Keutamaan Bulan Sya’ban dalam Kitab an-Nafhatur Rohmaniyyah

darulmaarif.net – Indramayu, 17 Februari 2024 | 08.00 WIB

Banyak ulama yang telah menjelaskan berbagai keutamaan ataupun peristiwa luar biasa yang terjadi pada bulan Sya’ban. Dalam kitab Mandzumat an-Nafhatur Rohmaniyyah fi Khoshoishis Sya’baniyyah yang dianggit oleh Al-Habib Abu Bakr al-Adni bin Ali Masyhur, seorang ulama asal Hadhramaut, YamanYaman menjelaskan diantara keutamaan bulan Sya’ban.

Kata Sya’ban yang berasal dari huruf syin, ‘ain dan ba’ menurut Ibnu Faris dalam Mu’jam Maqayis al-Lughah menunjukkan makna terpisah. Kemudian berkembang maknanya menjadi bertebaran. Sayyid Alawi al-Maliki menjelaskan bahwa dinamakan bulan Sya’ban sebab di dalamnya penuh dengan kebaikan dan rahmat Allah Swt yang bertebaran.

Sesuai dengan namanya, Kitab an-Nafhatur Rohmaniyyah fi Khoshoishis Sya’baniyyah berarti Anugrah Sang Maha Pemurah dalam Keistimewaan Bulan Sya’ban, kitab ini secara khusus mengungkap berbagai keutamaan yang dimiliki bulan Sya’ban. Merupakan sesuatu yang unik, bahwa kitab ini disusun menggunakan nadzam atau rangkaian syair dengan bahar rajaz yang totalnya berjumlah 137 bait. Pada tiap akhir bab, pengarangnya menyelipkan satu syair tambahan yang berupa untaian shalawat untuk Baginda Rosululloh Saw. – yang tak lain adalah leluhurnya – dan para keluarga serta sahabatnya.

صلاة ربي تتغشى المصطفى # والألـــ والأصحاب ما نجم بدا

Wahai Tuhanku, semoga salawat senantiasa menyelimuti al-Mushthafa, keluarganya, dan para sahabatnya yang memiliki cahaya terang

Kitab ini secara umum terdiri dari tujuh bagian. Diawali dengan memaparkan keutamaan-keutamaan bulan Sya’ban, selanjutnya pada bagian dua hingga lima, kitab ini lebih detail menjelaskan mengenai turunnya ayat perintah Shalawat kepada Nabi SAW (QS. Al-Ahzab [33]: 56), peristiwa terbelahnya bulan pada malam Nisfu Sya’ban, perintah pengalihan arah kiblat yang semula dari Baitul Maqdis menghadap ke Ka’bah, dan penjelasan mengenai malam Nisfu Sya’ban. Adapun pada bagian enam dan tujuh kitab ini menjelaskan amalan-amalan yang dianjurkan dilakukan pada Nisfu Sya’ban dan diakhiri dengan doa penutup disertai dengan kaifiyahnya.

Dalam pandangan Habib Abu Bakr al-Adni, bulan Sya’ban menjadi istimewa karena berada di antara dua bulan yang mulia, yakni bulan Rajab dan Ramadhan. Sehingga secara otomatis manusia melewati tiga bulan secara berurutan yang dipenuhi dengan kebaikan dan keutamaan. Sebagaimana dijabarkan dalam bait berikut ini:

وأنه ما بين شهرين هما # بدأً وختمًا من شهور الإهتدا

فرجبٌ شهرٌ حرامٌ شأنه # مقررٌ كما أتانا مسندا

ورمضان الصوم شهرٌ جامعٌ # لكل خير منتهًى ومبتدا

Bahwa sesungguhnya Sya’ban ada di antara dua bulan, diawali dan diakhiri oleh bulan yang penuh petunjuk

Adapun Rajab adalah bulan haram (dimuliakan) sebagaimana telah datang kepada kita informasinya.

Dalam kitab ini Habib Abu Bakr Al-Adni juga menyebutkan bahwa malam Nisfu Sya’ban memiliki banyak sebutan atau nama lain. Salah satunya adalah al-Bara’at al-Kubra, yakni malam penuh ampunan. Tentu hal ini tidak berlaku bagi semua orang, tetapi hanya bagi mereka yang menghidupkan malam nisfu Sya’ban dengan amal-amal kebaikan.

وليلة البراءة الكبرى لمن # أحيا وفيها يستجاب للندا

Dan (Nisfu Sya’ban) adalah malam pengampunan yang agung bagi yang menghidupkannya, dan pada malam itu mustajab bagi orang yang berdoa

Di antara amalan yang dapat dilakukan pada malam Nishfu Sya’ban dan telah lazim diamalkan adalah membaca surah Yasin dan dilanjutkan dengan doa.

أما الذي يفعله من قرؤوا # ياسين بالنيات جمعا عددا

وبعدها الدعاء فيما ألفوا # فالأصل فيه الضعف عما أسندا

Di akhir kitab dijelaskan bahwa surah Yasin hendaknya dibaca sebanyak tiga kali dengan niat memohon umur panjang yang disertai dengan ketaatan kepada Alloh Swt, memohon perlindungan dari segala keburukan, dan diberi kekayaan hati serta lapang dada.

Beliau menegaskan Nisfu Sya’ban merupakan salah satu di antara malam-malam yang apabila berdoa, Alloh akan kabulkan dan tidak akan tertolak. Selanjutnya beliau memberikan keterangan, selain Nisfu Sya’ban malam yang mustajab adalah malam Jum’at, malam tanggal satu Rajab, Lailatul Qadr, ‘Iedul Fitri dan ‘Iedul Adha.

وذكرت من جملة الخمس التي # فيها الدعاء مستجاب أبدا

Kitab al-Nafhatur Rohmaniyyah ini menjelaskan, bahwa dengan adanya malam-malam tersebut, tentu bukan berarti doa di malam-malam yang lain tidak Alloh kabulkan. Melainkan sebagai penekanan bahwa malam tersebut patut diperhatikan dan Tuhan ingin hamba-Nya lebih mendekat kepada-Nya. Semoga bulan Sya’ban kita dilimpahi berkah oleh Alloh Swt.

Demikian keutamaan bulan Sya’ban yang terdapat dalam Kitab al-Nafhatur Rohmaniyyah karya Al-Habib Abu Bakar -Adni bin Ali Masyhur. Oleh karena itu marilah perbanyak membaca shalawat dan berpuasa di bulan Sya’ban. Assholatu wassalamu ‘alaika ya sayyidii ya Rosululloh, khudz biyadina qollat hilatina, adrikna ya Rosululloh.

Semoga bermanfaat. Wallohu a’lam.