Peran Al-Qur’an dan Hadits dalam Mengurai Gelombang Depresi Generasi Z

darulmaarif.net – Indramayu, 14 Agustus 2025 | 09.00 WIB

Penulis: Usth. Maryam Aisatul Fuziah

Di era digital saat ini, Generasi Z sering merasa jenuh, tertekan, dan tersesat dalam pusaran cepatnya informasi serta tekanan sosial. Data menunjukkan peningkatan signifikan dalam angka kecemasan dan depresi di kalangan remaja dan dewasa muda, terutama dipicu oleh perbandingan sosial di media, beban akademik, dan ketidakpastian masa depan. Kondisi ini bukan sekadar masalah psikologis, tetapi juga menuntut pendekatan yang menyentuh aspek spiritual dan emosional. Dalam konteks ini, Islam menawarkan solusi holistik melalui Al-Qur’an, Hadits, dan hikmah dari para Ulama Salaf yang menyinari jiwa yang gelisah.

Al-Qur’an dan Ketenangan Hati

Dalam Surat Ar-Ra’d ayat 28 dijelaskan:

الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُۗ

Artinya: “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Alloh. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Alloh hati akan selalu tenteram.” (QS. Ar-Ra’d ayat 28)

Ayat ini menegaskan pentingnya dzikir sebagai pemicu ketenangan batin—sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh Generasi Z.

Sholat dan Kesabaran: Terapi Rohani dalam Al-Qur’an

Dalam Surat Al-Baqoroh ayat 153, Alloh berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan kepada Alloh dengan sabar dan sholat. Sesungguhnya Alloh beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqoroh Ayat 153)

Shalat adalah jembatan langsung antara hamba dan Sang Pencipta—sebuah terapi batiniah yang menanamkan disiplin, keteguhan, dan rasa ketergantungan pada Alloh.

Doa Penawar Gelisah agar Terhindar dari Kecemasan

اَللَّهُمَّ اِنِّى اَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَاَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَاَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَاَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّ جَالِ

Artinya: “Ya Tuhanku, aku berlindung pada-Mu dari rasa sedih serta duka cita ataupun kecemasan, dari rasa lemah serta kemalasan, dari kebakhilan serta sifat pengecut, dan beban hutang serta tekanan orang-orang (jahat).”

Dalam tradisi umat Islam, terdapat doa berikut:

اَللّٰهُمَّ لَا تَدَعْ لَنَا … وَلَا هَمًّا إِلَّا فَرَّجْتَهُ

Artinya: “Ya Alloh, jangan biarkan kami dalam kedukaan kecuali Engkau beri kefasihan; jangan biarkan kami dalam kesedihan kecuali Engkau menghilangkannya…”

Doa ini mencakup permohonan untuk terbebas dari kesedihan, kesusahan, hutang, hingga kebutuhan duniawi maupun ukhrowi.

Dzikir MenjadibPenenang Hati ala Ulama

Dalam kitab-kitab kuning seperti Ihya’ Ulumiddin dan Ta‘limul Muta‘allim, hati dijelaskan terbagi menjadi beberapa jenis:

Qolbun Salim (hati yang bersih), Qolbun Mayyit (hati yang mati), Qolbun Maridl (hati yang sakit).

Pembersihan hati dilakukan melalui:

  • Dzikir dan istighfar
  • Iklas dalam beribadah
  • Lingkaran pergaulan dengan orang sholeh.

Salah satu dzikir penenang hati yang sangat kuat adalah:

رَضِيتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِالإِسْلَامِ دِينًا، وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا

Artinya: “Aku ridlo Alloh sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku, dan Nabi Muhammad sebagai Nabiku.”

Dzikir ini mengokohkan ketenangan spiritual mendalam.

Selain itu, menurut Syekh Abu Al-Hasan Al-Syadzili, dzikir yang menjadi pelindung dari siksa dan penyelamat hati adalah:

اَلْحَمْدُ للهِ … وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ …

Artinya: “Alhamdulillah, dan aku memohon ampunan, tiada daya dan kekuatan kecuali atas (pertolongan) Alloh SWT…”

Sunnah Berbagi: Menguatkan Jiwa melalui Amal Sosial

Rosululloh SAW bersabda:

Artinya: “Tangan di atas (memberi) lebih baik daripada tangan di bawah (meminta).” (HR. Imam Bukhori dan Muslim)

Amal sosial tidak hanya membantu orang lain, tetapi juga membuka jalur ketenangan dan makna hidup bagi si pemberi—khususnya penting bagi Gen Z yang rentan isolasi.

Dengan menggabungkan ayah-ayat Al-Qur’an, hadits Nabi, dan hikmah dari para Ulama Salaf, Islam menawarkan pendekatan spiritual berkelanjutan yang lebih dari sekadar tindakan terapeutik—tetapi sebagai peta hidup sempurna menuju kedamaian batin. Untuk Generasi Z yang hidup dalam kecemasan digital, cahaya ini bisa menjadi penopang kuat dalam melewati gelapnya tekanan zaman.

Semoga bermanfaat. Wallohu a’lam.