Harus Tahu! Inilah Dalil Wiridan Setelah Sholat yang Perlu Kamu Amalkan

darulmaarif.net – Indramayu, 15 Juli 2025 | 08.00 WIB

darulmaarif.net 6

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern yang serba cepat, ibadah sering kali hanya jadi rutinitas fisik semata. Banyak yang melaksanakan sholat lima waktu, tetapi melewatkan keutamaan wirid dan dzikir setelahnya. Padahal, justru di momen pasca-sholat itulah terdapat ladang pahala yang luas dan pintu-pintu pengampunan dosa yang dibuka oleh Alloh ‘Azza wa Jalla.

Sebagian orang mungkin bertanya: “Apakah wiridan setelah sholat ada dalilnya?” Jawabannya: ada dan sangat kuat. Salah satunya disebutkan dalam hadits shahih riwayat Imam Muslim.

Dalil Shahih Wiridan Setelah Sholat

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda:

عن أبي هريرةَ رضيَ الله عنهُ قالَ، قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “مَن سَبَّحَ ثَلاثًا وثَلاثِينَ دُبُرَ كُلِّ صَلاةٍ وحَمِدَ ثَلاثًا وثَلاثِينَ وكَبَّرَ ثَلاثًا وثَلاثِينَ وقالَ تَمامَ المائةِ لا إلهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَريكَ لهُ، لهُ الملْكُ ولَهُ الحَمدُ وهوَ على كُلِّ شَىءٍ قَدير غُفِرتْ ذُنوبُه وإنْ كانَت مِثلَ زَبَدِ البَحْر”. وقدّمَ ابنُ خُزيمة في روايته التّكبِيرَ على التّحمِيدِ وذلكَ تِسْعٌ وتسعُونَ وقالَ “غُفِرَتْ خَطَاياه”. هذا حديثٌ صَحِيحٌ أخرجَه مُسْلِمٌ

Artinya: “Barang siapa bertasbih tiga puluh tiga kali, bertahmid tiga puluh tiga kali, dan bertakbir tiga puluh tiga kali setelah setiap sholat, lalu menyempurnakannya menjadi seratus dengan mengucapkan: ‘Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lahu, lahul-mulku wa lahul-hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai’in qadiir’, maka akan diampuni dosa-dosanya meski sebanyak buih di lautan.” (HR. Imam Muslim)

Dalam riwayat lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah, urutan takbir didahulukan sebelum tahmid dan disebutkan secara tegas bahwa “diampuni kesalahan-kesalahannya”.

Wirid selepas sholat bukan hanya rutinitas para santri atau orangtua di masjid, melainkan amalan utama yang mendatangkan ampunan besar dari Alloh.

Ungkapan Ulama: “Tanpa Wirid, Manusia Seperti Monyet”

Lebih dari sekadar rutinitas, wirid adalah identitas ruhani seorang Muslim. Dalam kitab klasik Risālatul Mu‘āwanah karya al-‘Ārif billāh al-Imam Sayyid ‘Abdullah bin ‘Alawi al-Haddād, ada satu ungkapan yang menggugah:

من ليس له ورد فهو قرد

Artinya: “Barang siapa tidak punya wirid, maka ia seperti monyet.”

Ungkapan ini bukan bermaksud merendahkan, melainkan menegaskan bahwa manusia tanpa wirid kehilangan kemuliaan ruhani dan mengalami degradasi adab batiniayyah.

Ungkapan ini ternyata juga dikutip oleh para tokoh Ulama besar lainnya:

وقال سيدي الشيخ عبد الرحمن السقاف رضي الله عنه: من لم يكن له ورد فهو قرد، وقال بعض العارفين: الواردات من حيث الأوراد فمن لم يكن له ورد في ظاهره لم يكن له وارد في سرائره. (رسالة المعاونة والمظاهرة والمؤازرة للرَّاغبين من المؤمنين في سلوك طريق الآخرة ص ١٣)

Syekh Abdul Rahman As-Saqqaf berkata: “Barang siapa yang tidak memiliki wirid, maka ia seperti monyet. Dan sebagian para ‘ārifin (ahli ma’rifat) berkata: Al-waridāt (ilham dan limpahan ruhani) datangnya bergantung pada al-aurād (wirid-wirid). Maka, barang siapa yang tidak memiliki wirid secara lahir, maka ia tidak akan mendapatkan warid dalam batinnya.” (Risālatul Mu‘āwanah wa al-Muẓāharah wa al-Mu’āzarah li ar-Rāghibīn min al-Mu’minīn fī Sulūk Ṭarīq al-Ākhirah, hal. 13)

Bahkan Imam Junaidi al-Baghdadi, pemuka sufi abad ke-3 H yang dikenal dengan gelar Syekh at-Thaifah, juga menyatakan:

من ليس له ورد فهو قرد

Artinya: “Barang siapa tidak punya wirid, maka dia seperti monyet.”

Ungkapan ini dikutip oleh Dr. Abdul Halim Mahmud (mantan Syekh Al-Azhar) dalam kitabnya Al-Madrasah Asy-Syadziliyyah, sebagai penegasan bahwa dzikir dan wirid adalah energi utama perjalanan spiritual seorang hamba dalam rangka taqorrub ilaLloh. Sebagaimana berikut:

وقد ذكر الدكتور عبد الحليم محمود شيخ الأزهر الشريف رحمه الله في كتابه (المدرسة الشاذلية) قول الإمام الجنيد:من ليس له ورد فهو قرد

Dalil tersebut adalah ungkapan Syekh Ath- Thāifah, Imam Junaid al Baghdadi. Dan aqwalul Ulama (Ucapan Ulama) adalah dalil juga.

Mengapa Harus Wiridan Setelah Sholat?

  1. Perintah langsung dari Nabi SAW dalam hadits shahih.
  2. Pintu ampunan dosa terbuka lebar.
  3. Menguatkan hubungan ruhani dengan Alloh SWT.
  4. Menjadi identitas seorang hamba yang bersyukur.
  5. Menjaga hati tetap hidup di tengah dunia yang keras.

Di zaman yang serba cepat dan digital ini, kita butuh oase ketenangan batin. Wirid selepas sholat adalah solusi yang diajarkan Rosululloh SAW dan dipertahankan oleh para Ulama sejak dahulu. Jangan sampai kita merugi karena meninggalkannya, sebab wirid bukan sekadar bacaan, tapi kunci kebersihan jiwa dan pelindung dari kerasnya dunia.

Semoga bermanfaat. Wallohu a’lam.

Share:

More Posts