Jelang Tahun Baru Masehi, Sambut Tahun 2023 Dengan Muhasabatun Nafs

darulmaarif.net – Indramayu, 30 Desember 2022 | 08.00 WIB

Tahun yang silih berganti selalu memberikan pelajaran terbaik tentang banyak hal untuk menjalani kehidupan yang lebih baik. Cerita dan kisah dengan beragam perubahan kian menguatkan karakter dan kepribadian hingga kita bisa menjadi lebih dewasa dalam menjalani kehidupan ini. Dalam rangka menyambut momentum tahun baru 2023, berbagai aktivitas perayaan digelar demi mengekspresikan perayaan tahun baru. Dari mulai karnaval, euforia semalam suntuk bersama teman, menyalakan petasan, hingga festival-festival akbar digelar.

Secara akidah, ikut merayakan perayaan Tahun Baru Masehi adalah perbuatan keliru. Secara empiris, tidak relevan jika pergantian tahun dihadapi dengan pesta dan hura-hura. Meski demikian, karena tradisi itu terjadi di sekitar kita, maka sebaiknya kita bisa menyikapinya atau mengajak yang lain memanfaatkannya dengan cara yang baik.

Cara yang tepat dengan adanya pergantian tahun dalam Islam adalah dengan cara muhasabatun nafs atau introspeksi diri. Muhasabah adalah melakukan evaluasi, dan bersikap kritis kepada diri sendiri. Bermuhasabah berarti mencoba mengenali kelebihan dan kekurangan yang ada. Kelebihan yang diberikan Alloh akan dimanfaatkan untuk menambah rasa syukur menuju kebaikan yang terus diperjalankan. Sementara kekurangan dijadikan sebagai momentum memperbaiki diri agar lebih baik dari waktu ke waktu. Demikian keadaan orang yang aktif mengingat Alloh dalam melakukan muhasabah.

Introspeksi dengan melakukan renungan tentang umur, harta, kesempatan, dan waktu yang ada. Untuk apa umur kita selama ini? Dari mana kita memperoleh harta dan ke mana harta tersebut kita keluarkan? Bagaimana kita memanfaatkan kesempatan yang ada? Dan dengan apa kita mengisi waktu dalam hidup ini?

Muhasabah mendapatkan tempat yang baik dalam Islam. Imam Al-Ghozali mengutip surat Al-Hasyr ayat 18 yang mengandung keutamaan muhasabah. Menurutnya, Surat Al-Hasyr ayat 18 mengisyaratkan manusia untuk melakukan muhasabah atas perbuatan yang telah dilakukan.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah. Hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok. Bertakwalah kepada Alloh. Sungguh, Alloh Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Surat Al-Hasyr ayat 18).

Baginda Nabi Muhammad Saw pun mengingatkan kepada kita semua agar terus melakukan perubahan-perubahan menuju kebaikan sehingga menjadi orang-orang beruntung. Jangan sampai kita menjadi orang yang merugi apalagi sampai menjadi golongan orang celaka dengan tidak memperbaiki masa depan ke arah yang lebih baik:

مَنْ كَانَ يَوْمُهُ خَيْرًا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ رَابِحٌ . وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ مِثْلَ أَمْسِهِ فَهُوَ مَغْبُوْنٌ . وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ شَرًّا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ مَلْعُوْنٌ

Artinya: “Barang siapa hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang beruntung, Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin dialah tergolong orang yang merugi dan Barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin dialah tergolong orang yang celaka.” (HR. Imam Al-Hakim).

Diriwayatkan dari Abi Dunya, terkait muahsabatun nafs (intropeksi diri), bahwa Sahabat Umar bin Khottob berkata:

حاسبوا أنفسكم قبل أن تحاسبوا، وزنوها قبل أن توزنوا، فإن أهون عليكم في الحساب غداً أن تحاسبوا أنفسكم اليوم، وتزينوا للعرض الأكبر، يومئذ تعرضون لا تخفى منكم خافية.(محاسبة النفس ص. ٢٢)

Artinya: “Bermuhasabahlah kalian pada diri kalian sebelum amal kalian dihisab, timbanglah amal diri kalian sebelum kalian ditimbang. Sesungguhnya hal itu lebih ringan bagi kalian besok di akhirat dengan kalian hisab diri kalian pada hari ini, dan berhiaslah kalian (dengan amal sholeh) untuk menghadapi hari pameran agung. Pada hari itu perbuatan kalian akan ditampilkan tidak ada yang tersembunyi sedikitpun.” (Lihat Kitab Muhasabatun Nafs hal. 22)

Dari semua penjelasan diatas, pergantian tahun tentu bukan hanya sekadar pergantian kalender belaka, namun hal ini dapat menjadi peringatan sekaligus renungan bagi umat Islam mengenai apa saja yang sudah dilakukan pada tahun lalu, dan apa yang akan dipersiapkan dan dikerjakan esok nanti.

Semoga bermanfaat. Wallohu a’lam.