Onani dan Masturbasi Termasuk Dosa Kecil atau Besar? Ini Hukumnya!

darulmaarif.net – Indramayu, 12 Juni 2025 | 08.00 WIB

Dalam literatur fiqh kita mengenal isitlah istimna’ alias mengeluarkan sperma tanpa melalui senggama, baik dengan tangan, maupun dengan yang lain, baik dengan tangan sendiri maupun tangan yang lain, baik dilakukan oleh laki-laki maupun perempuan, dengan tujuan memenuhi dorongan seksual. (Lihat: Kementerian Wakaf dan Urusan Keislaman, al-Mausu‘ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah, [Kuwait: Daru al-Salasil], 1404 H, jilid 4, hal. 97).

Dalam kitab I’anatuth Tholibin (2:255) disebutkan makna “الاستمناء” adalah mengeluarkan mani dengan cara selain jima’ (senggama), baik dilakukan dengan cara yang haram melalui tangan, atau dengan cara yang mubah melalui tangan pasangannya.

Dalam kajin fiqih madzhab Syafi’i, istimna’ (onani dan masturbasi) termasuk dosa kecil. Tapi dosa kecil yang diulang-ulanh akan menjadi dosa besar. (Nihayatuz Zain, hal 214, lihat redaksi ibarot di daftar referensi). Tapi mari kita simak hadits berikut dalam kitab Hasyiyah al-Jamal 5/128:

حاشية الجمل ٥ ص ١٢٨

وَقَدْ رَوَى أَبُو جَعْفَرٍ الْفِرْيَانِيُّ عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْبَجَلِيِّ عَنْ ابْنِ عُمَرَ مَرْفُوعًا «سَبْعَةٌ لَا يَنْظُرُ اللَّهُ إلَيْهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ وَيَقُولُ لَهُمْ اُدْخُلُوا النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِينَ الْفَاعِلُ وَالْمَفْعُولُ بِهِ وَالنَّاكِحُ يَدَهُ وَنَاكِحُ الْبَهِيمَةِ وَنَاكِحُ الْمَرْأَةِ فِي دُبُرِهَا وَالْجَامِعُ بَيْنَ الْمَرْأَةِ وَابْنَتِهَا وَالزَّانِي بِحَلِيلَةِ جَارِهِ وَالْمُؤْذِي جَارَهُ حَتَّى يَلْعَنَهُ اللَّهُ» اهـ

Artinya: “Benar-benar Abu Ja’far Al-Firyaniy telah meriwayatkan dari Abdurrohman Al-bajaliy dari Ibnu ‘Umar hadis marfu’ : ” Tujuh orang yg Alloh Ta’ala tidak akan melihat (tidak akan merahmati) mereka di hari Kiamat dan Alloh Ta’ala tidak akan mensucikan mereka , dan mereka akan disiksa dg pedih dan dikatakan pada mereka : “masuklah kalian ke neraka bersama orang² yg masuk neraka yaitu: Pelaku liwath (liwath adalah memasukkan dzakar ke lubang anus laki-laki maupun anus perempuan); Orang yang kawin dengan tangannya (termasuk onani baik dengan tangan ataupun alat); Orang yang menyetubuhi binatang, Orang yang mengawini isrtinya di anusnya (liwath); Orang yg menikahi wanita dan anaknya (Atau menikahi ibunya juga menyetubuhi putrinya atau sebaliknya); Orang yang menzinai (menyelingkuhi) istri tetangganya; Dan Orang yg menyakiti tetangganya sampai dilaknat oleh Alloh.

Demikian juga dalam kitab Syu’ubul-iman onani masuk ke dalam 7 golongan orang yang tidak dilihat oleh Alloh Ta’ala dengan penglihatan rahmat (kasih sayang), dan tidak akan disucikan oleh Alloh Ta’ala dan akan diasingkan.

