Wajib Tahu! Hindari 7 Hal yang Dapat Hapus Pahala Puasa

darulmaarif.net – Indramayu, 24 Maret 2023 | 09.00 WIB

Ibadah puasa tidak hanya memiliki ketentuan hukum yang menentukan sah tidaknya puasa, tetapi juga memiliki beberapa hal atau adab tertentu yang bisa menghapus pahala puasa Ramadhan itu sendiri.

Hal-hal yang bisa menghapus pahala puasa Ramadhan ini sangat penting untuk diperhatikan karena menentukan kualitas ibadah ini di hadapan Alloh Swt.

Hal yang Bisa Menghapus Pahala Puasa Ramadhan
Imam Al-Ghozali dalam risalahnya berjudul al-Adab fid Diin dalam Majmu’ah Rasail al-Imam al-Ghazali (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, t.th., halaman 439), menyebutkan ada beberapa hal yang harus dihindari orang berpuasa sebagai berikut:

آدَابُ الصِّيَامِ: طَيِّبُ اْلغِذاَءِ، وَتَرْكُ اْلمِرَاءِ، وَمُجَانَبَةُ اْلغِيْبَةِ، وَرَفْضُ اْلكَذِبِ، وَتَرْكُ اْلآذَى ، وَصَوْنُ اْلجَوَارِحِ عَنِ اْلقَبَائِحِ

Artinya: “Adab berpuasa, yakni: mengonsumsi makanan yang baik, menghindari perselisihan, menjauhi ghibah (menggunjing orag lain), menolak dusta, tidak menyakiti orang lain, menjaga anggota badan dari segala perbuatan buruk.”

  1. Menjauhi Ghibah
    Hal yang bisa menghapus pahala puasa

Ramadhan yakni menggunjing orang lain. Jika di luar bulan Ramadhan saja tidak baik, apalagi menggunjing selama puasa di bulan suci ini. Tentu dosanya lebih besar dan dapat menghilangkan pahala berpuasa itu sendiri. Oleh karena itu setiap orang yang berpuasa perlu menyadari hal ini sehingga bisa bersikap hati-hati dalam menjaga lisannya.

Lisan memang merupakan salah satu organ manusia yang paling banyak mendatangkan dosa apabila kita tidak berhati-hati. Artinya banyak dosa yang diakibatkan ketidak mampuan menjaga lisan, seperti menggunjing, memfitnah dan sebagainya. Hal ini sejalan dengan hadits Rosululloh Saw yang diriwayatkan Imam Bukhori sebagai berikut:

سَلَامَةُ اْلِإنْسَانِ فِي حِفْظِ الِّلسَانِ

Artinya: “Keselamatan manusia bergantung pada kemampuannya menjaga lisan.”

  1. Tidak Berkata Dusta dan Sumpah Palsu

Menolak berkata dusta merupakan hal penting sebab sekali berdusta akan cenderung berdusta lagi untuk menutupi dusta sebelumnya. Di saat puasa, harus mampu menghindari berkata dusta karena dusta dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan pahala berpuasa.

Juga, harus mampu menahan diri dari melakukan sumpah palsu sebab hal ini juga dapat merusak kualitas ibadah puasa kita. Tentu saja tidak hanya kualitas ibadah puasa kita menjadi menurun akibat dusta dan bersumpah palsu, tetapi juga kita akan mendapatkan dosa yang lebih besar. Hal tersebut sebagaimana disinggung Rasulullah dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh At-Thobroni sebagai berikut:

فَاتَّقُوا شَهْرَ رَمَضَانَ فَإِنَّ الْحَسَنَاتِ تُضَاعَفُ فِيهِ وَكَذَلِكَ السَّيِّئَاتُ

Artinya: “Takutlah kalian terhadap bulan Ramadhan karena pada bulan ini, kebaikan dilipatkan sebagaimana dosa juga dilipat-gandakan.”

  1. Menjaga anggota badan dari segala macam perbuatan buruk

Di bulan Ramadhan khususnya, hendaklah dapat menjaga tangan agar tidak digunakan untuk maksiat seperti memukul orang lain ataupun mencuri, dan sebagainya. Kaki juga harus dijaga sebaik mungkin dengan tidak menggunakannya untuk pergi ke tempat-tempat tertentu untuk berbuat maksiat dan sebagainya.

Demikian pula mata dan telinga hendaklah selalu dijaga sebaik-baiknya agar tidak digunakan untuk melakukan perbuatan maksiat yang dosanya dilipatkan dalam bulan suci ini.

Rosulullloh Saw dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad sebagai berikut:

.كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إلاَّ اْلجُوْعُ وَاْلعَطَسُ

Artinya: “Banyak orang yang berpuasa, namun mereka tidak mendapatkan apa pun selain dari pada lapar dan dahaga.”

