Muslim Harus Tahu! Ini 5 Tahapan Umur Manusia Menurut Sayyid ‘Abdulloh al-Haddad

darulmaarif.net – Indramayu, 19 November 2022 | 20.00 WIB

Hampir semua pondok pesantren yang berfaham ahlus sunnah wal jama’ah dan umat Islam di seluruh dunia, baik di majlis-masjis ta’lim, pengajian rutinan ada tradisi pembacaan Rothibul Haddad yang sudah masyhur di mana-mana.

Al-‘Allamah al-Imam as-Sayyid ‘Abdulloh bin Alwi al-Haddad al-Alawi al-Husaini al-Hadhromi as-Syafi’i adalah Syaikhul Islam, ulama dalam bidang fikih dan aqidah asy’ariyah, Ia mendapatkan gelar Syaikh al-Islam, Quthbud-Da’wah wal-Irsyad dan dikenal sebagai Pembaharu Thoriqot ‘Alawiyyah. Penganjur dan pemimpin utama dalam bidang dakwah dan pendidikan, imam pada zamannya yang selalu berdakwah di jalan Alloh, berjuang demi membela agama Islam yang suci dengan lisan dan penanya, menjadi tumpuan dan rujukan umat dalam menuntut ilmu dan pengetahuan.

Habib Abdulloh al-Haddad ditakdirkan sejak kecil matanya buta. Akan tetapi Allah memberinya nurul-bashiroh (cahaya mata bathin), tajam dalam melihat dan menganalisa keadaan, dimudahkan dalam menghapal dan memahami pelajaran dan bersemangat serta sungguh-sungguh dalam belajar.

Kitab-kitab karyanya sampai sekarang dibaca, dikaji, dan sebagai materi pengajian di dunia Islam, khususnya di Yaman. Sedangkan di Indonesia, kitab-kitabnya banyak dikaji dan dijadikan bahan ajar pengajian para kiyai dan santri kalangan Nahdhiyyin dan tentu saja di kalangan Habaib sendiri.

Di antara kitab karyanya yang terkenal yaitu an-Nashaihud-Diniyah, ad-Da’watut-Tammah, Risalatul-Mu’awanah, dan Sabilul Iddikar wal I’tibar bima Yamurru bil-Insan wa Yanqodhi Lahu Minal-A’mar.

Dalam kitab Sabilul Iddikar, imam al-Haddad menjelaskan tentang beberapa hal dan keadaan yang terjadi dalam kehidupan manusia dalam 5 tahapan umur manusia.

  1. Masa perpindahannya sejak pertama

Alloh telah mengeluarkan keturunan ini dari punggung Adam setelah la menitipkannya di dalamnya ketika la mengeluarkan mereka bersamaan untuk mengadakan perjanjian pengikraran akan keesaan dan ketuhanan, peristiwa ini terjadi di lembah Nu’man yaitu sebuah lembah di dekat padang Arafah seperti yang Allah sebutkan dalam firman-Nya : “Dan (Ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman) : “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab : “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan : “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).” (Qs. Al-A’raaf : 172)

Disebutkan dalam sebuah riwayat : “Ketika Allah swt mengambil persaksian atas mereka (para anak cucu Adam as), la menuliskan sebuah tulisan atas perjanjian ini dan menyimpannya di dalam Hajar Aswad, inilah arti ucapan orang yang hendak mencium Hajar Aswad saat bertawaf di Ka’bah : “Ya Allah, kami beriman kepada-Mu, memenuhi janji-Mu dan mempercayai kitab-Mu.”

Sudah tidak diragukan lagi hal ini menunjukkan bahwa benih manusia kala itu memiliki wujud, pendengaran dan ucapan tetapi wujud ini berada di tingkatan lain bukan seperti wujud sewaktu ia keluar ke dunia karena tingkatannya banyak sekali hal ini sebagaimana yang diketahui oleh para pakarnya.

  1. Masa kehidupannya di dunia

Inilah pertengahan dari semua tahapan umur itu dan inilah intinya, umur ini adalah masa taklif atau masa kewajiban untuk menjalankan perintah dan larangan Allah yang membuahkan pahala dan hukuman, kenikmatan yang abadi di sisi Allah atau siksa yang abadi dan jauh dari Allah.

Dalam umur ini terdapat banyak perbedaan pada manusia dari segi waktu yang ditetapkan lama dan pendeknya, oleh karena itu umur ini sebagai langkah permulaan yang menyerupai alam barzah yang mana di dalamnya nampak beberapa hal yang berkaitan dengan akhirat yang menunjukkan titik perbandingan setelah kebangkitan nanti dan juga tersisa di dalamnya sedikit dari urusan duniawi yang ada pada manusia sebelum kematiannya.

