Islamic Parenting: Inilah Cara Mendidik Anak Menurut Imam Al-Ghozali

darulmaarif.net – Indramayu, 17 April 2025 | 08.00 WIB

Di tengah hiruk-pikuk zaman modern yang serba cepat dan penuh distraksi digital, tantangan terbesar orang tua masa kini bukan sekadar menyediakan fasilitas terbaik bagi anak, tapi bagaimana membentuk akhlaknya, mengarahkan hatinya, dan menguatkan jiwanya sejak dini. Banyak orang tua merasa kebingungan—di satu sisi ingin memberi kebebasan, di sisi lain khawatir anak kehilangan arah dan nilai-nilai spiritual dalam hidupnya.

Di sinilah Islam tampil sebagai petunjuk agung. Tak hanya mengajarkan doa untuk anak-anak, tapi juga memberikan panduan praktis dan filosofis dalam mendidik mereka. Salah satu tokoh besar yang membahas hal ini secara mendalam adalah Imam Al-Ghozali, seorang ulama dan filsuf Islam ternama yang karyanya terus relevan lintas zaman.

Dalam kitab magnum opus nya, Ihya ‘Ulumuddin, Imam Al-Ghozali tak hanya membahas soal ilmu dan akhlak, tetapi juga merinci bagaimana seorang anak seharusnya dididik: dari soal kebiasaan kecil sehari-hari hingga pembentukan karakter spiritual yang tahan ujian hidup.

Artikel ini akan mengulas cara mendidik anak menurut Imam Al-Ghozali, lengkap dengan nilai-nilai luhur yang bisa menjadi jawaban atas kegelisahan para orang tua zaman sekarang.

Imam Al-Ghozali menganggap penting pendidikan anak karena anak merupakan amanah dari Alloh SWT bagi kedua orang tuanya, selain tanggung jawab urusan nafkah yang berkaitan dengan pertumbuhan fisik anak.

Beliau menilai urgensi cara orang tua dan lingkungan sekitar yang akan menulis dan membentuk jiwa anak.

Imam Al-Ghozali juga memandang jiwa anak-anak seperti kertas kosong tanpa coretan dan garis apapun.

Jiwa anak-anak siap ditulis dan akan menerima model tulisan apapun yang tercermin dalam jiwanya.

اعلم أن الطريق في رياضة الصبيان من أهم الأمور وأوكدها والصبيان أمانة عند والديه وقلبه الطاهر جوهرة نفيسة ساذجة خالية عن كل نقش وصورة وهو قابل لكل ما نقش ومائل إلى كل ما يمال به إليه

Artinya: “Ketahuilah cara mendidik anak termasuk masalah yang paling penting dan paling urgen. Anak merupakan amanah bagi kedua orang tuanya. Hati mereka suci, mutiara berharga, bersih dari segala ‘ukiran’ dan rupa. Hati anak-anak menerima setiap ‘ukiran’ dan cenderung pada ajaran yang diberikan kepada mereka,” (Imam Al-Ghozali, Ihya Ulumiddin, [Beirut, Darul Fikr: 2018 M/1439-1440 H], juz III, halaman 77).

Imam Al-Ghozali menyarankan dua model pendekatan dalam mendidik anak.

Imam Al-Ghozali menyarankan orang tua untuk membiasakan atau memberikan contoh perbuatan baik dalam keseharian anak.

Orang tua disarankan untuk mengajar kebaikan kepada anaknya. Dua model pendekatan dalam mendidik anak sangat penting.

Pertama, pembiasaan kebaikan dalam hidup keseharian akan membekas dalam jiwa anak.

Kedua, penanaman nilai-nilai kebaikan juga tidak kalah pentingnya untuk memberikan standar kebaikan dalam jiwa anak.

Imam Al-Ghozali mengatakan, orang tua memikul tanggung pendidikan karakter dan pengasuhan anak. Orang tua akan menuai pahala ketika mendidik anaknya dengan baik.

Sebaliknya, orang tua akan memikul dosa yang begitu besar ketika membiarkan begitu saja pertumbuhan anaknya.

Oleh karena itu, orang tua tidak boleh lalai dan abai dalam mendidik, mengasuh, dan membimbing anak.

فإن عود الخير وعلمه نشأ عليه وسعد في الدنيا والآخرة وشاركه في ثوابه أبوه وكل معلم له ومؤدب وإن عود الشر وأهمل إهمال البهائم شقي وهلك وكان الوزر في رقبة القيم عليه والوالي له

Artinya: “Jika orang tua membiasakan dan mengajarkan kebaikan, maka anak akan tumbuh dalam kebaikan dan bahagialah orang tuanya di dunia dan akhirat. Ia pun akan mendapat pahala dari amal saleh yang dilakukan anaknya (tanpa mengurangi hak pahala anak).

Demikian juga berlaku bagi setiap guru dan pendidik. Jika ia membiasakan keburukan dan membiarkan anaknya seperti membiarkan binatang ternak, maka ia akan celaka dan binasa.

Sementara dosanya juga ditanggung pengasuh dan walinya,” (Imam Al-Ghazali, 2018 M/1439-1440 H: III/77). Imam Al-Ghozali mengutip Al-Qur’an Surat At-Tahrim ayat 6.

Menurutnya, Surat At-Tahrim ayat 6 menyiratkan tanggung jawab besar orang tua dalam mendidik, membimbing, dan mengasuh anak.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا

Artinya: “Wahai orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka,” (QS. At-Tahrim Ayat 6)

Imam Al-Ghozali mengingatkan orang tua untuk lebih memperhatikan pendidikan, bimbingan, dan pengasuhan anak, tidak mengabaikan mereka tanpa pendidikan agama dan pendidikan akhlak dalam kesehariannya.