Filosofi Doa Nabi Ibrahim As: Antara Ibadah dan Ekonomi, Mana yang Lebih Utama?

darulmaarif.net – Indramayu, 03 Juli 2024 | 21.00 WIB

Tantangan terbesar umat Islam saat ini adalah bagaimana menyeimbangkan antara ritual ibadah dan kegiatan ekonomi. Pasalnya, dua hal ini menjadi elan vital yang saling berkait kelindan. Di satu sisi, kelaparan menyebabkan umat Islam lemah dalam beribadah. Di sisi yang lain ibadah saja tanpa peduli ekonomi menjadikan umat Islam bermental inferior terhadap persaingan ekonomi Global.

Faktanya, umat Islam saat ini relatif belum beberdaulat dalam ekonomi dan cenderung masih bergantung pada pihak lain. Salah satu penyebab kelemahan tersebut antara lain pemahaman yang belum optimal terhadap nilai-nilai dan ajaran agama, sehingga nilai-nilai tersebut diabaikan dan tidak dapat diimplementasikan secara komprehensif dalam seluruh lini kehidupan.

Dalam praktiknya juga, umat Islam seringkali kebingungan mana yang perlu diprioritaskan: apakah mengejar ekonomi sebagai asas primordial sebagai makhluk yang butuh makan dan minum didahulukan, atau fokus ibadah saja sehingga kerapkali kegiatan ekonomi demi kemapanan finansial cenderung diabaikan?

Untuk menjawab persoalan ini, ada satu doa menarik yang diajarkan Nabi Ibrahim As kepada kita semua. Doa itu diabadikan dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 126 sebagai berikut:

رَبَّنَآ اِنِّيْٓ اَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِيْ بِوَادٍ غَيْرِ ذِيْ زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِۙ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱجْعَلْ أَفْـِٔدَةً مِّنَ ٱلنَّاسِ تَهْوِىٓ إِلَيْهِمْ وَٱرْزُقْهُم مِّنَ ٱلثَّمَرَٰتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ

Artinya: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak ada tanamannya (dan berada) di sisi rumah-Mu (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami, (demikian itu kami lakukan) agar mereka melaksanakan salat. Maka, jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan anugerahilah mereka rezeki dari buah-buahan. Mudah-mudahan mereka bersyukur.” (QS. Surat Ibrahim Ayat 37)

Perhatikan redaksi kalimat doa yang dioanjatkan Nabi Ibrahim sekali lagi: “Ya Tuhan kami, (demikian itu kami lakukan) agar mereka melaksanakan salat. Maka, jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan anugerahilah mereka rezeki dari buah-buahan. Mudah-mudahan mereka bersyukur.”

Menurut pendapat Gus Baha dalam menafsirkan doa Nabi Ibrahim As ini, beliau mengungkapkan bahwa antara kemapanan Finansial dalam bab Ekonomi dan Ibadah yang diutamakan nomor satu tetap ibadah dulu.

“Coba kamu lihat Nabi Ibrahim. Misalnya ada orang ingin mapan, China ingin mapan, PKI ingin mapan, Pelacur sampai berbuat demikian juga karena ingin mapan, bahkan Copet Garong sampai berbuat demikian juga ingin mapan. Tapi apa yang dilakukan Nabi Ibrahim ketika ingin mapan? makan secara finansial pertama doanya: Gusti,agar abak cucu saya kuat sholat berikan kami rizki, karena mereka ini manusia, yang mampu melakukan sholat kalau punya uang. Tapi yang disebut dulu adalah sholat, bukan sarannya (uang),” kata Gus Baha.

Gus Baha juga menjelaskan logika bahasa Nabi Ibrahim As dalam berdoa kepada Alloh. “Jadi bukannya Nabi berkata: Gusti, berikan anak cucu kami banyak uang agar anak cucu kami bisa sholat. Kalau begitu kan materi nomor satu, beliau justru berkata: “Gusti, supaya anak cucu saya mau mendirikan sholat, tapi karena mereka semua manusia, biar mau sholat mohon berikan fasilitas (harta).” Pungkas Gus Baha dalam salah satu pengajiannya.

Dengan demikian, umat Islam tak perlu lagi bingung mana yang perlu didahulukan antara ekonomi dan ibadah. Dua-duanya memang harus ada dan sinergi, tapi yang perlu diutamakan tetap ibadahnya dulu, kemapanan secara ekonomi dan finansial tetap diupayakan sebagai bentuk penunjang agar ibadah kita bisa fokus, nyaman dan tenang.

Sebagaimana Alloh menjadikan manusia dan jin di muka bumi ini tujuan utamanya adalah untuk beribadah.

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku (saja).” (QS. Adz-Dzaariyaat Ayat 56)

Semoga bermanfaat. Wallohu a’lam.