Benarkah Malam Nisyfu Sya’ban Penutupan Catatan Amal?

darulmaarif.net – Indramayu, 07 Maret 2023 | 20.00 WIB

Malam ini, Selasa 07 Maret 2023 M/14 Sya’ban 1444 H merupakan malam Nisyfu Sya’ban (tutupnya buku amal). Bagi umat Islam, malam Nisyu Sya’ban merupakan malam ditutupnya catatan amal untuk dilaporkan para Malaikat kepada Alloh Swt.

Malam Nisfu Sya’ban dianggap sebagai malam yang istimewa karena di dalamnya terdapat banyak keutamaan dan pahala yang besar. Pada malam ini, Alloh SWT memberikan ampunan dan rahmat-Nya kepada hamba-Nya yang memohon dan beribadah dengan sungguh-sungguh.

Oleh karena itu, malam Nisfu Sya’ban seringkali dijadikan sebagai momentum untuk memperbanyak amalan dan ibadah kepada Alloh Swt.

قَالَ فِيْ تُحْفَةِ الْإِخْوَانِ: رُوِيَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ قَالَ: إِذَا كَانَ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ نَسَخَ مَلَكُ الْمَوْتِ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ كُلَّ مَنْ يَمُوْتُ مِنْ شَعْبَانَ إِلَى شَعْبَانَ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَظْلِمُ وَيَفْجُرُ وَيَنْكِحُ النِّسْوَانَ وَيَغْرِسُ الْأَشْجَارَ، وَقَدْ نُسِخَ اِسْمُهُ مِنَ الْأَحْيَاءِ إِلَى الْأَمْوَاتِ، وَمَا مِنْ لَيْلَةٍ بَعْدَ لَيْلَةِ الْقَدْرِ أَفْضَلُ مِنْ لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَان

Artinya: “Syekh Al-Fasyani berkata dalam Kitab Tuhfatul Ikhwan: ‘Telah diriwayatkan dari Imam Atha’ bin Yasar radhiyallaahu ‘anhu, beliau berkata: Ketika malam Nishfu Sya’ban, Malakul Maut ‘alaihishshalaatu wassalaam menyalin setiap orang yang akan mati dari bulan Sya’ban satu ke bulan Sya’ban berikutnya. Sesungguhnya seorang laki-laki berbuat zalim, dia berbuat fujuur (lacut), dia menikahi beberapa wanita dan dia memanam beberapa pohon, padahal namanya telah disalin dari daftar nama orang hidup ke daftar orang mati. Tiada malam setelah lailatul Qadar lebih utama daripada malam Nishfu Sya’ban.'”
 
Dalam surat ad dukhon ayat 1-5 disebutkan:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ( حم ( 1 ) وَالْكِتَابِ الْمُبِينِ ( 2 ) إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ ( 3 ) فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ ( 4 ) أَمْرًا مِنْ عِنْدِنَا إِنَّا كُنَّا مُرْسِلِينَ ( 5 )

Artinya: “Ha, Mim. Demi kitab yang menjelaskan. Sesungguhnya Kami (Alloh) menurunkannya pada malam yang diberkati. Sesungguhnya Kami (Alloh) yang memberi peringatan. Padanya dipisahkan segala urusan yang penuh hikmah. Urusan daripada sisi Kami (Alloh). Sesungguhnya Kami (Allah) yang mengutuskan.” (Q.s Ad-Dukhon ayat 1-5)
 
Dalam kitab Tafsir Al- Baghowy:

( فِيهَا ) أَيْ فِي اللَّيْلَةِ الْمُبَارَكَةِ ( يُفْرَقُ ) يُفْصَلُ ( كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ ) مُحْكَمٍ ، وَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ : يَكْتُبُ مِنْ أُمِّ الْكِتَابِ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ مَا هُوَ كَائِنٌ فِي السَّنَةِ مِنَ الْخَيْرِ وَالشَّرِّ وَالْأَرْزَاقِ وَالْآجَالِ حَتَّى الْحُجَّاجِ ، يُقَالُ : يَحُجُّ فُلَانٌ [ وَيَحُجُّ فُلَانٌ ] ،
قَالَ الْحَسَنُ وَمُجَاهِدٌ وَقَتَادَةُ : يُبْرَمُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ كُلُّ أَجَلٍ وَعَمَلٍ وَخَلْقٍ وَرِزْقٍ ، وَمَا يَكُونُ فِي تِلْكَ السَّنَةِ .
وَقَالَ عِكْرِمَةُ : هِيَ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ يُبْرَمُ فِيهَا أَمْرُ السَّنَةِ وَتُنْسَخُ الْأَحْيَاءُ مِنَ الْأَمْوَاتِ فَلَا يُزَادُ فِيهِمْ أَحَدٌ وَلَا يُنْقَصُ مِنْهُمْ أَحَدٌ .
أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ الْمَلِيحِيُّ ، أَخْبَرَنَا أَبُو مَنْصُورٍ السَّمْعَانِيُّ ، حَدَّثَنَا أَبُو جَعْفَرٍ الرَّيَّانِيُّ ، حَدَّثَنَا حُمَيْدُ بْنُ زَنْجَوَيْهِ ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ صَالِحٍ ، حَدَّثَنِي اللَّيْثُ ، حَدَّثَنِي عُقَيْلٌ ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ ، أَخْبَرَنِي عُثْمَانُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ الْأَخْنَسِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – قَالَ : ” تُقْطَعُ الْآجَالُ مِنْ شَعْبَانَ إِلَى شَعْبَانَ ، حَتَّى إِنَّ الرَّجُلَ لَيَنْكِحُ وَيُولَدُ لَهُ وَلَقَدْ أُخْرِجَ اسْمُهُ فِي الْمَوْتَى ” .
وَرَوَى أَبُو الضُّحَى عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ – رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ – مَا : أَنَّ اللَّهَ يَقْضِي الْأَقْضِيَةَ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ ، وَيُسَلِّمُهَا إِلَى أَرْبَابِهَا فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ .

