Ciri-ciri Suami yang Baik, Apakah Kamu Termasuk?

darulmaarif.net – Indramayu, 29 Februari 2024 | 16.00 WIB

Ketika seorang perempuan ingin menghabiskan sisa hidup untuk satu pasangan, tentu saja Bunda menginginkan sosok suami yang terbaik. Memiliki pasangan yang terbaik untuk kita, dan Bunda pun ingin menjadi istri terbaik untuk sang suami.

Namun, definisi baik tentu saja memiliki segudang preferensi yang bermuatan relatif penafsiran. Baik menurut Bunda yang satu belum tentu menjadi standar baik bagi Bunda-bunda yang lainnya.

Untuk menjawab kegelisahan parameter standar baik, syariat Islam telah menjawab persoalan tersebut ke dalam kategorisasi suami terbaik, tentunya dalam koridor kaca pandang Islam yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariat Islam yang benar.

Lantas, apakah suami terbaik adalah suami yang bergelimang harta nan tajir melintir? Atau suami ganteng yang super perhatian setiap detik menemani langkah hidup Bunda merupakan definisi suami terbaik?

Sebetulnya ukuran suami terbaik tidak cukup digambarkan dengan definisi suami bergelimang harta nan tajir melintir, atau suami ganteng yang super perhatian kepada Bunda menjadi standar suami terbaik. Sebab, beberapa kasus KDRT menyebutkan ada kalanya suami bergelimbang harta malah selingkuh, atau suami ganteng super perhatian tapi kadang bicaranya kasar dan sering bikin Bunda sakit hati akibat ucapannya. Mungkin bagi sebagian Bunda, dua tipe suami terbaik diatas mencirikan suami yang baik. Namun, Bunda-bunda yang lain bisa saja tidak sejalan dengan definisi suami terbaik versi Bunda.

Dalam Islam, pernyataan Lelaki yang baik adalah sui yang bicaranya lemah lembut terhadap isterinya. Itu menunjukkan kualitas suami yang memahami agama Islam secara baik dan benar. Berdasar riwayat hadits dari Abu Hurairah Rodliyallohu ‘anhu, beliau berkata: “Rosulullah Saw bersabda: “Paling sesempurna-sempurnanya kaum mu’minin perihal keimanannya ialah yang terbaik budi pekertinya di antara mereka itu dan yang terbaik di antara kaum mu’minin itu ialah yang terbaik sifatnya terhadap kaum wanitanya”. (Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadits hasan Shohih).

Dan berdasar Firman Alloh SWT:

وعاشروهن بالمعروف

Artinya: Dan bergaullah dengan mereka dengan cara yang baik.(QS. An-Nisa’ Ayat 19)

Sehingga kewajiban suami pada Bunda diantaranya adalah berkatalah yang baik kepada Bunda, suami yang bagus perkataan dan tingkah lakunya kepada istri, suami yang berbuat baik kepada istri sebagaimana para suami suka jika Bunda bertingkah laku demikian.

وقوله: { وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ } أي: طيِّبُوا أقوالكم لهن، وحَسّنُوا أفعالكم وهيئاتكم بحسب قدرتكم.

Artinya: “Firman Alloh: (Dan bergaullah dengan mereka dengan cara yang baik. [QS. An-Nisa’ Ayat 19]), maksdunya pantaskanlah ucapan-ucapan kalian (suami) kepada istri-istri kalian. Dan bagsukanlah perbuatan dan perilaku kalian sesuai kadar kemampuan kalian.

Dari situ dapat dipahami, bahwa suami terbaik versi Islam adalah mereka yang ucapan-ucapannya meneduhkan Bunda, serta perbuatan dan perilakunya berbudi luhur. Tidak keras kepala, tidak kasar saat bicara, apalagi sudah main tangan kepada Bunda. Islam memberikan cara pandang terbaik untuk mendefinisikan suami terbaik tidak dilihat dari harta yang bergelimang, atau paras yang menawan.

