Benarkah Membaca Buku Berjam-jam Bisa Membuat Pintar? Jawabannya Mengejutkan!

darulmaarif.net – Indramayu, 10 September 2025 | 21.00 WIB

Pernahkah kamu merasa bangga setelah berhasil menamatkan sebuah buku tebal dalam waktu singkat? Rasanya luar biasa, seolah-olah kita baru saja naik level jadi orang yang lebih cerdas. Namun, seminggu atau sebulan kemudian, saat ada yang bertanya tentang isi buku itu, yang kita ingat hanyalah potongan kecil—bahkan mungkin hanya judulnya saja.

Kenapa bisa begitu?
Ternyata, otak kita bukan seperti ember kosong yang bisa dituang penuh dengan air. Ia lebih mirip otot: hanya akan kuat kalau dilatih dengan cara yang tepat. Membaca berjam-jam tanpa strategi ibarat angkat beban sembarangan—capek iya, tapi hasilnya tidak maksimal.

Fakta menarik datang dari sebuah penelitian di University of Waterloo. Mereka menemukan bahwa orang yang membaca sambil merenungkan isi bacaan bisa mengingat materi hingga 50% lebih lama dibanding yang hanya “membaca sekadar lewat”. Jadi, kuncinya bukan di berapa banyak buku yang ditamatkan, melainkan bagaimana cara kita memperlakukan bacaan itu.

Nah, biar tidak jadi pembaca maraton yang cepat lupa, berikut tujuh trik sederhana tapi ampuh agar isi buku menempel lebih lama di kepala.

  1. Membaca dengan Tujuan yang Jelas

Bayangkan kamu masuk ke toko buku tanpa niat tertentu. Ada begitu banyak judul, dan akhirnya kamu keluar membawa buku yang sebenarnya tidak terlalu kamu butuhkan. Hal yang sama sering terjadi saat kita membaca: otak kebingungan karena tidak ada arah.

Padahal, membaca dengan tujuan membuat otak lebih fokus menyaring informasi. Misalnya, ketika membaca buku filsafat, tanyakan dulu: “Saya mau cari apa? Pemahaman tentang kebebasan? Atau sekadar menambah wawasan berpikir kritis?” Dengan begitu, otak otomatis bekerja seperti radar—menangkap yang penting, mengabaikan yang tidak.

Coba bandingkan dengan membaca buku resep. Kalau tujuannya hanya hiburan, resep itu cepat menguap dari ingatan. Tapi kalau memang niatnya mau masak untuk keluarga minggu depan, detail bahan dan langkah memasak akan lebih kuat menempel.

  1. Bikin Catatan Aktif, Bukan Pasif

Siapa di sini yang suka menandai halaman dengan stabilo warna-warni? Jujur saja, itu sering memberi ilusi bahwa kita sudah paham, padahal sebenarnya tidak. Otak lebih mudah menyimpan informasi kalau kita memproses ulang dengan kata-kata sendiri.

Coba bayangkan kamu membaca buku psikologi lalu menulis catatan, “Teori ini persis seperti pengalaman saya waktu stres di kantor.” Catatan personal semacam ini akan jauh lebih membekas dibanding sekadar menyalin definisi panjang dari buku.

Membuat catatan aktif memang sedikit lebih melelahkan, tapi justru di situlah kekuatannya. Catatan bukan lagi sekadar kutipan orang lain, melainkan refleksi diri.

  1. Ulangi dengan Mengajar Orang Lain

Ada pepatah: kalau mau paham betul, ajarkanlah. Psikologi modern menyebutnya the protégé effect. Saat kita mencoba menjelaskan ulang kepada orang lain, otak dipaksa menyusun informasi secara logis, dan itu membuat ingatan lebih kuat.

Selesai membaca satu bab buku sejarah? Coba ceritakan ulang dengan gaya bercerita ke teman. Kalau temanmu paham, berarti kamu benar-benar menguasainya. Kalau masih bingung, berarti ada bagian yang perlu kamu dalami lagi.

