Dijamin Puas! Ini Posisi dan Cara Terbaik Hubungan Intim Berdasarkan Kitab Fathul Izar, Bisa Orgasme Berbarengan

darulmaarif.net – Indramayu, 07 Maret 2024 | 16.00 WIB

Diantara puncak kenikmatan hubungan intim antara suami istri adalah saat keduanya mengalami puncak orgasme secara bersamaan. Istri puas, suami lemas, eh puas juga.

Bisa orgasme berbarengan adalah salah satu kondisi ternikmat yang paling diinginkan oleh pasutri saat mereka melakukan hubungan intim atau bersenggama.

Tapi seringnya, bisa orgasme bersamaan saat melakukan hubungan intim itu sulit terjadi. Pasalnya, kadang pihak suami yang justru sering mengalami orgasme terlebih dahulu sehingga pihak istri belum sampai pada titik orgasme, alias bisa merasakan puncak kenikmatan hubungan intim.

Apakah Anda termasuk suami yang sering orgasme terlebih dahulu saat berhubungan badan dengan istri tercinta?!

Untuk itu, bagi pasutri yang ingin bisa merasakan orgasme berbarangan sepertinya harus mencoba mempraktekkan posisi dan cara terbaik saat melakukan hubungan intim berdasarkan Kitab Fathul Izar ini.

Ada baiknya, mulai nanti malam coba praktekkan posisi dan cara paling baik saat melakukan hubungan intim berdasarkan Kitab Fathul Izar ini.

Selain sesuai dengan tuntunan syariat Islam, cara paling baik saat melakukan hubungan intim berdasarkan Kitab Fathul Izar ini juga berpotensi besar membuat bisa orgasme berbarengan saat berhubungan badan.

Posisi terbaik dalam berhubungan intim berdasarkan kitab Fathul Izar

Kitab Fathur Izar menjelaskan posisi terbaik saat berhubungan badan adalah dengan posisi suami diatas.

Kemudian, dalam kitab Fathul Izar posisi bercinta yang baik juga dimana istri dalam posisi terlentang seraya mengangkat kakinya dalam kondisi mengangkang.

Tata cara berhubungan intim dalam kitab Fathul Izar

Hal yang perlu diperhatikan oleh pasutri sebelum melakukan hubungan intim adalah suami mengetahui kondisi syahwatnya sedang dalam keadaan prima, alias memuncak. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam kitab Fathul Izar halaman 8-9:

إِعْلَمْ أَنَّ الجِمَاعَ لَا يَصْلُحُ إِلَّا عِنْدَ هَيَجَانِ الشَّهْوَةِ مَعَ اسْتِعْدَادِ المَنِي. فَيَنْبَغِي أَنْ يُخْرِجَهُ فِي الحَالِ كَمَا يُخْرِجُ الفُضْلَةَ الرَّدِيئَةَ بِالإسْتِفْرَاغاَتِ كَالمُسْهِلَات. فَإنَّ فِي حَبْسِهِ عِنْدَ ذَلِكَ ضَرَراً عَظِيمًا.

Artinya: “Ketahuilah bahwa senggama tidak baik kecuali ketika memuncakya birahi serta siapnya sperma. Maka ia hendaknya mengeluarkan sperma seketika, seperti ia mengeluarkan sisa kotoran dengan buang air besar seperti sakit perut, karena dengan menahan sperma ketika memuncaknya birahi dapat menyebabkan bahaya yang besar.” (Abdullah Fauzi, Fathul Izar.pdf, [Pasuruan, Tanpa Penerbit], t.t, hal. 8-9)

Berdasar tata cara atau etika hubungan intim dalam kitab Fathul Izar, kami merangkumnya sebagai berikut:

1. Hendaklah diawali posisi istri dalam keadaan telentang, dan suami berada di atasnya;

2. Suami kemudian memulai dengan cumbuan ringan sampai birahi sang istri bangkit, dan seterusnya;

3. Ketika suami mengalami klimaks, jangan terburu-buru memisahkan diri dari istri tapi menahan diri sebentar sambil mendekap sang istri dengan erat nan mesra;

4. Dianjurkan untuk menciumi istri, misalnya pada kening yang dapat menjadi cara dalam menunjukkan kepuasan;

5. Kemudian, setelah kondisi tubuh sudah sama-sama tenang, barulah suami mencabut diri (penis suami) ;dari tubuh (vagina) istri;

6. Setelah selesai bersenggama atau berhubungan intim, dianjurkan mengelap alat kelamin masing-masing (memakai kain lap/tisu yang berbeda).

Berhubungan suami istri yang baik juga adalah saat baik suami maupun istri tidak merasa terpaksa, takut atau kecewa satu sama lain.

Dengan demikian, posisi dan cara paling baik saat melakukan hubungan intim berdasarkan anjuran Kitab Fathul Izar diatas berpotensi besar membuat kedua pasangan orgasme secara berbarengan.

Semoga bermanfaat. Wallohu a’lam.