Lihat Kitab Tafsir Ibnu Katsir Juz 2 Halaman 242:

قَالَ علي بن أبي طالب :لَيْسَ الْجَـمَـالُ بِـأَثْوَابٍ تُزَيِّنُهَا – إِنَّ الْجَمَـالَ جَمَـالُ الْعَقْلِ وَالأَدَبِ

Artinya: “Imam Ali bin Abi Tholib berkata: Bukanlah keindahan dengan pakaian-pakaian yang menghiasinya, akan tetapi keindahan adalah keindahan akal dan adab.”

وقال عليه الصلاة والسلام: المرأة كالضلع ان ذهبت تقيمها كسرتها, وان تركتها استمتعت بها على عوج.(رواه الترمذي حسن-صحيح)

Artinya: “Sesungguhnya wanita itu seperti tulang iga (diciptakan keluar dari tulang rusuk kiri laki-laki yang paling bawah) bila kita berusaha meluruskan (dengan sikap keras) dia akan patah, dan apabila kita biarkan atau meninggalkannya (tidak mendidiknya) dia akan bengkok selamanya.” (H.R. Imam At-Tirmidzi)

Ini merupakan anjuran agar para suami mendidik atau meluruskan Bunda dengan kelembutan dan kasih sayang, merendahkan suara maksudnya tidak mendidik dengan cara membentak-bentak.

Dalam hadits lain, diceritakan bahwa Baginda Nabi Muhammad Saw menjawab satu pertanyaan sahabat Mu’awiyah al-Qusyairi yang datang menemui Nabi untuk bertanya.

حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ أَخْبَرَنَا أَبُو قَزَعَةَ الْبَاهِلِىُّ عَنْ حَكِيمِ بْنِ مُعَاوِيَةَ الْقُشَيْرِىِّ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا حَقُّ زَوْجَةِ أَحَدِنَا عَلَيْهِ قَالَ « أَنْ تُطْعِمَهَا إِذَا طَعِمْتَ وَتَكْسُوَهَا إِذَا اكْتَسَيْتَ – أَوِ اكْتَسَبْتَ – وَلاَ تَضْرِبِ الْوَجْهَ وَلاَ تُقَبِّحْ وَلاَ تَهْجُرْ إِلاَّ فِى الْبَيْتِ.

Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Musa bin Ismail, telah menceritakan kepada kami Hammad, telah mengabarkan kepada kami Abu Qoza’ah al-Bahili, dari Hakim bin Mu’awiyah al-Qusyairi, dari ayahnya, ia berkata, aku bertanya kepada Rosululloh Saw mengenai kewajiban suami pada istrinya, lalu Rosululloh Saw bersabda: ‘Engkau memberinya makan sebagaimana engkau makan. Engkau memberinya pakaian sebagaimana engkau berpakaian atau engkau usahakan, dan engkau tidak memukul istrimu di wajahnya, dan engkau tidak menjelek-jelekkannya serta tidak memboikotnya (dalam rangka nasehat) selain di rumah.” (HR. Imam Abu Daud)

Sebagai penutup, dalam Kitab Aunul Ma’bud Juz VI Halaman 127:

( ولا تقبح ) بتشديد الباء أي لا تقل لها قولا قبيحا ولا تشتمها ولا قبحك الله ونحوه.

Artinya: “Janganlah berkata pada istrinya dengan perkataan yang jelek, dan berkata semoga Allah mengutukmu dan lain sebagainya.” (Lihat Kitab Aunul Ma’bud Juz VI Hal. 127)

Kesimpulannya, ciri suami yang baik dan sayang sama Bunda adalah suami yang tutur katanya lemah lembut, perbuatan dan perilakunya patut dijadikan sebagai teladan Bunda, serta suami yang rela mengalah demi Bunda selagi itu tidak berkaitan dengan perkara maksiat kepada Alloh Swt dan Rosul-Nya.

Suami yang baik dan menyayangi Bunda akan memberi kedamaian di hati Bunda, menjadi rumah untuk berteduh dari teriknya kehidupan, dan payung saat hujan airmata melanda hati Bunda. Suami terbaik akan menjadikan Bunda seorang istri yang semakin dekat dengan Alloh, semakin rajin ibadah dan memiliki rumah tangga yang senantiasa dihiasi dengan senda gurau yang hangat nan penuh kebahagiaan.

Semoga bermanfaat. Wallohu a’lam.