darulmaarif.net – Indramayu, 06 September 2025 | 10.00 WIB
Anime One Piece karya Eiichiro Oda bukan hanya kisah petualangan bajak laut yang memburu harta karun. Lebih dalam dari itu, One Piece adalah cerita tentang pencarian kebenaran, perjuangan melawan penindasan, dan keberanian melawan sistem yang menutupi realita sejarah. Menariknya, jika kita tarik benang merah, kisah ini punya kesamaan dengan nilai-nilai dalam Islam. Sebab Islam juga menempatkan pencarian ilmu, perjuangan melawan kebohongan, dan komitmen terhadap kebenaran sebagai bagian penting dari hidup seorang Muslim.
Lalu, bagaimana sebenarnya korelasi antara perjuangan tokoh fiksi dalam One Piece dengan ajaran Islam yang kita yakini? Mari kita telusuri lebih dalam.
Petualangan Luffy dan Jalan Hidup Muslim
Di permukaan, One Piece tampak seperti kisah pencarian harta karun terbesar di dunia. Namun semakin jauh kita mengikuti alur ceritanya, semakin jelas bahwa yang dikejar kru Topi Jerami-Luffy dan kawan-kawannya-bukan sekadar emas atau permata. One Piece adalah simbol kebenaran sejarah yang hilang, rahasia besar yang mampu mengubah wajah dunia.
Dalam Islam, perjalanan hidup seorang Muslim juga tidak boleh terhenti pada pencarian duniawi semata. Harta, jabatan, atau status sosial hanyalah sarana. Tujuan hakiki seorang Muslim adalah mencari ridha Alloh SWT dengan menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup. Firman Alloh SWT dalam QS. Al-Isra’ ayat 9 menegaskan:
إِنَّ هَٰذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ
Artinya: “Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberi petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus.” (QS. Al-Isra’ Ayat 9)
Dengan kata lain, misi Luffy yang mencari One Piece sebagai kebenaran sejarah dapat kita ibaratkan sebagai perjalanan Muslim mencari cahaya petunjuk di tengah gelapnya dunia.
Pulau Ohara dan Tragedi Baghdad
Salah satu kisah paling emosional dalam One Piece adalah penghancuran Pulau Ohara. Pulau itu adalah rumah bagi Tree of Knowledge, perpustakaan dan pusat penelitian sejarah dunia. Para arkeolognya, termasuk Profesor Clover dan Nico Robin kecil, berusaha memecahkan rahasia Void Century, masa lalu dunia yang disembunyikan oleh Pemerintah Dunia (World Government).
Ohara adalah pusat penelitian sejarah dunia, tempat para arkeolog menggali catatan masa lalu. Namun, Pemerintah Dunia yang merasa terancam menghancurkan pulau itu demi mengubur kebenaran yang ada didalamnya.
Ketika mereka hampir menemukan kebenaran, Pemerintah Dunia mengirimkan Buster Call, operasi militer brutal yang menghancurkan seluruh pulau, membakar perpustakaan, dan membantai para ilmuwan. Informasi pun ikut terkubur, dan dunia kembali tenggelam dalam kebodohan yang direkayasa.
Sejarah Islam juga pernah menyaksikan tragedi serupa. Tahun 1258, pasukan Mongol menyerbu Baghdad—pusat ilmu pengetahuan dunia saat itu. Perpustakaan megah Bayt al-Hikmah dibakar habis, ribuan manuskrip ilmu pengetahuan hancur, dan Sungai Tigris dikabarkan berubah warna menjadi gelap karena tinta buku-buku yang dibuang ke dalamnya. Peristiwa ini menandai runtuhnya peradaban Abbasiyah, meski ilmunya kemudian menjadi fondasi bagi kebangkitan Eropa.
Penghancuran ilmu di Ohara maupun Baghdad adalah contoh nyata bagaimana kekuasaan sering kali takut pada cahaya kebenaran.
Dunia Digital: Lautan Tipu Daya yang Menjerumuskan
Hari ini, kita hidup di era digital yang penuh dengan informasi, tapi sekaligus rawan diselimuti hoaks, fitnah, dan manipulasi. Situasi ini seakan mencerminkan dunia One Piece di mana Pemerintah Dunia menyebarkan narasi palsu untuk menguasai rakyatnya. Luffy dan krunya harus berjuang keras untuk membongkar kebenaran di tengah lautan kebohongan.
