darulmaarif.net – Indramayu, 11 Agustus 2025 | 08.00 WIB
“Mencari Cahaya di Tengah Derasnya Scroll dan Swipe”
Hari ini, kita hidup di zaman di mana ilmu bisa diakses dalam hitungan detik. Tinggal buka YouTube, cari ustaz favoritmu, atau buka TikTok dakwah yang viral — ilmu seperti datang menghampiri. Tapi, di tengah derasnya informasi itu, kita perlu bertanya: apakah kita masih menjaga adab saat menuntut ilmu?
Artikel ini akan mengajakmu merenung ringan, tapi mendalam. Yuk, kita bahas!
Ilmu Itu Cahaya, dan Adab Adalah Lentera Penuntunnya
Dalam dunia pesantren, ada ungkapan yang sangat masyhur:
الأدب قبل العلم
Artinya: “Adab itu didahulukan sebelum ilmu.”
Mengapa? Karena ilmu tanpa adab bisa membuat seseorang sombong, kasar, bahkan merasa paling benar. Imam Malik rohimahulloh pernah berkata:
تَعَلَّمْنَا الأَدَبَ قَبْلَ أَنْ نَتَعَلَّمَ العِلْمَ
Artinya: “Kami belajar adab sebelum belajar ilmu.” (lihat Jāmi’ Bayān al-‘Ilm, Ibn Abdil Barr)
Di era digital ini, kita bisa belajar dari mana saja. Tapi, sayangnya, kadang yang hilang adalah ruh dari proses menuntut ilmu itu sendiri: rasa hormat, khidmat, dan adab.
Jangan Jadikan Ilmu Hanya Konsumsi Cepat
Platform seperti YouTube dan TikTok memudahkan kita mengakses ceramah, kajian, hingga potongan nasihat ulama. Tapi ingat:
Ilmu bukan hiburan. Ilmu bukan konten.
Ilmu adalah warisan kenabian yang harus diperlakukan dengan hormat. Alloh SWT berfirman:
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
Artinya: “Alloh akan meninggikan orang-orang yang beriman dan diberi ilmu beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah Ayat 11)
Kitab Ta’līmul Muta’allim karya Imam Az-Zarnuji rahimahullah menegaskan:
العِلْمُ لا يُؤْتِيكَ بَعْضَهُ حَتَّى تُعْطِيَهُ كُلَّكَ
Artinya: “Ilmu tidak akan memberikan sebagian dari dirinya kepadamu, kecuali engkau memberikan seluruh dirimu kepadanya.”
Kalau kita hanya menonton ceramah sambil rebahan, menyimak kajian sambil scrolling komentar — mungkinkah ilmu benar-benar masuk ke hati?
Hormati Guru Meski di Balik Layar
Dulu, para santri berjalan kaki puluhan kilometer demi bertemu guru dan mencium tangannya. Hari ini? Kita tinggal klik, lalu menonton ustaz dari seluruh dunia. Tapi… adakah rasa hormat itu masih ada?
Imam Al-Khatib Al-Baghdadi dalam Al-Jāmi’ li Akhlāq ar-Rāwi menulis:
وَإِذَا جَلَسَ بَيْنَ يَدَيِ الْمُعَلِّمِ فَلْيَكُونُ بِالأَدَبِ وَالتَّوَاضُعِ، وَيُقَدِّمُهُ عَلَى نَفْسِهِ
Artinya: “Saat duduk di hadapan guru, hendaklah dengan adab dan rendah hati, dan mendahulukan guru daripada dirinya.”
Meski belajar secara online, hormatilah guru:
- Simak dengan tenang
- Tidak memotong video hanya karena “kurang menarik”
- Hindari komentar nyinyir atau menghakimi ulama hanya karena perbedaan pandangan
Fokus Saat Belajar, Bukan Multitasking
Adab menuntut ilmu juga berarti memberikan perhatian penuh. Jangan belajar sambil buka dua tab: satu kajian, satu nonton reels kucing joget. Imam Asy-Syafi’i rohimahulloh berkata:
مَا حَفِظْتُ الْعِلْمَ إِلَّا بِتَرْكِ اللَّغْوِ وَأَكْلِ الْحَلْوَى
Artinya: “Aku tidak bisa menghafal ilmu kecuali dengan meninggalkan hal sia-sia dan makanan manis.”
Ilmu menuntut khusyu’ dan fokus. Maka saat belajar online:
- Matikan notifikasi
- Catat poin penting
- Tonton dengan niat mencari ridha Alloh SWT, bukan viralitas
Jangan Hanya Jadi Konsumen, Tapi Amalkan
Adab paling utama dalam menuntut ilmu adalah mengamalkannya. Dalam Al-Qur’an, Alloh mengutuk orang yang berilmu tapi tidak mengamalkan:
كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًا
Artinya: “(Perumpamaan mereka) seperti keledai yang membawa kitab-kitab.” (QS. Al-Jumu’ah Ayat 5)
Imam Ibnul Jauzi dalam Shaidul Khatir berkata:
عِلْمٌ بِلَا عَمَلٍ كَسَبْعٍ بِلَا نَابٍ
Artinya: “Ilmu tanpa amal seperti singa tanpa taring.”
Jadi, setelah menonton satu video dakwah, tanyakan:
Apa yang bisa aku ubah dalam diriku?
Pilih Konten Ilmu yang Shahih, Bukan Sekadar Viral
Salah satu adab penting hari ini: pilih sumber ilmu yang terpercaya. Jangan asal ambil dari akun yang banyak followers, tapi tak jelas sanad dan pemahamannya. Imam Ibn Sirin berkata:
إِنَّ هَذَا الْعِلْمَ دِينٌ، فَانْظُرُوا عَمَّنْ تَأْخُذُونَ دِينَكُمْ
Artinya: “Sesungguhnya ilmu ini adalah agama, maka perhatikanlah dari siapa kamu mengambil agamamu.” (Muqaddimah Shahih Muslim)
Carilah guru yang jelas ilmunya, sanadnya, dan adabnya. Jangan sampai kita “belajar agama” dari akun-akun dengan gaya komedi yang justru mempermainkan syariat Islam.
Penutup: Kembali ke Adab, Kembali ke Keberkahan
Menuntut ilmu di zaman digital itu mudah, cepat, dan luas. Tapi justru karena terlalu mudah, kita kadang kehilangan rasa khidmat dan adab.
Tapi jalan itu hanya menjadi jalan ke surga jika dilalui dengan adab. Yuk, kita jaga niat, sikap, dan rasa hormat kita saat belajar. Karena ilmu itu cahaya, dan cahaya tak akan masuk ke hati yang sombong atau lalai.
Semoga bermanfaat. Wallohu a’lam.