darulmaarif.net – Indramayu, 01 Maret 2025 | 04.00 WIB

Di Indonesia, penentuan awal bulan Ramadhan sering kali menjadi perdebatan. Tentu saja, penetapan ini memiliki dampak besar, salah satunya pada pelaksanaan ibadah Sholat Tarawih. Pada tahun 2025 ini, sebagian masyarakat masih merasa kebingungan mengenai hukum Sholat Tarawih, terutama sebelum adanya itsbat pemerintah yang memutuskan awal bulan Ramadhan secara resmi. Lalu, bagaimana sebenarnya hukum pelaksanaan Tarawih dalam sebelum adanya itsbat pemerintah menurut pandangan hukum fiqh?
Sholat Tarawih Sebelum Itsbat Pemerintah: Sah atau Tidak?
Sholat Tarawih adalah ibadah sunah yang dilakukan di malam hari pada bulan Ramadhan setelah Sholat Isya. Dalam konteks ini, hukum pelaksanaannya sangat bergantung pada keyakinan seseorang terhadap kapan masuknya bulan Ramadhan. Jika seseorang tidak memiliki kepastian tentang tanggal 1 Ramadhan berdasarkan perhitungan hilal (bulan baru), maka hukumnya ada dua kemungkinan.
- Bagi yang mempercayai hisab dan melihat hilal:* Sholat Tarawih yang dilakukan akan sah, bagi mereka memiliki keyakinan yang jelas mengenai waktu masuknya bulan Ramadhan. Sebagaimana dijelaskan dalam فتاوى ابن زياد (Fatwa Ibn Ziyad), “وقت التراويح بين أداء العشاء وطلوع الفجر” (Waktu Tarawih adalah antara sholat Isya hingga fajar terbit). Artinya, selama pelaksanaan dilakukan dalam jangka waktu tersebut, sholat Tarawih tetap sah.
- Bagi selain ahli hisab atau yang tidak melihat hilal: Sholat Tarawih yang dilaksanakan sebelum adanya keputusan itsbat pemerintah tidak sah. Hal ini termasuk dalam kategori “talabbus bi ibadatin fasidah” (memainkan ibadah yang rusak) karena tanpa kepastian kapan bulan Ramadhan dimulai. Talabbus dalam konteks ini berarti melakukan ibadah tanpa dasar yang jelas dan pasti tentang waktu yang telah ditentukan, sehingga hukumnya menjadi haram. فتاوى ابن زياد juga menegaskan bahwa sholat yang dilakukan tanpa adanya keyakinan yang jelas mengenai waktu masuknya bulan Ramadhan tidak dapat diterima.
Mengapa Pengetahuan tentang Waktu Penting dalam Islam?
Dalam Islam, ibadah tidak hanya dilihat dari segi pelaksanaan fisik, tetapi juga niat dan waktu yang tepat. Waktu ibadah adalah salah satu syarat sahnya sebuah sholat, termasuk sholat Tarawih. Dalam kitab “فتح المعين” disebutkan bahwa sholat Tarawih yang dilakukan di luar waktu yang telah ditentukan, yaitu antara Isya dan fajar, bahkan jika dilaksanakan di luar waktu itu, maka sholat tersebut tidak sah.
Jika seseorang melaksanakan sholat Tarawih sebelum sholat Isya—misalnya karena menyangka bulan Ramadhan telah tiba—maka menurut beberapa pandangan fiqh, sholat yang dilakukan tersebut bisa jadi hanya dihitung sebagai sholat sunah biasa, seperti yang terjadi pada seseorang yang melakukan sholat sunnah dhuhur namun ternyata belum masuk waktunya. فتاوى ابن زياد juga menyebutkan bahwa “فلو صلاها قبل أداء العشاء فإن كان عالماً لم تنعقد” (Jika ia sholat sebelum Isya, dan ia mengetahui bahwa itu belum waktunya, maka sholatnya tidak sah).
Mengapa Itsbat Pemerintah Begitu Penting?
Itsbat pemerintah, sebagai penentuan resmi awal bulan Ramadhan berdasarkan sidang isbat atau rukyat hilal, memiliki dasar hukum dan kejelasan yang dibutuhkan umat Islam untuk memastikan bahwa mereka menjalankan ibadah di waktu yang tepat. Ketika waktu masuk bulan Ramadhan tidak jelas bagi sebagian umat Islam, mereka sering kali merujuk pada keputusan pemerintah atau lembaga resmi, seperti Kementerian Agama Republik Indonesia. Dengan adanya itsbat, para umat Islam di Indonesia memiliki pedoman yang jelas mengenai kapan memulai ibadah Tarawih. Fatawa Al-Imam Al-Nawawi dalam kitab “المجموع” menjelaskan bahwa pengetahuan yang jelas tentang waktu sangat penting, dan jika ada keraguan, maka sebaiknya menunggu keputusan yang sah.
Kesimpulan: Kapan Waktu yang Tepat untuk Sholat Tarawih?
- Sholat Tarawih sah dilakukan jika sudah yakin atau memiliki kepastian tentang waktu masuknya bulan Ramadhan, baik itu melalui hisab atau rukyat hilal.
- Tanpa adanya kepastian tentang waktu, pelaksanaan Tarawih bisa jadi tidak sah karena dapat mengarah pada ibadah yang tidak tepat waktu. Hal ini ditegaskan oleh banyak ulama dalam فتاوى ابن زياد dan فتح المعين.
- Itsbat pemerintah sangat membantu umat Islam untuk memastikan pelaksanaan ibadah dilakukan di waktu yang tepat, menghindari keraguan yang bisa mengarah pada pelaksanaan ibadah yang tidak sah.
Di tengah perkembangan teknologi dan kemajuan informasi di tahun 2025 ini, peran pemerintah dan lembaga terkait menjadi lebih penting untuk memberikan kepastian waktu, agar umat Islam dapat melaksanakan ibadah sesuai dengan ketentuan yang benar. Dengan memahami hukum dan ketentuan ini, umat Islam di Indonesia diharapkan dapat melaksanakan ibadah dengan lebih khusyuk dan sah di hadapan Alloh.
Semoga bermanfaat. Wallohu a’lam.
Referensi:
غاية تلخيص المراد من فتاوى ابن زياد” (ص/20): “
وقت التراويح بين أداء العشاء وطلوع الفجر، فلو صلاها قبل أداء العشاء فإن كان عالماً لم تنعقد، أو جاهلاً يحتمل وقوعها نفلاً مطلقاً، كمن صلى سنة الظهر ظاناً دخول وقتها فبان عدمه، ويحتمل وهو الأوجه عدم انعقادها
فتح المعين
وصلاة التراويح وهي عشرون ركعة بعشر تسليمات في كل ليلة من رمضان
اعانة الطالبين
(قوله: في كل ليلة) أي بعد صلاة العشاء، ولو مجموعة مع المغرب جمع تقديم.
فتح المعين
(ورابعها: معرفة دخول وقت) يقينا أو ظنا. فمن صلى بدونها لم تصح صلاته وإن وقعت في الوقت، لان الاعتبار في العبادات بما في ظن المكلف، وبما في نفس الامر، وفي العقود بما في نفس الامر فقط.