Menariknya, cara ini tidak hanya membuat kita ingat lebih lama, tapi juga melatih kemampuan komunikasi. Jadi, membaca bukan lagi aktivitas sunyi, melainkan cara berbagi pengetahuan.

  1. Gunakan Teknik Spaced Repetition

Pernah dengar istilah forgetting curve dari Hermann Ebbinghaus? Intinya, otak punya kebiasaan pelupa. Informasi baru cepat sekali hilang jika tidak diulang. Tapi kabar baiknya, ada cara melawannya: mengulang dengan jeda waktu tertentu.

Misalnya, setelah membaca satu bab, ulangi catatannya besok. Lalu seminggu kemudian. Lalu sebulan lagi. Semakin sering diulang dengan jeda, semakin kuat pula ingatannya.

Pelajar yang pakai aplikasi seperti Anki atau Quizlet sudah membuktikan sendiri efektivitasnya. Dan tenang saja, kamu bisa mempraktikkannya dengan catatan biasa tanpa aplikasi sekalipun.

  1. Hubungkan dengan Pengalaman Pribadi

Informasi yang berdiri sendiri mudah hilang. Tapi kalau dikaitkan dengan pengalaman pribadi, ia akan menempel erat.

Contohnya, membaca buku manajemen waktu. Kalau hanya dibaca sekilas, mungkin cepat lupa. Tapi kalau kamu langsung menerapkannya, misalnya dengan mengubah jadwal tidur sesuai teori yang kamu baca, otakmu akan lebih mudah mengingat karena sudah ada pengalaman nyata.

Dengan cara ini, buku tidak lagi sekadar teks mati. Ia berubah jadi lensa untuk melihat hidupmu sendiri.

  1. Jangan Rakus Buku Sekaligus

Ada kebiasaan “pamer intelektual” yang cukup sering: membaca lima buku dalam seminggu. Hasilnya? Otak malah kebingungan, dan yang tersisa hanya serpihan informasi.

Sama seperti menonton terlalu banyak film dalam waktu singkat, detail cerita jadi mudah bercampur. Membatasi jumlah bacaan bukan berarti jadi malas membaca, tapi memberi ruang agar ide-ide punya waktu untuk mendarat dengan baik di kepala.

Membaca dengan kedalaman lebih berharga daripada sekadar jumlah buku yang dituntaskan.

  1. Lakukan Refleksi Setelah Membaca

Selesai membaca bukan berarti selesai. Justru tahap paling penting datang setelah itu: refleksi.

Luangkan waktu beberapa menit untuk menulis apa yang kamu pahami, bagian mana yang kamu setujui, dan bagaimana bacaan itu bisa diterapkan dalam hidup. Misalnya, setelah membaca buku tentang kebahagiaan, coba tanyakan: “Apakah benar kebahagiaan bisa lahir dari kesederhanaan? Bagaimana saya bisa mencobanya?”

Refleksi mengubah membaca dari sekadar konsumsi informasi menjadi percakapan dengan diri sendiri. Hasilnya? Ingatan lebih dalam, personal, dan tahan lama.

Jadi, membaca buku berjam-jam ternyata tidak otomatis membuat kita pintar. Kuncinya ada pada cara kita membaca: apakah hanya lewat, atau benar-benar diolah hingga menjadi bagian dari hidup.

Mulai sekarang, cobalah tujuh trik tadi. Tidak perlu sekaligus, cukup satu atau dua dulu. Rasakan bagaimana isi buku lebih lama menempel di kepala.

Nah, kalau kamu sendiri, dari tujuh trik tadi, mana yang paling sering kamu abaikan saat membaca? Tulis di kolom komentar, ya. Jangan lupa bagikan artikel ini—siapa tahu ada temanmu yang butuh belajar cara membaca dengan lebih efektif.

Semoga bermanfaat. Wallohu a’lam.

Share:

More Posts