darulmaarif.net – Indramayu, 25 September 2025 | 09.00 WIB
Bagi para wali santri, jadwal menjenguk anak di pondok pesantren adalah momen yang paling ditunggu-tunggu. Setelah sekian lama hanya bisa berkomunikasi lewat telepon atau surat, akhirnya bisa bertemu langsung dengan buah hati. Namun, sering kali momen ini justru menimbulkan dilema. Apa saja yang sebaiknya dibawa? Apa yang seharusnya dihindari agar tidak melanggar aturan pesantren? Pertanyaan-pertanyaan ini penting, karena salah langkah bisa membuat anak kurang nyaman atau bahkan berhadapan dengan aturan ketat pondok.
Pentingnya Menjaga Etika Saat Menjenguk
Menjenguk santri bukan hanya soal melepas rindu, tetapi juga bagian dari pendidikan. Orang tua menjadi contoh bagaimana bersikap sesuai aturan. Jika wali santri tidak mengikuti etika, anak bisa merasa canggung atau bahkan mendapat teguran. Karena itu, memahami aturan menjenguk santri adalah bentuk dukungan nyata terhadap proses pendidikan anak di pesantren.
Boleh Membawa Makanan, Tapi Bijak
Makanan adalah oleh-oleh paling umum saat menjenguk. Namun, sebaiknya bawakan makanan yang sederhana, mudah dibagi, dan tidak cepat basi. Kue kering, buah, atau makanan tradisional yang bisa dinikmati bersama teman adalah pilihan tepat. Hindari makanan cepat saji berlebihan atau makanan mahal yang bisa menimbulkan rasa iri di kalangan santri lain.
Hindari Barang-Barang yang Dilarang
Setiap pesantren biasanya memiliki aturan jelas terkait barang bawaan. Misalnya, Gadget, Majalah dan Buku-buku yang tidak Edukatif, atau Segala jenis senjata tajam termasuk korek api, Mainan. Play Station, Game Digital & Segala permainan berjenis kartu (Monoploli, Ular Tangga, Remi, Domino Dll), Uang tunai dalam jumlah besar (Lebih dari Rp50.000), Kosmetik (Kecuali skincare yang memang dibutuhkan untuk keperluan pengobatan), Pakaian yang menunjukkan identitas golongan tertentu, partai, suku, atau mengandung logo-logo terlarang, Perhiasan mewah, Jimat atau benda-benda mistis lainnya umumnya dilarang keras. Membawakan barang-barang tersebut bisa berdampak buruk pada disiplin anak dan berpotensi menimbulkan masalah dengan pengurus pesantren.
Berikan Barang yang Bermanfaat
Alih-alih membawakan hal-hal yang kurang penting, lebih baik berikan barang yang menunjang kehidupan anak di pesantren. Misalnya, alat tulis, buku bacaan Islami, sajadah baru, atau perlengkapan kebersihan. Barang-barang ini tidak hanya bermanfaat tetapi juga bisa memotivasi anak untuk semakin semangat belajar.
Patuhi Waktu dan Tempat yang Ditentukan
Etika menjenguk juga berkaitan dengan waktu dan tempat. Jangan datang di luar jadwal kunjungan yang ditentukan pesantren. Selain bisa mengganggu kegiatan belajar, hal ini juga bisa memberi contoh buruk bagi anak. Menunjukkan kepatuhan pada aturan adalah pelajaran berharga bagi santri tentang disiplin.
Jangan Terlalu Lama atau Membawa Drama
Meski rindu berat, usahakan waktu menjenguk tidak terlalu lama hingga mengganggu aktivitas pesantren. Hindari juga drama emosional, seperti tangisan berlebihan yang membuat anak jadi tidak betah kembali ke kamar. Jadikan pertemuan hangat dan penuh semangat, bukan beban emosional yang membuat anak semakin berat hati.
Menjenguk Bukan Sekadar Bertemu
Menjenguk anak di pesantren sejatinya adalah bagian dari proses pendidikan. Etika yang dijaga, barang bawaan yang tepat, serta sikap yang bijak akan membuat anak merasa didukung sekaligus nyaman. Ingatlah, tujuan utama bukan sekadar melepas kangen, melainkan membantu anak bertumbuh dalam disiplin, akhlak, dan ilmu.
Bagi Orangtua yang ingin menitipkan anak di lembaga yang bukan hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga menanamkan disiplin dan adab sejak dini, Pondok Pesantren Darul Ma’arif Kaplongan Indramayu membuka pendaftaran santri baru. Yuk, daftarkan anak Anda sekarang dan jadikan mereka generasi Islami yang tangguh, berilmu, dan berakhlak mulia!
Semoga bermanfaat.