darulmaarif.net – Indramayu, 26 September 2025 | 21.00 WIB
Bagi wali santri, salah satu tantangan yang sering muncul ketika anak mondok adalah soal uang saku santri dan cara mengirim paket. Jika dulu semua serba manual, kini sebagian pesantren sudah mulai menerapkan sistem transfer dan penitipan paket yang lebih tertib. Namun, tidak semua orang tua terbiasa dengan aturan ini. Sering muncul pertanyaan, “Apakah boleh transfer langsung ke rekening anak? Bagaimana cara mengirim makanan atau perlengkapan tanpa melanggar aturan pesantren?”
Seberapa Banyak Uang Saku dan Bagaimana Cara Memberikannya?
Pertama-tama, wali santri perlu memahami bahwa kehidupan di pesantren jauh berbeda dengan di rumah. Anak tidak membutuhkan uang saku besar setiap hari karena kebutuhan pokok sudah ditanggung pesantren. Idealnya, uang saku santri diberikan dalam jumlah secukupnya untuk jajan di kantin atau membeli perlengkapan kecil.
Saat ini, sebagian besar pesantren sudah membuka rekening resmi atau bekerja sama dengan koperasi internal. Wali santri bisa transfer uang saku langsung ke rekening Bank Darul Ma’arif sebagai berikut:
1. Transfer ke salah satu No. Rekening dibawah ini:
- Bank Mandiri 134-000-680-5815 a.n Darul Ma’arif
- Bank BRI 0165-01-000704-56-7 a.n BDM Yayasan Darul Ma’arif
2. Selanjutnya bukti transfer dikonfirmasikan via WA ke dua nomor berikut:
085314943737 a.n Bank Darul Ma’arif
3. Cek nominal saldo yang tertera aplikasi wali santri apakah sudah sesuai dengan yang ditransfer
4. Sampaikan juga ke Pembimbing Kamar (Musyif/Musyrifah) anak, jika orangtua telah mentransfer uang saku untuk anaknya.
5. Lalu anak mengambil uang saku dengan membawa Buku Tabungan Santri sesuai kebutuhan.
Cara ini lebih aman daripada memberi uang cash dalam jumlah besar saat menjenguk (bestel).
Mengirim Paket: Apa yang Boleh dan Tidak Boleh
Selain uang, kiriman paket juga menjadi bentuk kasih sayang orang tua. Namun, jangan sampai niat baik justru menyalahi aturan. Umumnya, pesantren memperbolehkan wali santri mengirim paket berupa:
- Makanan kering atau tahan lama (misalnya biskuit, kurma, kacang, dsb.).
- Buku bacaan Islami atau alat tulis.
- Perlengkapan mandi atau kebersihan.
Sedangkan barang yang tidak boleh dikirim antara lain: gadget, makanan cepat basi, rokok, onat-obatan terlarang, kosmetik berlebihan, atau benda tajam. Mengirim barang terlarang tidak hanya bisa disita oleh pihak pesantren, tetapi juga bisa berdampak pada kedisiplinan anak.
Tips Praktis Saat Mengirim Paket ke Pesantren
- Tanyakan aturan pesantren sebelum mengirim. Setiap pondok punya ketentuan berbeda.
- Tulis nama lengkap dan kamar anak dengan jelas di paket agar tidak tertukar.
- Kirim melalui jalur resmi pesantren atau jasa ekspedisi yang bekerja sama dengan pondok.
- Jangan berlebihan—paket sederhana lebih bermakna daripada kiriman mewah yang membuat anak tidak fokus belajar.
Antara Kasih Sayang dan Disiplin
Memberikan uang saku atau mengirim paket adalah wujud cinta orang tua, tetapi di sisi lain juga harus sejalan dengan prinsip disiplin pesantren. Santri belajar hidup sederhana, hemat, dan mandiri. Jadi, wali santri sebaiknya tidak memanjakan anak dengan kiriman berlebihan, melainkan cukup secukupnya untuk menunjang kebutuhannya.
Dukungan yang Tepat untuk Anak
Mengatur uang saku santri dan cara kirim paket ke pesantren sebenarnya bukan perkara sulit, asalkan wali santri memahami aturan dan bersikap bijak. Dengan begitu, anak tetap bisa merasa diperhatikan tanpa kehilangan semangat belajar dan disiplin yang sedang dibentuk di pesantren.
Bagi orangtua yang ingin menitipkan anak di lembaga yang tidak hanya mendidik ilmu agama, tetapi juga membentuk kemandirian dan kedisiplinan, Pondok Pesantren Darul Ma’arif Kaplongan Indramayu membuka pendaftaran santri baru. Segera daftarkan anak Anda, jadikan mereka bagian dari generasi Islami yang berkarakter dan tangguh menghadapi masa depan!
Semoga bermanfaat.