Wajib Tahu! Ini Perbedaan Nuzulul Qur’an dan Lailatul Qodar

darulmaarif.net – Indramayu, 08 April 2023 | 06.00 WIB

Nuzulul Qur’an adalah waktu turunnya Al-Qur’an yang bertepatan dengan malam yang disebut Lailatul Qadar. Alloh Swt menurunkan Al-Qur’an pada Lailatul Qadar. Sebagaimana firman Alloh Swt dalam Surat Al-Qodr ayat 1-5.

Namun meskipun begitu, Nuzulul Qur’an sering diperingati pada malam 17 Ramadhan, sementara umum diketahui bahwa malam Lailatul Qodar jatuh pada sepertiga malam yang terakhir bulan Ramadhan. Mengapa bisa berbeda ? Alloh Swt berfirman:

إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ. وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ. لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ. تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ. سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

Artinya: “Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan. Tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril atas izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qodr 1-5)

Para Ulama berbeda pendapat tentang dlomir “hu” atau kata ganti yang merujuk kepada Al-Qur’an dalam ayat pertama. Apakah Al-Qur’an yang dimaksud dalam ayat itu adalah keseluruhannya, artinya Alloh Swt menurunkan Al-Qur’an sekaligus dari Lauhil Mahfudz ke Baitul ‘Izzah (langit dunia) pada malam Lailatul Qodar, ataukah sebagiannya, yaitu bahwa Alloh Swt menurunkan pertama kali Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad Saw, yaitu surat Al-‘l’Alaq Ayat 1-5 pada malam Lailatul Qodar?

وَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ أُنْزِلَ الْقُرْآنَ مِنَ اللَّوْحِ الْمَحْفُوظِ جُمْلَةً وَاحِدَةً إِلَى الْكَتَبَةِ فِي سَمَاءِ الدنيا، ثم نزل بِهِ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ نُجُومًا- يَعْنِي الْآيَةَ وَالْآيَتَيْنِ- فِي أَوْقَاتٍ مُخْتَلِفَةٍ فِي إِحْدَى وَعِشْرِينَ سَنَةً.

Artinya: “Sahabat Ibnu Abbas berkata, Al-Qur’an diturunkan dari Lauhil Mahfudz secara menyeluruh kepada para malaikat pencatat wahyu di langit dunia (Sama-id dunya), kemudian malaikat Jibril turun membawanya secara berangsur, satu dan dua ayat, di waktu yang berbeda-beda selama 21 tahun.” (Syekh Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad al-Qurthubi, al-Jami’ li Ahkamil Qur’an/Tafsir al-Qurthubi, juz 2, hal. 297).

Dalam sebuah riwayat disebutkan, Ibnu ‘Abbas R.a menjelaskan bahwa Al-Qur’an yang diturunkan pada Lailatul Qodar keseluruhnya; baru kemudian secara berangsur diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. (HR. Imam Ath-Thobroni).

Sementara itu, Nuzulul Qur’an selalu diperingati pada tanggal 17 Ramadhan, dengan mengadakan pengajian, tadarusan, idaroh, atau tabligh akbar, dan bukan pada malam Lailatul Qodar. Hal ini didasarkan pada pendapat yang menyatakan bahwa pada tanggal tersebut Rosulullah Saw pada umur 41 tahun mendapatkan wahyu pertama kali. Yaitu surat Al-‘Alaq ayat 1-5 ketika beliau berkonteplasi (berkhalwat) di Goa Hiro, Jabal Nur, kurang lebih 6 km dari Mekkah.

Nuzulul Qur’an yang diperingati oleh umat Islam dimaksudkan itu adalah sebagai peringatan turunnya ayat Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad Saw yakni ayat 1-5 Surat Al-‘Alaq.

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ. خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ. اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ. الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ. عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ

Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Q.s Al-‘Alaq ayat 1-5)

Adapun Lailatul Qodar merujuk kepada malam diturunkannya Al-Qur’an dari Lauhil Mahfudz ke Baitul ‘Izzah atau langit dunia.

Yang dimaksud “diturunkan pada malam Lailatul Qadr” adalah al-Quran 30 Juz diturunkan secara keseluruhan di langit dunia yang kemudian diturunkan secara berangsur-angsur oleh malaikat Jibril pada Nabi Muhammad Saw sesuai kondisi yang dibutuhkan selama 20/21 tahun.

(إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ) [القدر : 1]. وفي هذا دليل على أن ليلة القدر إنما تكون في رمضان لا في غيره. ولا خلاف أن القرآن أنزل من اللوح المحفوظ ليلة القدر – على ما بيناه – جملة واحدة ، فوضع في بيت العزة في سماء الدنيا ، ثم كان جبريل صلى اللّه عليه وسلم ينزل به نجما نجما في الأوامر والنواهي والأسباب ، وذلك في عشرين سنة. وقال ابن عباس : أنزل القرآن من اللوح المحفوظ جملة واحدة إلى الكتبة في سماء الدنيا ، ثم أنزل به جبريل عليه السلام نجوما – يعني الآية والآيتين – في أوقات مختلفة في إحدى وعشرين سنة.

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan.”(QS. 97:1). Dalam ayat ini menunjukkan bahwa malam Lailatul Qodar hanya terdapat pada bulan Ramadhan, tidak terdapat pada bulan lainnya, dan tidak terdapat perbedaan pendapat antara Ulama bahwa al-Qur’an secara keseluruhan diturunkan oleh Alloh di malam tersebut, kemudian diletakkan di tempat ‘Izzah (keluhuran) pada langit dunia dan kemudian Malaikat Jibril As. Menurunkannya pada Nabi Muhammad Saw secara berangsur-angsur sesuai kondisi baik yang terkait dengan segala perintah, larangan atau sebab-sebab lainnya selama dua puluh tahun.

Ibn Abbas Ra berkata: “Al-Qur’an yang mulia diturunkan secara keseluruhan diturunkan oleh Allah dimalam Lailatul Qodar pada langit dunia dan kemudian Malaikat Jibril As. Menurunkannya pada Nabi Muhammad Saw secara berangsur-angsur pada waktu yang berbeda-beda selama dua puluh satu tahun. (Al-Jaami’ Li Ahkaamil Qur’an juz II/297)

Dikisahkan bahwa pada malam itu langit menjadi bersih, tidak nampak awan sedikitpun, suasana tenang dan sunyi, tidak dingin dan tidak panas.

Semoga bermanfaat. Wallohu a’lam.