شعب الإيمان

٥٠٨٧ – أَخْبَرَنَا أَبُو عَلِيٍّ الرُّوذَبَارِيُّ، وَأَبُو عَبْدِ اللهِ الْحُسَيْنُ بْنُ عُمَرَ بْنِ بُرْهَانَ الْغَزَّالُ، وَأَبُو الْحُسَيْنِ بْنُ الْفَضْلِ الْقَطَّانُ، وَأَبُو مُحَمَّدِ بْنُ عَبْدِ الْجَبَّارِ السُّكَّرِيُّ، نا إِسْمَاعِيلُ بْنُ مُحَمَّدٍ الصَّفَّارُ، ثنا الْحَسَنُ بْنُ عَرَفَةَ، ثنا عَلِيُّ بْنُ ثَابِتٍ الْجَزَرِيُّ، عَنْ مَسْلَمَةَ بْنِ جَعْفَرٍ، عَنْ حَسَّانَ بْنِ حُمَيْدٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” سَبْعَةٌ لَا يَنْظُرُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَيْهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَلَا يُزَكِّيهِمْ، وَلَا يَجْمَعُهُمْ مَعَ الْعَالَمِينَ، يُدْخِلُهُمُ النَّارَ أَوَّلَ [ص: ٣٣٠] الدَّاخِلِينَ إِلَّا أَنْ يَتُوبُوا، إِلَّا أَنْ يَتُوبُوا، إِلَّا أَنْ يَتُوبُوا، فَمَنْ تَابَ تَابَ اللهُ عَلَيْهِ النَّاكِحُ يَدَهُ، وَالْفَاعِلُ وَالْمَفْعُولُ بِهِ، وَالْمُدْمِنُ بِالْخَمْرِ، وَالضَّارِبُ أَبَوَيْهِ حَتَّى يَسْتَغِيثَا، وَالْمُؤْذِي جِيرَانَهُ حَتَّى يَلْعَنُوهُ، وَالنَّاكِحُ حَلِيلَةَ جَارِهِ ” ” تَفَرَّدَ بِهِ هَكَذَا مَسْلَمَةُ بْنُ جَعْفَرٍ هَذَا ” قَالَ الْبُخَارِيُّ فِي التَّارِيخِ

Makna Hadits: “Dari Anas bin Malik dari Nabi SAW bersabda: “Tujuh yang Alloh ‘Azza wa Jalla tidak akan melihat pada mereka di hari kiyamat dan Alloh Ta’ala tidak akan mensucikan mereka dan Alloh Ta’ala tidak akan mengumpulkan mereka bersama orang-orang, Alloh Ta’ala akan memasukkan mereka ke Neraka dalam golongan awal orang-orang yang masuk neraka, kecuali mereka bertaubat, kecuali mereka bertaubat, kecuali mereka bertaubat. Maka barangsiapa saja yg bertaubat maka Alloh Ta’ala menerima taubat mereka. 

Tujuh tersebut adalah:
Orang yang menikahi tangannya (melampiaskan syahwat dg tangan, onani maupun dg alat); Pelaku liwath dan orang yang di liwath liwath adalah memasukkan dzakar ke lubang anus laki-laki maupun anus perempuan); Orang yang pemabuk dengan khomr; Orang yang memukul kedua orangtuanya sampai keduanya minta tolong; Orang yang menyakiti tetangganya sehingga tetangganya melaknatnya; Dan Orang yang menikahi (menyelingkuhi) istri tetangganya.

Dalam hadits lain disebutkan:

يَجِيءُ النَّاكِحُ يَدَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَدُهُ حُبْلَى

Artinya: “Orang yang menikah dengan tangannya (onani) akan datang pada hari Kiamat dalam keadaan tangan terikat,” (HR Imam al-Baihaqi)

Menurut ulama Syafi‘i, istimna (onani atau masturbasi) merupakan kebiasaan buruk yang diharamkan oleh Al-Qur’an dan Sunnah. Hanya saja dosa onani atau masturbasi lebih ringan dosanya dari berzina karena bahayanya tak sebesar yang ditimbulkan perzinaan, seperti kacaunya garis keturunan, dan sebagainya.