Permulaan yang kami sebutkan dalam umur ini adalah masa kehamilan karena di masa ini akan nampak sedikit makna urusan duniawi yang akan nampak pada seseorang sekeluarnya ia dari perut ibunya, juga melekat padanya makna wujud seseorang dalam sulbi-sulbi dan rahim-rahim yang dahulunya mengalami perpindahan sebelum akhirnya ia muncul dalam perut ibunya melalui kehamilan.

Allah swt telah menyebutkan hal ini maksudku kehamilan juga proses perubahan yang ada di dalamnya lebih dari satu ayat dalam Al Qur’an, Allah swt berfirman : “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami jadikan Kami jadikan bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (Qs. Al Mukminuun : 12-14) Allah swt berfirman : “Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan.” (Qs. Al Hajj : 5)

  1. Masa tinggalnya di alam Barzakh

Alloh berfirman : “Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.” (Qs. Al Mukminuun : 100)

Bila seorang hamba muslim meninggal dunia dan sudah dipastikan kematiannya langkah yang harus ditempuh untuk mempersiapkannya menuju kubur dengan memandikannya, mengkafani dan menshalatinya, sebaiknya hal ini dilakukan menurut cara yang sesuai dengan sunnah Nabawi.

Hendaknya diumumkan kematiannya kepada keluarga, kerabat, tetangga, teman-teman dan orang-orang yang saleh agar mereka berdoa untuknya, memohonkan rahmat untuknya menyaksikan dan menghadiri shalat jenazahnya.

Sesungguhnya alam barzah adalah tempat antara dunia dan akhirat, ia lebih mirip dengan akhirat bahkan ia termasuk bagian darinya tetapi ia adalah tempat yang didominasi oleh ruh-ruh dan urusan gaib sedangkan tubuh hanyalah mengikuti pola ruh dalam arti ia juga ikut merasakan apa yang dirasakan oleh ruh baik itu kenikmatan dan kesenangan atau siksa dan kesusahan.

Ruh-ruh akan tetap kekal sedangkan tubuh akan hancur tanpa ada yang tersisa kecuali tulang belakang dan kelak manusia di hari kebangkitan akan disusun darinya seperti yang telah diriwayatkan dalam hadits.

  1. Masa tinggalnya di Padang Mahsyar

Allah swt memerintahkan Israfil as untuk meniup sangkakala untuk kedua kalinya, Allah berfirman : “Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka.” (Qs. Yasiin : 51)

Allah berfirman : “Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing masing).” (Qs. Az Zumar : 68)

“Orang-orang yang kafir mengatakan, bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah : “Tidak demikian, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (Qs. Ath Taghabun : 7)

“Tidaklah Allah menciptakan kamu (dari dalam kubur) itu melainkan hanyalah seperti (menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa saja. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Qs. Luqman : 28)

“Dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian mengulanginya (kembali). Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. Katakanlah : “Berjalanlah di (muka) bumi, makaperhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Qs. Al Ankabut : 19-20)

  1. Masa hidupnya di negeri yang kekal, dalam nikmat surga atau dalam pedihnya neraka.

Umur ini adalah yang terpanjang secara mutlak, ia adalah umur yang terbaik dan paling menyenangkan bagi penghuni surga, dan merupakan umur terburuk dan paling menyengsarakan bagi penghuni neraka.

Kami mulai pembahasan umur ini dengan penjelasan tentang neraka dan penghuninya karena kelak orang-orang beriman yang bertakwa akan melewatinya sebelum mereka masuk ke dalam surga.

Allah berfirman : “Dan tidak ada seorangpun daripadamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut.” (Qs. Maryam : 71-72)

Allah berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Qs. Ath Tahriim : 6)

Allah berfirman : “Sesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal di dalam azab neraka Jahannam. Tidak diringankan azab itu dari mereka dan mereka di dalamnya berputus asa.” (Qs. Al Zukruf : 74-75)

Sampai pada firman Allah : “Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini).” (Qs. Al Zukruf : 77)

Ayat-ayat yang menyebutkan tentang keadaan neraka dan keadaan penghuninya banyak sekali, begitu juga riwayat riwayat hadits dari Rasululah saw mengenai hal ini banyak sekali, kami akan menyebutkan sedikit saja untuk menjadi bahan renungan.

Itulah 5 renungan umur manusia menurut Sayyid ‘Abdulloh al-Haddad dalam kitab Sabilul Iddikar yang harus senantiasa kita perhatikan agar umat Islam tahu, bahwa perjalanan hidup kita masih sangat panjang.

Semoga bermanfaat. Wallohu a’lam.