang mendalam tentang agama. Perlu adanya check dan crossceck sebagai metode kritik ilmiah untuk menjaga keseimbangan nalar kritis beragama kita sebagai makhluk yang berakal.
Solusi untuk Membangun Kehidupan Islami di Era Digital
1. Menetapkan Batasan Penggunaan Teknologi
Salah satu cara untuk menjaga keseimbangan antara kehidupan Islami dan teknologi adalah dengan menetapkan batasan waktu dalam menggunakan perangkat digital. Menggunakan teknologi dengan bijak, seperti mematikan notifikasi selama waktu ibadah atau menetapkan waktu khusus untuk membaca Al-Qur’an dan berdzikir, berpikir kritis argumentatif bisa membantu menghindari distraksi.
2. Memanfaatkan Teknologi untuk Kebaikan
Di sisi lain, teknologi bisa dimanfaatkan untuk memperdalam ilmu agama. Saat ini, banyak aplikasi Islami yang membantu dalam mengingatkan waktu sholat, membaca Al-Qur’an, hingga belajar tajwid dan hadits dari sumber yang memang jelas dan terpercaya keilmuannya. Media sosial juga bisa menjadi sarana dakwah untuk menyebarkan nilai-nilai positif ajaran Islam.
3. Filter Konten dengan Bijak
Penting untuk selektif dalam mengakses informasi di dunia maya. Ada banyak cara untuk menghindari konten negatif, seperti mengaktifkan fitur parental control atau menggunakan aplikasi yang memfilter konten yang sesuai dengan nilai-nilai Islami. Selain itu, kita juga perlu membiasakan diri untuk mengakses website atau akun media sosial yang menyajikan informasi islami yang kredibel, seperti NU Online atau jurnal-jurnal akademik yang memiliki reputasi baik nasional maupun internasional dalam menetapkan standar prosedural penulisan ilmiahnya.
4. Memperkuat Hubungan Spiritual di Dunia Nyata
Meski teknologi menawarkan kemudahan, penting untuk selalu memperkuat hubungan spiritual dengan Alloh SWT secara langsung melalui ibadah. Menghadiri majelis-majlis ilmu, mendengarkan fatwa-fatwa para ulama atau berpartisipasi dalam kegiatan sosial Islami, dan menjaga silaturahmi dengan keluarga dan kerabat juga penting dilakukan agar kehidupan Islami tetap terjaga.
5. Belajar dari Sumber yang Terpercaya
Saat mendapatkan informasi tentang Islam dari internet, pastikan sumbernya dapat dipercaya. Carilah informasi dari ulama yang kompeten atau situs web Islami yang memiliki reputasi baik. Ini penting untuk menghindari penyebaran ajaran yang salah atau radikal yang dapat merusak pemahaman kita tentang agama Islam. Konten-konten berisi ujaran kebencian, SARA, Pornografi, terlebih konten-konten hoax yang saat ini gencar didengungkan oleh para Buzzer dan Influencer bayaran Partai Politik semakin massif dan terstruktur. Hindari lah membaca sepintas dari status-status sosmed yang memang ciri khas sosmed tidak punya standar ilmiah dalam beropini, semua orang bebas menuliskan apa saja tanpa ada filter dari administrator atau para founding father sosmed.
Membangun kehidupan Islami di tengah era digital membutuhkan kesadaran dan disiplin tinggi. Teknologi, jika dimanfaatkan dengan bijak, bisa menjadi alat yang memperkuat keimanan dan mendekatkan kita pada ajaran agama. Namun, tantangan dalam menjaga nilai-nilai Islami tetap ada dan memerlukan usaha dari setiap individu untuk menjaga keseimbangan antara dunia digital dan kehidupan spiritual.
Kuncinya adalah pada pengendalian diri, selektif dalam mengonsumsi konten, serta memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan ibadah dan pengetahuan tentang Islam. Dengan demikian, kita tidak hanya dapat tetap relevan di era modern, tetapi juga tetap teguh dalam menjalani kehidupan Islami yang penuh manfaat dan keberkahan.
Semoga bermanfaat. Wallohu a’lam.