Sementara ulama Maliki berargumentasi tentang haramnya istimna‘ dengan sabda Rosululloh SAW, ‘Wahai para pemuda, siapa saja di antara kalian yang sudah mampu ba’at (menikah), maka menikahlah! Sebab, menikah itu lebih mampu menjaga pandangan dan memelihara kemaluan. Namun, siapa saja yang tidak mampu, maka sebaiknya ia berpuasa. Sebab, berpuasa adalah penekan nafsu syahwat baginya’,” (HR. Imam Muslim)

Mereka menyatakan, seandainya istimna’ atau onani diperbolehkan oleh syariat, tentu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah menyarankannya sebab onani lebih mudah daripada puasa. Diamnya beliau ini menjadi dalil bahwa onani adalah haram. (Lihat: Syekh ‘Abdurrahman ibn Muhammad ‘Audh al-Jaziri, al-Fiqh ala al-Madzahib al-Arba‘ah, [Beirut: Darul Kutub al-‘Ilmiyyah], cet. Kedua, 2003, jilid 5, hal. 137).

Dari uraian di atas, Ulama Maliki dan Syafi‘i mengharamkannya, terlebih jika sudah sampai pada tingkatan yang dapat menjauhkan seseorang dari pernikahan dan berketurunan. Agar tidak terjerumus ke dalam lembah perzinaan, siapa pun yang telah mampu, terutama kaum muda-mudi, hendaknya segera menikah. Apabila belum siap, ikutilah tuntunan Rosululloh SAW, yakni dengan berpuasa, mendekatkan diri kepada Alloh SWT, menyibukkan diri dengan ibadah atau kegiatan-kegiatan positif.

Semoga bermanfaat. Wallohu A’lam.

Referensi tambahan:

جامع الأحاديث

٣٣٩٣٧- عن الحارث عن على قال: قال رسول الله – صلى الله عليه وسلم – سبعة لا يكلمهم الله يوم القيامة ولا ينظر إليهم، يقال لهم: ادخلوا النار مع الداخلين، إلا أن تتوبوا، إلا أن يتوبوا، إلا أن يتوبوا:الفاعل، والمفعول به، والناكح يده، والناكح حليلة جاره، والكذاب الأشر، ومعسر المعسر، والضارب والديه حتى يستغيثا (ابن جرير وقال: لا يعرف عن رسول الله – صلى الله عليه وسلم – إلا رواية على ولا يعرف له مخرج عن على إلا من هذا الوجه غير أن معانيه معانى قد وردت عن رسول الله – صلى الله عليه وسلم – بها أخبار بألفاظ خلاف هذه الألفاظ [كنز العمال ٤٤٣٦٣]

نهاية الزين ، ص ٢١٤

وَتجب فِي جَمِيع هَذِه الْمُحرمَات الْفِدْيَة إِلَّا عقد النِّكَاح فَلَا فديَة فِيهِ لِأَنَّهُ لَا ينْعَقد فوجوده كَالْعدمِ وَلَا دم فِي النّظر بِشَهْوَة والقبلة بِحَائِل وَإِن أنزل بِخِلَاف مَا سوى ذَلِك من الْمُقدمَات فَإِن فِيهِ الدَّم إِن بَاشر عمدا بِشَهْوَة وَبِخِلَاف الاستمناء فَلَا تجب الْفِدْيَة إِلَّا إِذا أنزل وَكلهَا صغائر إِلَّا قتل الصَّيْد وَالْجِمَاع الْمُفْسد فَإِنَّهُمَا من الْكَبَائِر

أسنى المطالب

(ومن الصغائر) جمع صغيرة وهي كل ذنب ليس بكبيرة. (النظر المحرم – ومن ذلك القبلة للصائم التي تحرم شهوته والوصال في الصوم والاستمناء ومباشرة الأجنبية بغير جماع.