darulmaarif.net – Indramayu, 02 Juli 2024 | 23.00 WIB
Sejak era fashion hijab muslimah semakin menjamur di pasaran Indonesia, kesadaran mengenakan jilbab pun semakin meningkat. Bahkan, muncul tren mode jilbab yang cantik dan stylish. Hal ini semakin menarik perhatian kaum muslimah untuk mengenakannya. Tetapi, apakah berjilbab menjadi perameter kriteria istri solehah bagi para calon suami yang hendak mencari pasangan hidupnya?
Menjawab persoalan jilbab dan Wanita sholehah, ada baiknya kita simak beberapa kriteria wanita solehah menurut tinjauan hadits dan ucapan Ulama.
Wanita sholehah pastinya berhijab (minimal menutupi aurat rambutnya), tapi setiap yang berhijab belum tentu sholehah, karena di antara ciri istri yang sholehah adalah:
- Menyejukkan pandangan suaminya;
- Taat kepada suaminya dalam ketaatan kepada Alloh;
- Amanah dalam menjaga kehormatan dirinya dan suaminya.
Berhijab (berjilbab) itu memang salah satu komponen wanita sholehah yaitu di dalam hal amanah dalam menjaga kehormatannya dan hal ketaatannya kepada Alloh. Meski begitu, kriteria wanita sholehah tidaklah cukup hanya bermodalkan hijab.
Menurut Syekh Abdul Wahab As-Sya’rani dalam karyanya Tanbihul Mughtarrin Awakhir Al Qarni Al ‘Aasyir, Ala Ma Khaalafu Fihi Salafahum Al-Thahir (Juz, 1 Hlm. 72) mengutip ungkapan Syekh Hatim Al-Ashom, kutipan tersebut berkaitan dengan tanda-tanda wanita shalehah. Adapun kutipannya sebagai berikut:
وكان حاتم الأصم يقول : من علامة المرأة الصالحة: أن يكون حسبها مخافة الله، وغناها القناعة بقسمة الله، حليها السخاوة بما تملك، وعبادتها حسن خدمة الزوج، وهمتها إلى استعداد الموت
Artinya: “Syekh Hatim Al-Ashom berkata: “Diantara tanda-tanda wanita shalihah, kecukupannya ialah perasaan takut kepada Allah, kekayaannya ialah sifat Qona’ah (merasa cukup) dengan apa yang sudah dibagi oleh Alloh (dari rezeki), perhiasannya adalah sifat dermawan dengan apa yang dia miliki, penghambaannya ialah baik dalam melayani suami, pikirannya atau cita-citanya ialah mempersiapkan kematian.”
Ungkapan Syekh Hatim Al-Asham di atas, dapat kita ketahui bersama bahwa tidak mudah untuk menyandang predikat sebagai wanita shalehah. Wanita shalehah adalah wanita yang mulia dan menjadi idaman setiap lelaki. Seorang wanita, bisa dikatagorikan sebagai wanita shalehah apabila ia memenuhi lima syarat diatas.
Hijab tidak memastikan seorang wanita pasti hatinya baik, jujur, dan seterusnya. Tapi paling tidak dengan berjilbab dia menunjukkan mau patuh dengan salah satu kewajiban syariat islam. Sebaliknya, wanita yang kelakuannya dikenal baik sekalipun ketika tidak berhijab menunjukkan dirinya ada yang bermasalah. Entah karena faktor awam agama (yang artinya awam pula dengan banyak hukum syari’at seperti sangat wajib mentaati suami), atau tahu tapi malas peduli (jika mudah tidak peduli dengan Alloh bagaimana diharapkan peduli dengan suami), ataupun tahu tapi pikirannya liberal. Hal seperti itu terasa pentingnya ketika kebetulan sedang ribut. Saat nafsu amarah wanita memuncak, benteng terakhir yang mengendalikan sikapnya adalah kualitas agamanya.
Dari Abu Hurairah Rodliyallohu ‘anhu bahwa Nabi Saw bersabda: “Perempuan itu dinikahi karena empat hal, yaitu: harta, keturunan, kecantikan, dan agamanya. Dapatkanlah wanita yang taat beragama, maka engkau akan berbahagia.” (Muttafaqun ‘Alaihi dan Imam Lima).
عن عبد الرحمن بن عوف رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((إذا صلّت المرأة خمسها، وصامت شهرها، وحفظت فرجها، وأطاعت زوجها قيل لها: ادخلي الجنة من أي أبواب الجنة شئت)). أخرجه أحمد (١).
Artinya: ‘Dari Abdurrahman bin ‘Auf rodliyallohu ‘anhu, beliau berkata, Rosululloh Saw bersabda: Apabila seorang wanita telah melaksanakan kewajiban:
- Sholat lima waktu;
- Puasa ramadhan;
- Menjaga farjinya, dan;
- Taat pada suaminya.
Maka dikatakan kepadanya: “Masuklah ke dalam surga dari pintu manapun kau suka”.
Mudah bukan untuk masuk surga bagi para wanita? Tapi berat. Beratnya dimana? Beratnya karena wanita lebih besar perasaannya. Lebih cenderung mengedepankan nafsu dari pada akalnya. Terus bagaimana cara mengatasinya ?Kendalikan nafsu dan perasaan dengan ilmu. Teruslah belajar mendalami ilmu agama kepada para Ulama.
Semoga bermanfaat. Wallohu a’lam.