Fiqh Parenting: Pasangan Red Flag, Kenali Gejala dan Dampak Buruk Love Bombing

darulmaarif.net – Indramayu, 26 Agustus 2023 | 08.00 WIB

Memiliki pasangan yang romantis, perhatian, pengertian dan mau memberikan segala sesuatu yang kamu inginkan mungkin terdengar begitu menyenangkan.

Meski terkesan mau berkorban demi pasangannya, kamu tetap perlu waspada, karena mungkin saja ini merupakan tindakan love bombing.

Apa itu Love Bombing?

Menurut klikdoktor.com, Love bombing adalah tindakan fisik maupun verbal berupa kasih sayang berlebih yang diberikan pasangan. Orang yang melakukan love bombing bisa membombardir kamu dengan hadiah, perhatian, pujian, dan kasih sayang yang terlalu lebay.

Bukannya hal tersebut bagus, ya? Ternyata, tidak juga. Perilaku berlebihan tersebut biasanya dilakukan oleh seorang sosiopat, narsistik, dan manipulator.

Tujuannya adalah untuk memanipulasi hubungan guna mendapatkan apa yang dia inginkan. Pelaku love bombing menciptakan hubungan yang terlalu penuh cinta sehingga kamu tidak peka terhadap maksud dari perbuatan tersebut.

Karena tidak menyadari sedang dimanipulasi, kamu akan merasa nyaman-nyaman saja. Bahkan, kamu merasa bingung ketika orang lain mempertanyakan hubungan kalian yang terlihat janggal.

Tinjauan Fiqh Parenting dalam Persoalan Love Bombing

Islam adalah agama rahmatan lil ‘aalamiin. Agama yang menjungjung tinggi asas-asa kemuliaan dan kebahagiaan, tidak terkecuali dalam persoalan pasangan atau parenting.

Dalam Islam, hubungan rumah tangga atau jalinan kasih sayang diantara pasangan harus sampai pada mawaddah, rohmah dan sakinah.

Dalam surat Ar-Rum ayat 21 Alloh Swt berfirman:

وَمِنْ آيَاتِهِ أنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أنْفُسِكُمْ أزْوَاجًا لِتَسْكُنُوْا إلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَة أنَّ فِيْ ذلِكَ لآيَاتٍ لِقوْمٍ يَتَفَكَّرُوْنَ (الروم: ٢١)

Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan/keagungan-Nya adalah bahwa Dia menciptakan dari diri kalian pasangan-pasangan, agar kalian cenderung dan merasa tenang (sakinah) terhadap mereka. Dan Dia menjadikan di antara kalian cinta kasih (mawaddah) dan kasih sayang (rahmah). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang/kaum yang berpikir.” (Ar-Rum: 21)

Agar kita memamahi makna dari sakinah, mawaddah, dan rahmah mari kita perhatikan kata-kata tersebut yang ada pada teks ayat di atas.

Pertama; doa sakinah untuk kedua pempelai pengantin merujuk pada kata لتسكنوا إليها yang artinya “agar kamu merasa tentram kepadanya”. Lafad ini terdiri dari huruf lam yang artinya “agar” dan “fi’il mudhori” yang mengandung fa’il “أنتم (kalian) sehingga untuk mendapatkan “sakinah” harus melakukan usaha (fi’il) yang dilakulan oleh suami kepada istrinya atau sebaliknya oleh istri kepada suaminya, keduanya harus sama-sama berusaha untuk saling berusaha membentuk sakinah di antara keduanya, sehingga sakinah itu bisa diperoleh, sakinah adalah “ketenangan jasmani dan ketenangan hati yang dirasakan oleh pasangan suami istri”, serta hati diantara keduanya tidak lagi tergiur atau tergoda oleh orang lain, keduanya saling berusaha memupuk ketenangan jasmani dan hati diantara keduanya.

Kedua; doa mawaddah, kata ini diawalai oleh kata جعل yang artinya Alloh membuat kasih sayang selalu ada diantara pasangan suami dan istri, tentu dengan sebelumnya memenuhi keadaan “sakinah”.

Ketiga; Rahmah (رحمة) yang terdapat pada teks ayat di atas bersanding dengan kata مودة. Hal ini menandakan bahwa selain Allah menjadikan mawaddah, Alloh juga menjadikan rahmah kepada suami-istri yang senantiasa berusaha membentuk sakinah dalam keluarganya.

Sedangkan perilaku Love Bombing bertentangan dengan prinsip-psinsip rumah tangga dalam Islam. Pada puncaknya, pelaku love bombing dapat merugikan pasangan dan bisa berakibat perceraian dan rusaknya tali persaudaraan diantara keluarga pasangan.

Love bombing merupakan taktik manipulatif yang biasanya digunakan oleh individu narsis dan kasar yang bisa berpotensi menjadi pelaku kekerasan domestik dan KDRT. Tindakan manipulatif dalam Islam sama sekali tidak dibenarkan. Apalagi, menipu pasangan baik suami atau istri untuk tujuan-tujuan pribadi yang bersifat egois dan mau menang sendiri. Sedangkan pola hubungan rumah tangga adalah hubungan kemitraan, saling mengisi satu sama lain, saling menutupi kekurangan dan aib pasangan masing-masing.

Yuk, rajut hubungan yang sehat dan bahagia dalam menjalin rumah tangga bersama pasangan. Cintai lah pasangan kita sebagaimana kita mencintai diri kita sendiri.

Semoga bermanfaat. Wallohu a’lam.