Peringatan Maulid Nabi di Pondok Pesantren Darul Ma’arif Kaplongan Indramayu

darulmaarif.net – Indramayu, 27 September 2023 | 21.00 WIB

Peringatan Maulid Nabi tahun 2023 jatuh pada hari Kamis, 27 September 2023. Peringatan ini diselenggarakan di berbagai tempat di Indonesia, baik di masjid, mushola, maupun di tempat-tempat umum lainnya.

Peringatan Maulid Nabi merupakan momen untuk meningkatkan kecintaan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad Saw. Dengan memperingati Maulid Nabi, kita dapat mengenang dan meneladani kehidupan Nabi Muhammad Saw, serta meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Alloh Swt.

Acara ini telah menjadi tradisi juga di Pondok Pesantren Darul Ma’arif yang terletak di Jl. Raya Kaplongan No. 28, Karangampel, Indramayu, Jawa Barat yang dilaksanakan pada tahun 2023 ini tak pernah absen dalam merayakan acara maulid Nabi Muhammad Saw.

Acara ini biasa dilakukan pada malam hari tanggal 12 Rabiul Awwal bulan Hijriyah dan dilakukan secara bersama-sama. Maksud dari bersama adalah seluruh santri baik santri putra maupun putri dilaksanakan di Aula Yayasan Darul Ma’arif Kampus Hijau Indramayu.

Kegiatan ini dimulai dengan pembacaan hadloroh dan tawassul yang dibacakan oleh Ust. Juedi. Kemudian dilanjut dengan pembacaan kitab Maulid Al-Barznaji dan Diba’i oleh santri Putra bersama iringan musik dari tim hadroh Putra Darul Ma’arif.

Acara maulid nabi ini terdiri dari tiga rangkaian acara dengan esensi berbeda. Pertama, acara nonformal dengan acara inti pembacaan Maulid Barznaji dan Diba’i. Kedua, mahalul qiyam untuk mengingat kembali sejarah kelahiran dan perjuangan Nabi Muhammad dalam menyebarkan ajaran Islam. Ketiga, sambutan-sambutan, kemudian tausyiah dan ditutup dengan doa.

Pada rangkaian acara ketiga, acara diawali dengan sambutan ketua panitia. Dalam hal ini, Naufal Musafa sebagai ketua pelaksana mengatakan berterima kasih banyak kepada semua pihak yang turut hadir dalam perayaan Maulid Nabi ini.

Selanjutnya, Direktur Pondok Pesantren Darul Ma’arif Ust. BA Faisal Hasri, S.Kom menyampaikan bahwa pentingnya kita merayakan Maulid Nabi Muhammad Saw ini.

“Alhamdulillah tidak terasa sudah sampai pada acara peringatan maulid Nabi Muhammad Saw ini. Knp kita harus merayakan Maulid Nabi?
Salah satu yang patut kita jadikan acuan ada dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa ketika rosul lahir
ada salah satu pamannya yakni Abu Lahab yang bernama asli Umar bin Hisyam, dia begitu gembira atas kelahiran keponalannya tersebut,” ucap Ust. BA Faisal Hasri, S.Kom membuka sambutannya.

Dalam sambutannya juga, beliau mengatakan bahwa meskipun Abu Lahab sangat membenci Nabi saw, akan tetapi ia pernah sangat bergembira atas lahirnya keponakannya tersebut. Abu Lahab begitu gembira ketika mendengar Siti Aminah telah melahirkan anak laki-laki, yakni Muhammad.

Di hadapan khalayak ramai yang mendatangi undangan tersebut, Abu Lahab berkata kepada budaknya Tsuwaibah, “Wahai Tsuwaibah, sebagai tanda syukurku atas kelahiran keponakanku, anak dari saudara laki-lakiku Abdullah, maka dengan ini kamu adalah lelaki merdeka mulai hari ini.”

“Dari situ kita berkaca, mengambil hikmah bahwa Abu Lahab yang sekali saja menyambut dengan merasa bahagia atas kelahiran baginda Nabi diringankan siksa nya di neraka, apalagi kita sebagai umatnya yang senantiasa merayakan tradisi Maulid Nabi setiap tahunnya. Maka dari itu, jangan main-main saat sedang bersholawat, upayakan semaksimal mungkin agar kita khidmat meresapi teladan atas apa yang telah di dakwahkan baginda Nabi kepada kita semua.” Tandas sambutan direktur Pondok Pesantren Darul Ma’arif tersebut.

Kemudian, ia juga menyitir salah satu surat yang menjadi sumber cerita Abu Lahab dalam surat Al-Lahab.

Dalam sambutannya, Kyai membacakan inti dari merayakan Maulid Nabi yang termaktub dalam 3 surat dalam Al-Qur’an.

Selanjutnya, acara tausiah yang disampaikan KH. Hasbulloh, Lc membawakan tema Meneladani Akhlak Nabi Muhammad Saw untuk mbangun karakter generasi muda yang religius.

