Bikin Anak Senang di Pesantren? Begini Caranya

darulmaarif.net – Indramayu, 11 Mei 2023 | 08.00 WIB

Menjadi guru asrama atau pembina kamar asrama/musyrif musyrifah tentu tidak mudah dilakukan sembarang orang. Namun juga tidak sulit jika memang punya caranya. Satu yang pasti adalah semuanya ada plus minusnya dan hikmah dibalik itu semua.

Pengalaman saya yang sempat menjadi musyrif di pondok pesantren Darul Ma’arif setidaknya memberikan pengalaman bagi saya pribadi dan sekitar saya. Pengalaman tersebut sangatlah berarti karena belajar tidak harus berada di ruang kelas atau di sekolah. Belajar secara real tentu bisa membangun pengalaman yang tidak ternilai harganya. Experince the best teacher. Itu yang saya rasakan.

Tips ini adalah pengalaman saya sekaligus tips dari orang tua wali yang mengajarkan saya sikap dalam mengerti dunia anak. Di antara pengalaman dan hikmah itu adalah sebagai berikut:

Bagaimana caranya agar anak-anak siap tinggal di pondok pesantren?

1. Orang tua harus mengenalkan dunia pondok kepada anak sejak dini. Ini terkait motivasi kedepannya dari anak yang bersangkutan. Berikan pengertian mengapa ia harus dipondokkan.
2. Carilah informasi sebanyak-banyaknya tentang pondok. Kemudian alangkah baiknya informasi informasi tersebut dikumpulkan beserta foto-foto pondok dan kegiatannya agar anak bisa memilihnya. Tidak hanya satu versi pondok, namun berilah kebebasan kepada anak untuk memilih pondok yang ia sukai. Akan tetapi kebebasan tersebut masih tetap dalam koridor pengarahan dari orang tua.
3. Ajarkan kemandirian sejak dini sehingga benar-benar anak mampu untuk mengurusi dirinya sendiri dan tidak bergantung kepada orang lain. Kemandirian di pesantren sangat ditekankan.
4. Jangan hanya memberitahukan yang enak-enak saja tentang permasalahan kehidupan. Ajarkan kepada anak bagaimana rasanya hidup, tentu ada bahagia ada duka. Anak harus faham akan euforia kehidupan ini karena terkait masalah mental anak untuk bisa menghadapi kesulitan-kesulitan yang mungkin akan ia hadapi di pondok.
Latihlah anak-anak kita untuk hidup sederhana sejak dini.

Lalu Tips-tips Agar Anak-anak Betah di Pesantren?

1. Biasakan anak-anak mandiri sejak dini, sehingga ketika sudah di pesantren sudah bisa mengerjakan sesuatu sendiri.
Percaya diri sangatlah penting untuk ke depannya. Percaya diri atau dengan istilah tren nya Pede, dibutuhkan didalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di Pesantren. Misalkan Latihan Pidato (muhadoroh), Bahtsul Masail, Amaliah Tadris, latihan Pramuka, latihan berbahasa Arab dan Inggris, dan lain sebagainya.
Bisa bergaul adalah salah satu kunci sukses untuk bisa betah di pesantren.
2. Terbisasa disiplin. Yang namanya pesantren bukan tempat penitipan anak, bukan pula kos-kosan yang hanya digunakan untuk tempat tidur saja. Pesantren ada aturan dan norma-normanya yang harus ditaati.
3. Tidak usah terlalu sering dikunjungi. Santri baru tidak harus sering-sering dikunjungi karena alasan tertentu. Akibat jika sering-sering dikunjungi justru mengakibatkan anak malas dan merasa punya banyak waktu. Keinginan anak untuk masuk ke pesantren harus lebih besar daripada ngekos atau sekolah di sekitar lingkungan rumah.

Ini yang saya perhatikan dari anak-anak dan beberapa teman musyrif-misyrifah yang lain.

1. Orang tua murid jangan sampai lupa untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan anak di pesantren. Misalnya peralatan mandi, peralatan makan, peralatan shalat dan keperluan sehari-hari siswa.
2. Jangan lupa mencatat no. HP musyrif, atau pamong asrama. Jangan lupa juga untuk mencatat no. HP anda di belakang almari anak dengan keterangan yang jelas agar anak mudah mengenalinya. Selain itu tinggalkan pesan dibalik pintu almari anak kata-kata motivasi untuk penyemangat hidup.
3. Untuk kebaikan bersama beritahukan karakter dan sifat-sifat anak anda kepada musyrif dan musyrifah atau pamong asrama. Selain itu jangan lupa beritahukan juga penyakit-penyakit anak jika ada dan diperlukan.
4. Terakhir, berilah kepercayaan secara penuh kepada musyrif dan musyrifah untuk mendidik anak anda secara maksimal. Selain itu jagalah komunikasi secara baik dengan pengurus asrama.
Demikian pengalaman sedikit yang bisa saya share sebagai ilmu agar bisa dimanfaatkan bersama.

Semoga bermanfaat. Wallohu a’lam.