  1. Tidak Berkata Kotor

Hal yang bisa menghapus pahala puasa berikutnya yakni berkata kotor atau keji. Saat berpuasa, Muslim diharuskan untuk meninggalkan semua perkataan kotor dan keji serta perkataan yang membawa kepada kefasikan dan kejahatan. Termasuk di dalamnya adalah ghibah (bergunjing), namimah (menagdu domba), dusta dan kebohongan.

Meski tidak sampai membatalkan puasanya, namun pahalanya hilang di sisi Alloh Swt. Sedangkan perbuatan itu sendiri hukumnya haram baik dalam bulan Ramadhan atau di luar Ramadhan. Berikut hadits-nya:

Dari Abi Hurairah ra bahwa Rosululloh Saw bersabda, “Siapa yang tidak meninggalkan perkataan kotor dan perbuatannya, maka Allah tidak butuh dia untuk meninggalkan makan minumnya (puasanya). (HR Imam Bukhori, Abu Daud, At-Tirmidzy, An-Nasai, Ibnu Majah)

Apabila kamu berpuasa, maka jangan berkata keji dan kotor. Bila ada orang mencacinya atau memeranginya, maka hendaklah dia berkata, ”Sungguh aku sedang puasa.”

Dari Abi Hurairah ra berkata bahwa Rosululloh Saw bersabda, “Janganlah kamu melakukan rafats dan khashb pada saat berpuasa. Bila orang mencacinya atau memeranginya, maka hendaklah dia berkata, “Aku sedang puasa.” (HR Imam Bukhori dan Muslim)

  1. Meninggalkan nafsu dan syahwat
    Ada nafsu dan syahwat tertentu yang tidak sampai membatalkan puasa, seperti menikmati wewangian, melihat sesuatu yang menyenangkan dan halal, mendengarkan dan meraba. Meski pada dasarnya tidak membatalkan puasa selama dalam koridor syar‘i, namun disunnahkan untuk meninggalkannya.

Seperti bercumbu antara suami istri selama tidak keluar mani atau tidak melakukan hubungan seksual, sesungguhnya tidak membatalkan puasa. Tetapi sebaiknya hal itu ditinggalkan untuk mendapatkan keutamaan puasa.

  1. Menghindari Perselisihan

Pertengkaran atau perselisihan bisa terjadi kapan saja. Tetapi orang-orang berpuasa sangat dianjurkan menjaga kesucian bulan Ramadhan dengan tidak melakukan pertengkaran. Untuk itu diperlukan kesadaran penuh untuk menahan diri dari emosi yang dapat menjurus pada pertengkaran.

Hal ini sejalan dengan hadits Rosululloh Saw yang dirawayatkan oleh Bukhari berikut ini:

وَإِنِ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ: إِنِّي صَائِمٌ مَرَّتَيْنِ

Artinya: “Dan jika seseorang mengajak bertengkar atau mencela maka katakanlah, ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa. (Ucapkan hal ini dua kali)’.”

Jadi ungkapan “Aku sedang berpuasa” sebagaimana dimaksudkan dalam hadits di atas adalah menyatakan ketidak sanggupan untuk berselisih atau bertengkar dengan pihak lain di bulan Ramadhan. Intinya sangat dianjurkan untuk bisa menjaga perdamaian dan kerukunan bersama di saat sedang berpuasa.

  1. Tidak Menyakiti Orang Lain

Menyakiti orang lain baik secara fisik maupun secara verbal merupakan perbuatan tercela. Setiap perbuatan tercela berdampak langsung terhadap kualitas ibadah puasa kita.

Ibadah puasa yang dijalani dengan susah payah dengan menahan dahaga dan lapar dari pagi dini hari hingga saat maghrib, akan sia-sia tanpa pahala apabila tidak mampu menahan diri dari perbuatan-perbuatan yang dapat menyakiti orang lain.

Menyakiti orang lain merupakan kezaliman dan oleh karenanya merupakan kemaksiatan. Oleh karena itu, betapa pentingnya selalu mengingat bahwa di dalam bulan Ramadhan kita benar-benar harus dapat menjaga lisan agar tidak sekali-kali menggunakannya untuk menyakiti orang lain seperti memfitnah, menghina dan lain sebagainya.

وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ ، فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَصْخَبْ ، فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ ، أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّى امْرُؤٌ صَائِمٌ .

“Jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa, maka janganlah berkata-kata kotor, dan jangan pula bertindak bodoh. Jika ada seseorang yang mencelanya atau mengganggunya, hendaklah mengucapkan: sesungguhnya aku sedang berpuasa.” (HR. Bukhari no. 1904 dan Muslim no. 1151)

Demikianlah 7 hal yang dapat menghapus pahala puasa Ramadhan. Muslim wajib mengetahui dan menghindarinya agar pahala ibadah puasa tidak hilang.

Semoga Bermanfaat. Wallohu a’lam.