“QoolaLloohu ta’ala fil Qur’anil kariim,

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

Tsumma Qoola Fii kitaabihil ‘Aziz,

وَمَا مُحَمَّدٌ اِلَّا رَسُوْلٌۚ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ ۗ اَفَا۟ىِٕنْ مَّاتَ اَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلٰٓى اَعْقَابِكُمْ ۗ وَمَنْ يَّنْقَلِبْ عَلٰى عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَّضُرَّ اللّٰهَ شَيْـًٔا ۗوَسَيَجْزِى اللّٰهُ الشّٰكِرِيْنَ

Wa Qoola Aidlon,

مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللّٰهِ ۗوَالَّذِيْنَ مَعَهٗٓ اَشِدَّاۤءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاۤءُ بَيْنَهُمْ تَرٰىهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَّبْتَغُوْنَ فَضْلًا مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانًا ۖ سِيْمَاهُمْ فِيْ وُجُوْهِهِمْ مِّنْ اَثَرِ السُّجُوْدِ ۗذٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِى التَّوْرٰىةِ ۖوَمَثَلُهُمْ فِى الْاِنْجِيْلِۚ كَزَرْعٍ اَخْرَجَ شَطْـَٔهٗ فَاٰزَرَهٗ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوٰى عَلٰى سُوْقِهٖ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيْظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ ۗوَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ مِنْهُمْ مَّغْفِرَةً وَّاَجْرًا عَظِيْمًا… الأية

“Tiga ayat diatas merupakan inti daripada merayakan Maulid Kanjeng Nabi Muhammad Saw,” buka KH. Hasbulloh L,c dalam tausyiah nya.

Beliau kemudian menerangkan dalil-dalil Maulid Nabi tersebut secara rinci, bahwa memang tidak ada nash yang jelas terkait anjuran merayakan Maulid Nabi, tetapi ada sunnah taqriri, yaitu perbuatan yang tidak dilakukan Nabi, tapi para sahabat melakukan hal tersebut, tetapi nabi tidak melarangnya.

“Dalam kitab Fathul Bari karangan al- Hafidz Ibnu Hajar al-Asqolani diceritakan bahwa Abu Lahab mendapatkan keringanan siksa tiap hari senin karena dia gembira atas kelahiran Rosululloh Saw. Ini membuktikan bahwa bergembira dengan kelahiran Rosululloh Saw memberikan manfaat yang sangat besar, bahkan orang kafirpun dapat merasakannya.” Kata salah satu Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ma’arif tersebut.

Kemudian, beliau mengatakan bahwa sebagai generasi muda, kita harus memiliki akhlak seperti halnya apa yang diajarkan oleh Kanjeng Nabi Muhammad Saw. Bagaimana Nabi menjadi suri tauladan dan uswatun hasanah yang menjadi rahmat bagi alam semesta ini. Beliau itu, pemimpinnya dunia bahkan alam semesta. Yang akan memberikan kota syafaat di yaumil qiyamah nanti.

“Adapun berkenaan dengan hukum perayaan maulid, As-Suyuthi dalam al-Hawi lil Fatawi menyebutkan redaksi sebagai berikut:

أَصْلُ عَمَلِ الْمَوْلِدِ بِدْعَةٌ لَمْ تُنْقَلْ عَنِ السَّلَفِ الصَّالِحِ مِنَ الْقُرُوْنِ الثَّلاَثَةِ، وَلكِنَّهَا مَعَ ذلِكَ قَدْ اشْتَمَلَتْ عَلَى مَحَاسِنَ وَضِدِّهَا، فَمَنْ تَحَرَّى فِيْ عَمَلِهَا الْمَحَاسِنَ وَتَجَنَّبَ ضِدَّهَا كَانَتْ بِدْعَةً حَسَنَةً” وَقَالَ: “وَقَدْ ظَهَرَ لِيْ تَخْرِيْجُهَا عَلَى أَصْلٍ ثَابِتٍ.

“Hukum Asal peringatan maulid adalah bid’ah yang belum pernah dinukil dari kaum Salaf saleh yang hidup pada tiga abad pertama, tetapi demikian peringatan maulid mengandung kebaikan dan lawannya, jadi barangsiapa dalam peringatan maulid berusaha melakukan hal-hal yang baik saja dan menjauhi lawannya (hal-hal yang buruk), maka itu adalah bid’ah hasanah”. Al-Hafizh Ibn Hajar juga mengatakan: “Dan telah nyata bagiku dasar pengambilan peringatan Maulid di atas dalil yang tsabit (Shahih)”. Jadi, kita jangan kaya orang Wahhabi yang mengatakan Muludan bid’ah, sesat, kafir lhirafat dsb. Kita orang NU punya tradisi Muludan, Barzanjian dan perayaan Maulid Nabi lain-lain yang harus kita terus lertarikan bersama.” Pungkas Kyai dalam tausyiah nya.

Sebelum rangkaian seluruh acara ditutup, para santri Ustadz dan Ustadzah mengamini doa bersama yang dipanjatkan oleh Kyai Sanuri.

Kegiatan Maulid Nabi ini merupakan agenda rutin tahunan Pondok Pesantren Darul Ma’arif. Bagi Pondok Pesantren Darul Ma’arif, peringatan Maulid Nabi merupakan amaliyah para salafunas sholeh, para Ulama-ulama Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, terlebih bagi para warga Nahdliyyin dimanapun berada.

Semoga bermanfaat.