Artinya: “Pada Lailatil Mubarokah (malam yang diberkati) terjadi perbedaan pendapat pada ‘Ulama. Ada yang berpendapat bahwa itu adalah malam Lailatul Qodar dan sebagian yang lain bependapat bahwa itu adalah malam Nisfu Sya’ban. Ibnu abbas mengatakan bahwa ditulis dari ummul kitab dalam lailatul qodar apa-apa yang ada dalam setahun dari kebaikan, keburukan, rizki, ajal hingga orang-orang yang haji, dikatakan: “fulan pergi haji dan fulan pergi haji.”
Imam Al-Hasan, Mujahid dan Qotadah mengatakan bahwa pada malam Lailatul Qodar dalam bulan Ramadhan ditetapkan semua ajal, amal rizki dan apa saja yang ada pada tahun tersebut.

Ikrimah mengatakan bahwa malam terberkati tersebut adlah malam nisfu sya’ban, pada malam tersebut ditetapkanlah urusannya setahun dan orang-orang yang hidup di hapus (daftarnya) dari orang-orang yang meninggal kemudian tidaklah ditambah seorangpun didalamnya dan tidak dikurangi seorangpun di dalamnya.

Utsman bin Mughiroh bin al-Akhnas, berkata bahwasannya Rasulullah saw bersabda: “Ajal seseorang ditentukan dari bulan Sya’ban ke bulan Sya’ban berikutnya, sehingga ada seseorang bisa menikah dan melahirkan, padahal namanya sudah tercantum dalam daftar orang-orang yang mati”.

Dari ibnu abbas rodhiyallohu anhu sesungguhnya Allah memenutuskan keputusan pada malam nisfu sya’ban dan menyerahkan kepada pemiliknya pada malam lailatul qodar.

Dalam kitab At-Tabsiroh karya Abul Faroj Ibnul Jauzy dijelaskan mengenai keutamaan bulan Sya’ban sebagaimana berikut:

(حديث مرفوع) 108 أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ نَاصِرٍ بِسَنَدِهِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ : كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ حَتَّى يَصِلَهُ بِرَمَضَانَ ، وَلَمْ يَكُنْ يَصُومُ شَهْرًا تَامًّا إِلا شَعْبَانَ ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُهُ كُلَّهُ ، فَقُلْتُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، إِنَّ شَعْبَانَ لَمِنْ أَحَبِّ الشُّهُورِ إِلَيْكَ أَنْ تَصُومَهُ . فَقَالَ : “ نَعَمْ يَا عَائِشَةُ ، إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ نَفْسٍ تَمُوتُ فِي سَنَةٍ إِلا كُتِبَ أَجَلُهَا فِي شَعْبَانَ ، فَأُحِبُّ أَنْ يُكْتَبَ أَجَلِي وَأَنَا فِي عِبَادَةِ رَبِّي وَعَمَلٍ صَالِحٍ “ . .

Artinya: “Diriwayatkan dari sayyidah Aisyah ra, bahwasannya Rasululloh puasa di bulan Sya’a seluruhnya sampai bertemu dengan Ramadhan. Dan tidaklah Nabi puasa sebulan penuh (selain Ramadhan) kecuali Sya’ban. Sayyidah Aisyah berkata, “Wahai Rasululloh, apakah bulan Sya’ban adalah bulan yang paling Engkau sukai untuk berpuasa?” Rosululloh Saw menjawab: “Benar wahai ‘Aisyah, tidak ada satupun jiwa yang akan mati pada satu tahun ke depan kecuali ditentukan umurnya pada bulan Sya’ban. Dan senang seandainya ketika umurku ditulis aku dalam keadaan beribadah dan beramal shaleh kepada Tuhanku”.

Dalam kitab Sunan An-Nasa’i, disebutkan:

 أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَ حَدَّثَنَا ثَابِتُ بْنُ قَيْسٍ أَبُو الْغُصْنِ شَيْخٌ مِنْ أَهْلِ الْمَدِينَةِ قَالَ حَدَّثَنِي أَبُو سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيُّ قَالَ حَدَّثَنِي أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنْ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ قَالَ ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِم

Artinya: “Hadits riwayat Usamah bin Zaid bertanya kepada Rasululloh Saw: ‘Wahai Rasul aku tidak melihatmu puasa pada bulan-bulan lain seperti pada Bulan Sya’ban? Rasul menjawab, “Bulan ini adalah bulan yang dilupakan manusia, antara bulan Rajab dan Ramadhan. Dan bulan ini saat dilaporkannya amal perbuatan (manusia) kepada Tuhan semesta alam. Dan aku senang jika amalku dilaporkan sedangkan aku dalam keadaan puasa”.

Sebenarnya pelaporan Amal kita ini ada yang harian ada yang mingguan, ada pula yang tahunan. Laporan harian dilakukan Malaikat pada siang hari da malam hari. Yang migguan dilakukan Malaikat setiap Senin dan Kamis. Adapun yang tahunan dilakukan pada setiap Lailatul Qadar dan Malam Nisfu Sya’ban. (Hasyiyatul Jamal bab Puasa Tathawwu’).

Semoga bermanfaat. Wallohu a’lam.