6 Nasihat Untuk Wali Santri yang Sedang Memondokkan Anaknya di Pesantren

darulmaarif.net – Indramayu, 02 Januari 2024 | 16.00 WIB

Pondok pesantren menjadi tempat bagi anak-anak untuk memperoleh pendidikan agama dan moral yang mendalam. Bagi para wali santri, mendukung dan memahami proses ini menjadi kunci untuk memastikan anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang kuat secara spiritual dan intelektual.

Anak-anak sangat membutuhkan dukungan dan penerimaan yang baik. Mereka membutuhkan dua hal tersebut dari teman-teman, para guru, pengasuh, pelatih, dan pendidik mereka. Dan terlebih lagi, mereka membutuhkan dukungan dari orangtua mereka. Anak-anak sangat menginginkannya, meski mereka memiliki keterbatasan-keterbatasan alamiah, ketidaksempurnaan fisik, dan perbedaan-perbedaan prestasi dan prestise. Bagaimanapun kondisi setiap anak, mereka tetap layak mendapatkan cinta dari orangtua.

Segenap respons wali santri atas kebutuhan anak-anak kita akan dukungan menjadi sumber utama pemahaman diri mereka. Kita merupakan cermin pertama yang dipandangi anak-anak kita. Mereka memandangi wajah-wajah kita dan melihat sebuah refleksi betapa mereka sangat berharga dan bernilai, sehingga mereka merasa akan diberi dukungan — atau mungkin sebaliknya.

Berikut adalah nasihat untuk wali santri yang sedang memondokkan anaknya di pesantren.

1. Mengutamakan Niat Ikhlas:

Janganlah lupakan bahwa niat merupakan pondasi utama dalam setiap tindakan kita. Rosululloh Saw bersabda:

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

Artinya: “Sesungguhnya segala perbuatan itu bergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan apa yang diniatkannya.” (HR. Imam Bukhori dan Muslim)

Memondokkan anak di pesantren dengan niat ikhlas karena Alloh Swt dapat menjadikan amal ini sebagai bentuk ibadah yang bernilai tinggi.

2. Berikan Dukungan Emosional dan Mental:

Anak yang memondokkan di pesantren mungkin menghadapi tantangan penyesuaian. Memberikan dukungan emosional dan mental sangat penting. Alloh berfirman:

اِنِّيْ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاِنِّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ

Artinya: “Dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sungguh, aku termasuk orang muslim”. (Al-Ahqaf Ayat 15)

Ayat tersebut mengindikasikan bahwa orangtua yang baik senantiasa memohon kepada Alloh agar bisa mencurahkan kebaikan kepada anak cucu, demi mendukung kebutuhan emosional dan mental mereka. Anak adalah amanah dari Alloh yang dititipkan kepada orang tua supaya mereka dididik dengan baik, diberi nama dengan baik, diberi pendidikan dengan secukupnya, diajarkan dasar-dasar pendidikan Islam dan halal-haram, baik dan buruk serta akhlak yang mulia. Jelas, semua ini adalah sebuah perhatian dan dukungan paripurna untuk anak, seperti diinstruksikan Islam.

3. Pantau dan Partisipasi dalam Pendidikan Anak:

Meskipun anak berada di pesantren, keterlibatan wali santri dalam perkembangan pendidikan anak tetap penting. Rosululloh Saw bersabda:

أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

Artinya: “Ketahuilah setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya atas yang dipimpin.” (HR. Imam Bukhori)

Memantau dan berpartisipasi dalam proses pendidikan anak merupakan tanggung jawab yang harus dijalankan dengan baik.

4. Bimbing Anak untuk Berusaha dan Bersabar:

Proses pendidikan di pesantren bisa jadi menantang, dan itu memerlukan usaha dan kesabaran. Alloh Swt berfirman:

وَٱصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ ٱلَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِٱلْغَدَوٰةِ وَٱلْعَشِىِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُۥ ۖ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُۥ عَن ذِكْرِنَا وَٱتَّبَعَ هَوَىٰهُ وَكَانَ أَمْرُهُۥ فُرُطًا

Artinya: “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas”. (Q.S. Al-Kahf Ayat 28)

Mendidik anak agar bersabar dan gigih dalam mengejar ilmu adalah bentuk ibadah.

5. Tekankan pada Pembentukan Karakter Islami:

Pesantren bukan hanya tempat untuk memahami ajaran agama, tetapi juga untuk membentuk karakter Islami. Rosululloh Saw bersabda:

إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ

Artinya: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.” (HR Imam Al-Baihaqi dari Abu Hurairah).

Dukung anak untuk terus mengembangkan akhlak yang baik sesuai dengan ajaran Islam.

6. Sertakan Kebersyukuran dalam Doa:

Selalu sertakan doa syukur kepada Alloh atas kesempatan memondokkan anak di pesantren. Alloh berfirman:

فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

Artinya: “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” (Q.s. Ar-Rahman Ayat 13)

Kebersyukuran adalah bentuk ibadah yang penting dalam Islam.

Memondokkan anak di pesantren merupakan investasi besar orangtua dalam pendidikan agama dan moral anak di masa depan. Dengan niat ikhlas, dukungan emosional, dan keterlibatan aktif, wali santri dapat memastikan bahwa anak berkembang tidak hanya sebagai individu yang cerdas secara akademis, tetapi juga sebagai pribadi yang kokoh dalam iman dan akhlak Islami. Rosulullah Saw menyatakan keutamaan pendidikan dengan sabdanya:

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

Artinya: “Mencari ilmu itu wajib bagi setiap Muslim, laki-laki maupun perempuan.” (HR. Imam Ibn Majah)

Dengan melibatkan diri secara positif dan penuh keberkahan dalam pendidikan anak, wali santri turut berperan dalam pembentukan generasi yang berakhlak mulia dan taat pada ajaran agama Islam.

Semoga bermanfaat. Wallohu a’lam.