Suami Harus Tahu! Begini Cara Islam Membahagiakan Istri Lahir Batin

darulmaarif.net – Indramayu, 26 Oktober 2023 | 16.00 WIB

Kehidupan rumah tangga yang harmonis dan penuh kasih sayang tentu menjadi idaman semua pasangan suami istri. Salah satu faktor yang dapat mewujudkannya adalah bagaimana cara suami membahagiakan lahir batin istrinya.

Dalam Islam, suami memang diperintahkan untuk memuliakan istrinya, menggaulinya dengan cara yang baik, serta sabar terhadap istri. Itu karena istri adalah orang yang selalu setia berada di samping suami, baik dalam keadaan suka maupun duka.

Laksanakan kewajiban sebagai seorang suami sebagaimana keterangan dalam Kitab ‘Uqudul Lujain karya Syekh Nawawi Al-Bantani:

(الفَصْلُ الأَوَّلُ:فِيْ) بيان (حُقُوْقِ الزَوْجَةِ) الواجبة (عَلَى الزَوْج) وهي حُسْن العِشْرة، ومؤْنةُ الزوجة ومهْرُها، والقَسْم، وتعليمُها ما تحتاج إليه من فروض العبادات وسننها ولو غيرَ مؤكَّدة، ومما يتعلق بالحيض، ومن وجوب طاعته فيما ليس بمعصية

(PASAL PERTAMA) Pada pasal pertama ini, Kyai Mushonif Kitab menerangkan hak seorang istri dari suaminya, yaitu: menggaulinya dengan baik, menafkahinya, menyerahkan maharnya, pembagian yang adil baik lahir maupun batin bagi suami yang beristri lebih dari satu, mengajari ilmu agama yang berkaitan dengan kewajiban beribadah dan sunah-sunahnya,dan mengajari ilmu yang erat kaitannya dengan haidl, dan mengajari untuk selalu taat kepada suami dalam perkara di luar maksiat.

(الفَصْلُ الثَّانِيْ: فِيْ) بيان (حُقُوْقِ الزَّوْجِ) الواجبة (عَلَى الزَّوْجَةِ) وهي طاعة الزوج في غير معصية، وحسن المعاشرة، وتسليم نفسها إليه، وملازمة البيت، وصيانة نفسها من أن توطئ فراشه غيره، والإحتجاب عن رؤية أجنبي لشيء من بدنها ولو وجهها وكفيها، إذ النظر إليهما حرام ولو مع انتفاء الشهوة  والفتنة، وترك  مطالبتها له بما فوق الحاجة ولو علمت قدرته عليه، وتعففها عن تناول ما يكسبه من المال الحرام، وعدم كذبها على حيضها وجودا وانقطاعا  

(PASAL KEDUA) Menerangkan hak-hak suami yang wajib atas istrinya, yaitu: wajib taat pada suami kepada perkara selain ma’syiat, menggaulli atau melayani suami dengan baik penuh adab dan tatakrama, menyerahkan dirinya sepenuh jiwa dan raganya, tidak meninggalkan rumah atau tempat tinggal suaminya, menjaga dan memelihara kehormatan suami atas diri dan rumah tangganya, selalu menutupi badan serta auratnya dari pandangan lelaki yang bukan muhrimnya, walaupun wajah dan dua telapak tangannya, karena melihatnya hukumnya haram walaupun tanpa syahwat ddan aman dari fitnah, tidak meminta sesuatu yang diatas kemampuan suaminya walaupun suami bisa mengusahakan untuk mendapatnya, memelihara diri serta agamanya dari mengkonsumsi makanan dari hasil usaha suami yang haram, tidak menutupi atau berbohong kepada suami akan hal keadaan dirinya baik sedang dalam keadaan haidl atau telah selesai haidlnya.

Dengan cara bergaul dengan istri secara patut dan bila rasa cinta mulai terasa memudar maka dengan cara bersabar.

Dalam kitab Bahrul Madiid Juz 1 halaman 482 dijelaskan seorang suami hendaknya bergaul dengan istrinya dengan cara yang baik, bicara lemah lembut dan penuh kasih sayang.

وَعاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ …يقول الحق جل جلاله : وعاشروا النساء بِالْمَعْرُوفِ بأن تلاطفوهن فى المقال وتجملوا معهن فى الفعال ، أو يتزيّن لها كما تتزين له. قال الورتجبي : كونوا فى معاشرتهن فى مقام الأنس وروح المحبة ، وفرح العشق حين أنتم مخصوصون بالتمكين والاستقامة والولاية ، فإن معاشرة النساء لا تليق إلا فى المستأنس بالله ، كالنبى صلّى اللّه عليه وسلم وجميع المستأنسين من الأولياء والأبدال ،حيث أخبر صلّى اللّه عليه وسلم عن كمال مقام أنسه بالله ورؤيته لجمال مشاهدته حيث قال : «حبّب إلىّ من دنياكم ثلاث : الطيب ، والنساء ، وجعلت قرة عينى فى الصلاة.» «1»ثم قال : عن ذى النون : المستأنس بالله يستأنس بكل شىء مليح ووجه صبيح ، وبكل صوت طيب وبكل رائحة طيبة. ثم قال : عن ابن المبارك : العشرة الصحيحة : ما لا يورثك الندم عاجلا ولا آجلا ، وقال أبو حفص : المعاشرة بالمعروف : حسن الخلق مع العيال فيما ساءك. ه.فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فاصبروا فَعَسى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئاً وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْراً كَثِيراً إما ولدا صالحا أو عاقبة حسنة فى الدين. …..قال الورتجبي : كل أمر من الله – سبحانه – جاء على مخالفة النفس امتحانا واختبارا ، والنفس كارهة فى العبودية فإذا ألزمت عليها حقوق الله بنعت الرياضة والمجاهدة واستقامت فى عبودية الله ، أول ما يطلع على قلبك أنوار جنان القرب والمشاهدة ، قال الله تعالى : وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوى ، فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوى ، وفى أجواف ظلام المجاهدة للعارفين شموس المجاهدات وأقمار المكاشفات. ه. المراد منه.  

Artinya: “Firman Alloh Ta’ala: “Dan bergaullah dengan mereka (istri-istrimu) dengan cara yang patut”. Alloh al-Haq Azza Wa Jalla berfirman: “Dan bergaullah dengan istri-istrimu secara patut, dengan cara bertutur secara lembut, memperbaiki sikap dan prilaku atau berdandan untuk mereka sebagaimana mereka berdandan untukmu, Imam al-Wartajaby berkata: “Bergaullah dengan mereka dengan dasar suka-cita dan penuh kasih sayang bila kalian menginginkan derajat istiqamah dan kedududukan dimata Alloh, sebab bergaul dengan wanita secara benar tidaklah dapat dan pantas kecuali bagi orang yang ‘tenang bersama Alloh’ seperti halnya yang dilakukan oleh Baginda Nabi Muhammad Saw dan orang-orang yang telah menggapai derajat ketenangan, seeprti para kekasih-kekasih Alloh. Oleh karenanya Nabi Saw pernah menggambarkan kesempurnaan ketenangan dan musyahadahnya dengan Alloh saat beliau bersabsa, “Aku diberi rasa cinta kepada duniamu itu tiga perkara, yaitu senang kepada wangi-wangian, cinta kepada wanita dan ketika dijadikan padaku rasa sejuk mataku seolah-olah aku melihat Alloh di dalam sholat”.  Kemudian Dzun Nun berkata, “Orang yang memiliki rasa tenang pada Alloh akan pula memberikan ketenangan pada segala sesuatu dengan keelokan, wajah yang bersinar, tutur yang indah dan aroma yang mewangi”. Ibnul Mubarok berkata, “Bergaul yang benar adalah yang tidak menimbulkan penyesalan diawal dan di akhir”.  Abu Khafsh berkata, “Bergaul yang pantas adalah keindahan perilaku pada keluarga dalam menyikapi hal yang tidak mengenakkanmu”. “Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Alloh menjadikan padanya (istrimu) kebaikan yang banyak”.  Adakalanya dengan memperoleh keturunan yang sholih, atau kebaikan dalam hal agama. Imam al-Wartajaby berkata, “Sesuatu dari Alloh yang tidak sesuai keinginan nafsu adalah bentuk ujian dan cobaan-Nya. Nafsu sejatinya membenci akan penghambaan kita kepada Alloh, bila engkau mampu membuatnya mentaati hak-hak Alloh secara disiplin melalui bentuk riyadloh dan mujahadah maka yang pertama tumbuh dari dalam hatimu adalah aneka cahaya keindahan kedekatan dan musyahadah dengan Alloh, Alloh Swt berfirman: “Dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal (nya)”, ditengah-tengah kegelapan mujahadah bagi orang-orang ‘arif billah terdapat kilauan mentari (mentari mujahadah dan indahnya purnama mukasyafah)”. Kitab Al-Bahrul Madiid Juz I/482).

Bagi seorang suami, dalam diri seorang istri sebagian Alloh datangkan padamu berupa nikmat, sebagian lagi Alloh berikan padanya semata-mata sebagai ujian dari-Nya. Dan bagi para hamba-Nya yang ridlo kepada Alloh, selalu berprasangka baik atas keputusan takdir hidupnya, seorang suami akan senantiasa menemukan cara untuk membahagiakan istrinya, lahir dan batin.

Semoga bermanfaat. Wallohu a’lam.