darulmaarif.net – Indramayu, 01 Desember 2022 | 14.00 WIB
Menindaklanjuti pembentukan panitia Forum Pondok Pesantren (FPP) Indramayu sekaligus membahas Perbup yang berisi tentang sumber pembiayaan penyelenggaraan fasilitas pesantren yang dilaksanakan di PP. Uniq Al-Ikromiyah, Kandanghaur pada hari Jumat (12/09/22), FPP Indramayu menggelar pelantikan sekaligus rapat kerja perdana ke-1 yang bertempat di hotel Handayani, Kepandean-Indramayu pada hari Kamis (01/12/22).
Acara tersebut dihadiri oleh seluruh perwakilan anggota FPP Indramayu yang berjumlah 150 pondok pesantren. Bahkan, ada perwakilan FPP yang jauh dari Pangandaran turut hadir dalam menyambut acara tersebut.
Selain itu, hadir pula DR. KH. Edy Komarudin selaku ketua FPP Jawa Barat, kepala Kemenag Indramayu Drs. H. Moh. Mulyadi, M.M.Pd, K.M. Mustofa Ketua PCNU Indramayu, Baznas Indramayu, Direktur Bank Muamalat Indramayu, serta Hj. Nina Agustina, S.H.,M.H.,C.R.A Bupati Indramayu.
Dengan tema “Menyambut Peradaban Baru Pondok Pesantren”, KH. Azun Mauzun selaku ketua FPP Indramayu menyampaikan dalam sambutannya bahwa Perda Pondok Pesantren yang nanti akan ditandatangani dan disahkan oleh Bupati Indramayu kita adalah Perda perdana di Jawa Barat.
“Sebentar lagi ibu Bupati akan menandatangani Perbup pesantren. Secara tidak langsung, para pondok pesantren yang ada di Indramayu di tahun 2023 ini adalah kalian berhak mendapatkan hak-haknya dari pemerintahan Kabupaten Indramayu.” Ungkap Kang Ajun, sapaan akrab KH. Azun Mauzun dalam sambutannya.
Pada kesempatan itu juga, DR. KH. Edy Komarudin menyampaikan bahwa ke depan, tentu dengan format peradaban baru pondok pesantren yang digaungkan oleh FPP Indramayu ini diharapkan semakin maju. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan ada tiga poin penting yang harus diperhatikan dalam pelantikan sekaligus rapat kerja perdana FPP Indramayu.
“Pertama, tugas FPP ini untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat terkait pendidikan pesantren dalam bukti sebagai lembaga pendidikan. Kedua, tugas berat dari FPP ini adalah bagaimana menciptakan para kader dan alumni pesantren yang menjadi pelopor terdepan dalam dakwah melalui lini media. Jangan sampai dakwah itu diurus oleh orang-orang yang tidak pernah mesantren, ini bahaya. Dalam hal ini pesantren sebagai lembaga dakwah tentu harus membuat pola, mendidik, melatih dan mengembangkan alumni-alumninya agar menguasai media dakwah ditengah-tengah masyarakat kita saat ini. Terkahir, pesantren yang mempunyai fungsi sebagai lembaga pemberdayaan, saya sendiri tidak khawatir terhadap Indramayu karena banyak pesantren-pesantren yang para pimpinannya itu sudah melek ekonomi, melek dengan kesejahteraan dan melek pemberdayaan.
Menyambut suasana khidmat pelantikan dan rapat kerja FPP Indramayu, Bupati Indramayu Nina Agustina mengucapkan selamat bagi saudara-saudara yang baru saja dilantik, semoga pelantikan FPP ini menjadi penyemangat dan awal yang baik bagi Forum Pondok Pesantren dalam berikhtiar mencapai tujuannya.
“Selain pelantikan, Forum Pondok Pesantren Indramayu juga melakukan rapat kerja yang pertama, momentum ini bisa juga kita jadikan catatan bersama. Untuk menyusun rencana program dan rencana kegiatan yang sebaik-baiknya, sesuai dengan tujuan organisasi demi kontribusi dan kiprah bersama untuk membangun Indramayu lebih maju lagi, kita sebenarnya maunya sih memberikan bantuan kepada semua masyarakat, terutama kepada organisasi-organisasi yang ada di Indramayu, tapi kalau tidak tercatat kita bingung ini uangnya siapa? Jadi, ayo disusun yang sebaik-baiknya untuk program untuk kegiatan-kegiatan yang ada di FPP. Diketahui bersama, bahwa untuk mensuskeskan pembangunan daerah membutuhkan peran serta seluruh pihak, termasuk dalam hal ini pesantren sebagai pusat pembinaan mental, moral dan agama bagi para santrinya. Selain itu, pesantren yang ada ditengah masyarakat juga mampu memberikan tauladan bagi masyarakat yang dimulai dari pembinaan pribadi, keluarga, lingkungan pemukiman dan pekerjaan hingga mencakup lebih luas yaitu daerahnya.” Sambut Nina Agustina, yang biasa disapa Tamara oleh KH. M. Musthofa dalam candaannya.
Nina juga berpesan jangan sampai daerah Indramayu punya stigma negatif dan terkenal dengan stereotif RCTI nya, yaitu Rangda Cilik Turunan Indramayu. Sebab Indramayu dulu terkenal banyak rangda (janda) muda, alias masih mudah sudah jadi janda, ini ironis, katanya.
“Jangan sampai Indramayu masih dikenal dengan RCTI nya, yaitu Rangda Cilik Turunan Indramayu. Karena kyai-kyai besar ini lahir dan datang dari rahim Indramayu, kenapa yang terkenal malah RCTI nya? Yuk, kita yang ada di FPP dan semua organisasi keagamaan yang ada di Indramayu bagaimana menciptakan Indramayu yang bermartabat sekaligus religius. Mari kita bersama-sama membangun peradaban baru Indramayu yang lebih baik lagi ke depannya.” Pungkas Nina dalam sambutannya.
Acara pelantikan dan rapat kerja FPP Indramayu ditutup pembacaan doa oleh KH. M. Musthofa selalu ketua PCNU Indramayu.