darulmaarif.net – Indramayu, 20 Juli 2023 | 16.00 WIB

Bagi yang ingin mengulangi jima’ atau persenggamaan dengan pasangannya (suami-istri) disunnahkan untuk berwudlu di antara dua aktivitas tersebut. Rasululloh Saw. mengatakan bahwa hal itu lebih menyemangati dalam hubungan intim berikutnya. Pengulangan Persenggamaan biasa dilakukan oleh pengantin muda atau yang lama kangen tak berjumpa dengan istri.
Namun bolehkah pasangan suami istri (nambah) berhubungan intim lagi, akan tetapi nambahnya ada jeda 2 sampe 3 jam setelah jima’ yang pertama, tapi mereka belum mandi junub.
Mayoritas Ulama Membolehkan hal tersebut, walaupun tanpa mandi terlebih dahulu, tapi Disunnahkan saat hendak mengulangi adegan senggama untuk terlebih dahulu menjalankan wudlu dan membasuh kemaluan.
قال أصحابنا ويكره للجنب أن ينام حتي يتوضأ ويستحب إذا اراد أن يأكل أو يشرب أو يطأ من وطئها أولا أو غيرها أن يتوضأ وضوءه للصلاة ويغسل فرجه في كل هذه الاحوال
“Para pengikut Imam as-Syafi’i: “Dimakruhkan bagi orang junub tidur hingga ia wudlu dan disunahkan bila hendak makan atau minum atau menggauli istri yang ia gauli pertama atau lainnya menjalankan wudlu sebagaimana wudlu saat ia hendak sholat dan juga disunahkan membasuh kemaluannya dalam semua keadaan tersebut”. (Al-Majmuu’ ala Syarhil Muhaddzab Juz II/156)
Yang dimaksud dengan “wudlu sebagaimana wudlu saat ia hendak sholat” adalah wudlu yang ia jalankan seperti halnya ia hendak menjalankan shalat dari segi tatacaranya dimulai dari membasuh muka diakhiri membasuh kedua kaki.
Sedangkan niatnya dapat menggunakan niat yang tidak bertentangan dengan keadaan hadats besarnya misalkan boleh baginya niat:
NAWAITUL WUDLUU-A
وأما كون الوضوء يستحب لمعاودة الوطء، فلحديث أبي سعيد، قال: قال النبي صلّى الله عليه وسلم : «إذا أتى أحدكم أهله، ثم أراد أن يعاود، فليتوضأ بينهما وضوءاً» (4) وزاد الحاكم: «فإنه أنشط للعود» لكن الغسل لمعاودة الوطء أفضل من الوضوء؛ لأنه أنشط. (4) رواه مسلم وابن خزيمة والحاكم (سبل السلام:89/1).
“Sedang keberadaan wudlu disunahkan saat hendak mengulang persenggamaan sebab berdasarkan hadits riwayat Abi Sa’id Rodliyallohu ‘anhu, berkata: Nabi Muhammad Saw bersabda: “Saat salah seorang diantara kalian mendatangi istrinya dan berkehendak mengulanginya maka berwudhulah diantara keduanya dengan wudhu yang sempurna”. al-Hakim menambahkan “Karena yang demikian lebih membuat gairah seksual saat kembali mengulangi adegan intim”. Hanya saja menggunakan sarana mandi saat hendak mengulangi senggama lebih utama ketimbang wudlu karena mandi semakin dapat membuat gairah bertambah.” (Subulus Salam Juz I/89).
( رخص للجنب إذا أراد أن يأكل أو يشرب أو ينام أن يتوضأ وضوءه للصلاة ) أي الوضوء الشرعي
“Diberikan dispensasi (kemurahan) bagi orang Junub saat hendak makan, minum ataupun tidur melakukakan wudhu sebagaimana wudhu saat ia hendak shalat. Artinya wudlu yang sesuai syariat baik dalam pelaksanaan ataupun saranya.” (Tuhfatull Ahwaadzy III/190)
Semoga bermanfaat. Wallohu a’lam.