Nabi Muhammad SAW telah mengingatkan tentang zaman seperti ini:
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: سيَأتي علَى النَّاسِ سنواتٌ خدَّاعاتُ يصدَّقُ فيها الكاذِبُ ويُكَذَّبُ فيها الصَّادِقُ ويُؤتَمنُ فيها الخائنُ ويُخوَّنُ فيها الأمينُ وينطِقُ فيها الرُّوَيْبضةُ قيلَ وما الرُّوَيْبضةُ قالَ الرَّجلُ التَّافِهُ في أمرِ العامَّةِ
Artinya: “Dari Sahabat Abu Hurairah R.A berkata, bahwa Rosululloh SAW bersabda: ‘Akan datang tahun-tahun penuh dengan kedustaan yang menimpa manusia, pendusta dipercaya, orang yang jujur didustakan, amanat diberikan kepada pengkhianat, orang yang jujur dikhianati, dan Ruwaibidlah turut bicara.” Lalu Rosululloh SAW ditanya, “Apakah Ruwaibidlah itu?” Rosululloh SAW menjawab, “Orang-orang bodoh yang mengurusi urusan perkara umum.'” (HR. Imam Ibnu Majah)
Hadits ini relevan sekali dengan realitas media sosial saat ini. Informasi bertebaran tanpa saringan, dan yang viral belum tentu benar. Maka, seorang Muslim dituntut untuk selektif, kritis, dan berpegang pada nilai-nilai Islam agar tidak hanyut dalam lautan kebohongan.
Korelasi Moral: Ketabahan, Keberanian, dan Amanah
Karakter-karakter dalam One Piece menampilkan nilai-nilai moral yang juga dijunjung tinggi dalam Islam. Luffy, misalnya, menunjukkan keberanian luar biasa dalam membela teman dan melawan ketidakadilan. Zoro adalah simbol loyalitas dan kesetiaan, sementara Nami menggambarkan pengorbanan demi keluarga. Semua ini punya padanan dalam ajaran Islam.
Rosululloh SAW bersabda:
خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
Artinya: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Imam Ahmad)
Artinya, keberanian, loyalitas, dan pengorbanan yang ditampilkan para kru Topi Jerami adalah cermin dari nilai kemanusiaan yang dalam Islam termasuk bagian dari ibadah sosial. Seorang Muslim tidak hanya dituntut untuk shalat dan berzikir, tetapi juga untuk peduli pada sesama dan melawan segala bentuk kezaliman.
Membaca One Piece dengan Kacamata Islam
Perlu digarisbawahi bahwa One Piece hanyalah karya fiksi belaka. Kita tentu tidak menyamakan Luffy dengan sahabat Nabi apalagi dengan Baginda Nabi SAW. Namun, cerita fiksi bisa menjadi sarana refleksi untuk melihat kembali ajaran Islam yang kian memudar.
Di balik petualangan bajak laut itu, kita bisa belajar bahwa:
- Kebenaran selalu lebih berharga daripada harta.
- Ilmu harus dijaga, meski ada kekuatan yang ingin menghancurkannya.
- Dunia penuh tipu daya, sehingga iman dan akhlak harus jadi kompas.
- Perjuangan sejati tidak berhenti sampai mati, dan tujuan akhirnya adalah keberkahan, bukan sekadar kemenangan duniawi.
Korelasi antara One Piece dan Islam bukan pada tokoh atau ceritanya secara langsung, melainkan pada nilai universal yang ditonjolkan. Petualangan Luffy mencari kebenaran sejatinya adalah simbol perjalanan hidup manusia mencari cahaya Alloh SWT. Penindasan ilmu di Ohara mengingatkan kita pada tragedi Baghdad. Dan dunia penuh kebohongan dalam cerita Oda mencerminkan era digital kita saat ini.
One Piece dan sejarah Islam sama-sama menyiratkan bahwa perubahan besar tidak terjadi tanpa konflik besar, dan bahwa kebenaran harus diperjuangkan, bukan hanya dipelajari. One Piece memang manga karya fiksi. Tapi fiksi besar tak pernah lahir dari ruang kosong. Ia menyerap realitas, sejarah, dan nilai-nilai manusia yang abadi didalamnya.
Dan ketika kita melihat Luffy, seorang pemuda dengan hati besar, berjuang dengan cinta dan persahabatan — kita seolah melihat gema dari perjuangan para nabi dan sahabat yang menebar cahaya di tengah gelapnya zaman. Kedua kisah itu — fiksi maupun nyata — mengajarkan satu hal penting: Ilmu pengetahuan adalah kekuatan. Tapi jika tidak dijaga, ia bisa padam dalam generasi.
Islam menegaskan bahwa kebenaran, ilmu, dan keberanian adalah pilar utama hidup. Maka, sebagai Muslim, kita harus menjadi “Pencari One Piece” sejati: bukan harta karun, tetapi kebenaran ilahi yang membawa keselamatan dunia dan akhirat.
Semoga bermanfaat. Wallohu a’lam.
One Response
Maap om, cuma dikisahkan di one piece tokoh2 yg punya kekuatan tertentu adalah pemakan buah SETAN , dan tentunya bertentangan dengan akidah islam, merusak Tauhid, merusak akidah, setan itu musuh umat islam bukan teman