darulmaarif.net – Indramayu, 02 Maret 2023 | 14.00 WIB
Hari ini, bertepatan dengan tanggal 02 Maret 2023 adalah hari bersejarah bagi IPPNU. Organisasi Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama atau yang disingkat IPPNU berdiri pada tanggal 2 Maret 1955 di Kota Malang Jawa Timur. Pendiri sekaligus ketua umum pertamanya bernama Hj. Umroh Machfudzoh. Pada awalnya, organisasi ini berdiri agar dapat melakukan pembinaan dan pengkaderan terhadap remaja putri NU yang masih duduk di bangku sekolah/madrasah tingkat menengah, tingkat atas, dan santri putri-yang statusnya setara dengan sekolah-sekolah tersebut.
Menuju perkembangan selanjutnya, sesuai dengan situasi dan kondisi zaman, di tahun 1988, organisasi ini berubah menjadi Ikatan Putri Putri Nahdlatul Ulama. Hal tersebut membuat sasaran organisasi IPPNU tidak lagi hanya terbatas pada pelajar putri saja, namun semua putri NU, baik pelajar, santri, atau siapa pun puti NU.
Namun, perubahan akronim ini kemudian telah disalah-artikan menjadi gerakan bebas yang bias. Sehingga merembet pada poltik praktis, lalu basis awal yang harus diperjuangkan menjadi terbengkalai. Terlebih visi intelektual yang selama puluhan tahun menjadi spirit bagi perjuangan IPPNU menjadi hilang sama-sekali.
Kemudian pada tahun 2003, organisasi IPPNU selanjutnya memperjelas lagi mengenai wadah perjuangannya di basis awal, yaitu pelajar putri. Hal tersebut disepakati secara nasional dengan mengubah kembali akronimnya menjadi “Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama”.
Akan tetapi, arti yang dimaksud dalam kata “Pelajar Putri” pada tahun 2003 berbeda dengan “Pelajar Putri” yang dimaksudkan pada tahun ‘55. Pelajar putri yang dimaksud pada tahun 2003 diartikan sebagai sebuah kelompok generasi muda yang mengawal visi intelektual kepelajaran dan pada fase usia mulai 12 tahun hingga 30 tahun.
Kebijakan ini sudah memasuki periode ketiga dalam kepengurusan Pimpinan Pusat (PP) IPPNU (sejak 2003-2009), tetapi bentuk realisasi dan konsolidasi yang dilakukan belum maksimal. Maka kemudian dalam forum Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IPPNU Tahun 2010, merekomendasikan peremajaan usia untuk anggota IPPNU ialah 27 tahun. Pun garapan organisasi ini kemudian fokus pada pelajar dan santri.
Tujuan Berdirinya IPPNU
Tujuan organisasi IPPNU adalah terbentuknya pelajar putri Indonesia yang bertakwa kepada Allah SWT, berilmu, berakhlak mulia dan berwawasan kebangsaan serta bertanggung jawab atas tegak dan terlaksananya syariat Islam menurut paham Ahlussunah wal Jamaah An Nahdiyah dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dan UUD 1945.
Mars IPPNU
Sirnalah gelap terbitlah terang
Mentari timur sudah bercahya
Ayunkan langkah pukul genderang
S’gala rintangan mundur semua
Tiada laut sedalam iman
Tiada gunung setinggi cita
Sujud kepala kepada Tuhan
Tegak kepala lawan derita
Di malam yang sepi di pagi yang terang
Hatiku teguh bagimu ikatan
Di malam yang hening di hati membakar
Hatiku penuh bagimu pertiwi
Mekar seribu bunga di taman
Mekar cintaku pada ikatan
Ilmu kucari amal kuberi
Untuk agama, bangsa, negeri
Berikut nama-nama Ketum PP IPPNU sejak 1955 hingga 2022:
Hj. Umroh Machfudzoh (1955-1956) (Pendiri & Katua Umum Pertama IPPNU)
Basyiroh Soimuri (1956-1968)
Basyiroh Soimuri (1968-1960)
Mahmudah Nachrawi (1960-1963)
Farida Mawardi (1963-1966)
Mahsanah Asnawi (1966-1970)
Ratu Ida Mawaddah (1970-1976)
Misnar Ma’ruf (1976-1981)
Titin Asiyah (1981-1988)
Ulfah Masfufah (1988-1996)
Safira Mahrusah (1996-2000)
Ratu Dian Hatifah (2000-2003)
Siti Soraya Devi (2003-2006)
Wafa Patria Ummah (2006-2009)
Margareth Aliyatul Munna (2010-2012)
Farida Farichah (2012-2015)
Putri Hasni (2015-2018)
Nurul Hidayatul Ummah (2019-2022)
Washfi Velasufah (2022-2025)
Demikian mengenai sejarah ringkas berdirinya IPPNU dan Ketua Umum Pimpinan Pusat Tahun 1955-2023. Semoga informasi ini bisa bermanfaat, terutama untuk anggota IPPNU di seluruh tanah air dan manca negara yang akan menggelar Kongres XIX di NTB pada bulan Juli mendatang.