darulmaarif.net – Indramayu, 13 November 2022 | 16.00 WIB
Rihlah dalam istilah bahasa Arab adalah praktik menempuh perjalanan panjang bahkan hingga ke luar negeri. Rihlah merupakan kebutuhan sekunder setiap individu. Meskipun kebutuhan sekunder, siapapun orangnya pasti butuh yang namanya liburan.
Rihlah, atau bepergian untuk mengunjungi tempat-tempat wisata, yang menjadi tempat liburan untuk bersenang-senang bersama keluarga, sahabat, atau rekan kerja dapat menjadi sarana untuk mencairkan pikiran yang beku, hati yang gelisah, dan kondisi yang menjenuhkan. Rihlah ini bukan hanya sebagai ajang untuk liburan dan bersenang-senang belaka, tetapi juga sebagai sarana tadabbur melihat hamparan keindahan ciptaan Alloh di Bumi ini.
Dalam rangka demikian, pondok pesantren Darul Ma’arif memiliki program rihlah untuk para santri yang diadakan setiap hari minggu sepekan sekali, secara kondisional. Salah satu tujuan dari program rihlah, menurut Direktur pondok pesantren Darul Ma’arif Ust. Faisal Hasri, S.Kom adalah untuk menyegarkan otak dan jiwa para santri dan santriwati yang sudah terbebani oleh banyaknya agenda belajar.
“Sebenarnya kegiatan jalan-jalan atau kami biasa sebut rihlah ini agak lain ya dengan pondok-pondok lain pada umumnya, tapi ini unik. Hal ini mengajarkan pada anak-anqk bahwa belajar itu tidak terbatas ruang kelas. Belajar dari sekitar, belajar dari hal-hal yang tidak ada di dalam pondok pesantren. Seperti rihlah Minggu ini, kami pergi ke museum Keraton kasepuhan Cirebon. Saya bisa pastikan mereka bisa mendapatkan pengetahuan baru tentang sejarah yang tidak mereka dapatkan di pondok. Karena seperti pada umumnya pondok pesantren mengajarkan sejarah yang dimuat dalam kitab-kitab, yang pastinya di dalam kitab kuning tersebut tidak memuat sejarah Cirebon atau Indonesia.” Ungkap Ustadzah Aniq, salah satu pembimbing rihlah.
Ahad pagi tadi, sejumlah santri putri berangkat rihlah ke salah satu Kraton yang ada di Cirebon, yaitu Kraton Kasepuhan-Cirebon. Kegiatan rihlah kali ini diikuti dia rombongan bus sekolah beserta ustadz/ustdzah pembimbingnya. Sebelum berangkat, ustadz/ustadzah memastikan semua santri sudah berada dalam bus dan duduk dengan tenang di tempatnys masing-masing. Bus rombonganpun melaju ke destinasi wisata cagar budaya Keraton Kasepuhan Cirebon, tentu diawali dengan bacaan do’a bersama dengan harapan rombongan sampai di tempat tujuan dengan selamat tanpa halangan apapun.
Sesampainya di tempat tujuan, rombongan santri putri berhamburan dengan riang-gembira melakukan swafoto bersama teman dan juga ustadz/ustadzah pembimbingnya, rihlah bersama teman santri terasa lebih menyenangkan. Setelah dibagikan tiket masuk, seluruh para santri putri terlebih dahulu memasuki area Keraton. Di dalamnya, para mereka dapat melihat-lihat peninggalan sejarah pemerintahan sejak zaman Syekh Syarif Hidayatullah atau yang akrab dikenal sebagai Sunan Gunung Jati.
Setelah puas meng-explore area Keraton, para santri selajutnya dipersilahkan untuk melihat museum Keraton, disana banyak peninggalan-peninggalan artefak sejarah, baik yang berbentuk pusaka maupun pustaka, tentu tetap dalam pantauan ustadz/ustadzah dan tour guide pendamping.
Setelah hari sudah mulai gelap, tepat jam 16.00 WIB, rombongan rihlah pun pulang kembali ke pondok. Para santri berkumpul di satu titik yang sudah ditentukan oleh ustadz/ustadzah pendamping sebelum masuk ke dalam bus dan bersiap untuk kembali ke pondok pesantren Darul Ma’arif.
Seluruh rombongan santri, meski terlihat lelah mereka begitu menikmati indahnya kegiatan rihlah yang diadakan pondok pesantren Darul Ma’arif ini. Agenda rihlah akan terus berlanjut, rombongan rihlah akan di rolling bergiliran setiap minggu sekali, tentu dengan ustadz/ustadzah pembimbingya masing-masing.
“Ayo mondok, mondok itu keren.” Tertarik memondokkan anaknya di pondok pesantren Darul Ma’arif, segera dagtarkan putra dan putrinya. Ini link pendaftarannya: https://bit.ly/pendaftaranPPDM23-24