Penting! Ini Peran Utama Ayah dalam Pendidikan Akhlak Anak

darulmaarif.net – Indramayu, 15 Agustus 2025 | 07.00 WIB

Penulis: Usth. Dyah Safitri A.J, S.Pd.

Di tengah arus globalisasi dan derasnya pengaruh media digital, tantangan dalam mendidik anak semakin kompleks. Data Global Web Index 2024 menunjukkan bahwa anak-anak di Indonesia rata-rata menghabiskan lebih dari 5 jam sehari di depan layar gawai. Konten yang dikonsumsi pun beragam, dari yang mendidik hingga yang justru mengikis nilai moral. Fenomena ini menjadi alarm bagi para orang tua, khususnya ayah, untuk kembali mengambil peran sentral dalam membimbing akhlak anak.

Dalam pandangan Islam, pendidikan akhlak bukan sekadar pelengkap, tetapi fondasi utama dalam pembentukan karakter. Ayah tidak hanya berfungsi sebagai pencari nafkah, melainkan pemimpin keluarga (qowwam) dan pembimbing moral, spiritual, serta sosial. Peran ini bukan pilihan, tetapi kewajiban yang ditekankan dalam Al-Qur’an, hadits, dan literatur klasik ulama dalam kitab kuning.

Peran Ayah Menurut Al-Qur’an

1. Nasihat Luqman kepada Anaknya

Alloh Ta’ala berfirman:

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya: ‘Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Alloh, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.’” (QS. Luqman Ayat 13)

Ayat ini menjadi contoh bagaimana seorang ayah harus secara langsung memberikan pendidikan tauhid dan akhlak, disertai hikmah dan kasih sayang.

2. Wasiat Nabi Ya’qub

أَمْ كُنتُمْ شُهَدَاءَ إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ الْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِن بَعْدِي ۖ قَالُوا نَعْبُدُ إِلَٰهَكَ وَإِلَٰهَ آبَائِكَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِلَٰهًا وَاحِدًا وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ

Artinya: “Apakah kamu menjadi saksi saat Ya’qub hampir meninggal, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: ‘Apa yang kamu sembah sepeninggalku?’ Mereka menjawab: ‘Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, yaitu Ibrahim, Ismail, dan Ishaq, Tuhan Yang Maha Esa, dan kepada-Nya kami berserah diri.” (QS. Al-Baqoroh Ayat 133)

Ayat ini menegaskan tanggung jawab ayah dalam memastikan kelurusan akidah anak, bahkan di akhir hayat.

Hadits-Hadits tentang Peran Ayah dalam Pendidikan Akhlak Anak

  1. “Tidak ada pemberian seorang ayah kepada anaknya yang lebih baik dari tata krama (budi pekerti) yang baik.” (HR. Imam at-Tirmidzi, no. 1952)
  2. “Muliakan anak-anak kalian, dan baguskan tatakramanya.” (HR. Imam Ibnu Majah)
  3. “Di antara hak anak kepada orang tuanya adalah hendaknya dididik dengan tata krama yang baik dan diberi nama yang baik.” (HR. Imam al-Baihaqi, Syu’ab al-Iman, 6/401)

Hadits-hadits ini menunjukkan bahwa mengajarkan akhlak bukan hanya tanggung jawab, tetapi juga bentuk kasih sayang ayah kepada anaknya.

Pandangan Ulama tentang Peran Ayah

Dalam kitab “تربية الأولاد في الإسلام” (Tarbiyyatul Aulad fil Islam) karya Dr. Abdullah Nashih Ulwan (jilid 1, hlm. 107), beliau menegaskan:

وَالْأَبُ هُوَ الْمُرَبِّي الْأَوَّلُ لِأَخْلَاقِ وَلَدِهِ وَدِينِهِ، وَعَلَيْهِ أَنْ يَكُونَ لَهُ فِي كُلِّ سُلُوكٍ قُدْوَةً وَأُسْوَةً

Artinya: “Ayah adalah pendidik pertama bagi akhlak dan agama anaknya, dan ia harus menjadi teladan dalam setiap perilakunya.”

Selain itu, Imam Abu Hamid al-Ghozali dalam Ihya’ Ulumiddin (jilid 3, hlm. 72) menjelaskan:

وَالصَّبِيُّ أَمَانَةٌ عِنْدَ وَالِدِهِ، وَقَلْبُهُ الطَّاهِرُ جَوْهَرَةٌ نَفِيسَةٌ سَاذَجَةٌ، خَالِيَةٌ مِنْ كُلِّ نَقْشٍ وَصُورَةٍ، وَهُوَ قَابِلٌ لِكُلِّ مَا نُقِشَ

Artinya: “Anak adalah amanah bagi orang tuanya, hatinya yang bersih bagaikan permata yang berharga, siap menerima setiap goresan yang diberikan.”

Kedua pandangan ini menunjukkan bahwa ayah bukan hanya pengamat, melainkan role model yang harus aktif membimbing anak melalui keteladanan dan pendidikan akhlak yang konsisten.

Peran Ayah dalam Praktik Nyata

Berdasarkan panduan ulama, ayah memiliki peran strategis untuk:

  • Menanamkan nilai kejujuran, amanah, dan tanggung jawab.
  • Membimbing anak dalam ibadah dan etika sosial.
  • Menjadi teladan nyata dalam perilaku sehari-hari, baik di rumah maupun di masyarakat.

Ayah yang aktif dalam pendidikan akhlak akan melahirkan anak yang berkarakter tangguh, mampu menghadapi tantangan zaman, dan tetap berpegang pada nilai Islam.

Peran ayah dalam pendidikan akhlak adalah pusat dari pembentukan karakter anak. Dengan landasan Al-Qur’an, sunnah, dan petunjuk ulama, seorang ayah dapat menjadi pilar utama pembentuk generasi yang beriman, berakhlak mulia, dan siap menghadapi derasnya arus zaman.

Semoga bermanfaat. Wallohu a’lam.