darulmaarif.net – Indramayu, 12 Mei 2024 | 10.00 WIB
Santri Putra kelas XII sowan ke para Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ma’arif Kaplongan Indramayu, Kamis (11/05/2024) sebagai rangkaian rihlah akhirussanah Santri kelas XII sebelum para Santri kelas akhir ini boyong atau pamitan dari Pondok.
Dalam acara sowan yang dilakukan di beberapa tempat kediaman para pengasuh tersebut, yaitu di kediaman Buya KH. Mukromin Thohir, Kh. Hasbullah, Lc. dan Kyai Sanuri, S.Pd.I. Para Kyai menyampaikan beberapa nasehat dan motivasi untuk Santri Putra ke depannya setelah pulang ke rumah.
Diantara pesan yang disampaikan para pengasuh Pondok Pesantren Darul Ma’arif Kaplongan Indramayu kepada Santri sebagai berikut:
Pesan Buya KH. Mukromin Thohir:
- Santri harus paham etika kepada gurunya. Datang kelihatan wajahnya, pulang/boyong kelihatan jitoknya (leher belakang).
- Agar menjaga ibadah nya terutama sholat 5 waktu, jangan berani meninggalkan sholat.
- Jadilah orang yang bermanfaat di manapun kalian berada, beliau mencontohkan pendiri Darul Ma’arif K.H.Dedi Wahidi yang begitu luar biasa mendedikasikan seluruh pikiran, tindakan dan hidupnya untuk pendidikan di Darul Ma’arif. (sambil menangis meneteskan air mata).
Pesan Kyai Sanuri, S.Pd.I:
- Amalkan Amaliah yang sudah biasa di lakukan di pesantren seperti jama’ah dan tadarus Al-Qur’an.
- Jangan pernah lupakan guru-guru kalian meskipun kalian sdah berhenti mondok, karena kalian selama adalah muridnya (مازلت طالبا).
Pesan Kh. Hasbullah, Lc.:
- Jaga ibadah kalian, karena di luar sana tidak ada lagi pengurus pesantren yang ngoprekin kalian.
- Cobaan yang berat di luar yaitu perempuan, maka kalian jaga baik-baik imannya.
- Jika kalian merasa kebingungan dalam kehidupan maka kembalilah kepada gurumu, minta nasehat dan petunjuknya.
Didampingi oleh pengasuhan putra Ust. Juedi, beliau menyimpulkan bahwa tradisi soan kepada kyai merupakan tradisi yang sepatutnya di langgengkan oleh seluruh santri Pondok Pesantren Darul Ma’arif Kaplongam khusunya, seluruh santri di manapun pada umumnya.
Ust. Juedi juga mengatakan bahwa penting bagi para santri kelas XII yang hendak berpamitan boyong agar selalu memberikan manfaat baik di lingkungan rumahnya atau di tempat lain selama hidupnya. Beliau juga menghimbau agar santri menjalankan nasihat yang telah disampaikan oleh para pengasuh sebagai pedoman hidup yang senantiasa dijaga, terutama menghadapi berbagai perubahan zaman dengan berbagai aspek modernisasi nya.
“Kita harus senantiasa berpegang para tradisi Salafuna Shaleh, mengerjakan amalan-amaln yang dianjurkan oleh para Ulama-ulama salaf kita. Ini kewajiban, tidak boleh ditinggalkan. Seperti tradisi sowan dan tarbarrukan kepada para guru, kyai dan masyayikh pondok, santri harus terus menjaga silaturahmi ini meskipun sudah boyong dari pondok. Jangan pernah melupakan almamater Pondok Pesantren Darul Ma’arif tempat kita menimba dan meminum samudra ilmu didalamnya,” Tutur Ust. Juedi kepada Tim Literasi Pontren Darul Ma’arif.
Belaiu juga berpesan selain tidak melupakan almamater, jangan sampai santri mencoreng nama baik almamater nya dimanapun.
“Kita harus terus menjaga nama baik Pesantren kita, guru-guru kita, ustadz ustadzah kita para Kyai dan Nyai kita. Santri itu selamanya adalah santri, gak ada yang namanya mantan santri.” Pungkas Ust. Juedi.
Semoga bermanfaat.