darulmaarif.net – Indramayu, 24 April 2025 | 16.00 WIB

Di era digital ini, berbagai gaya hubungan intim suami istri bisa dengan mudah diakses melalui buku-buku klasik seperti Kamasutra, The Art of Seduction, atau artikel-artikel modern yang berseliweran di lini media massa. Tak sedikit pasangan suami istri zaman now yang merasa perlu mencari variasi dalam hubungan mereka demi menjaga keharmonisan dan kebahagiaan rumah tangga.
Namun, tak banyak yang tahu bahwa khazanah Islam klasik pun menyimpan karya-karya penuh hikmah yang membahas soal ini secara terbuka namun tetap beradab. Salah satu karya yang cukup fenomenal dalam literatur Islam adalah kitab Nawāḍir al-Ayk fī Ma‘rifat an-Nayk, karya Imam Jalaluddin As-Suyuthi, seorang ulama besar abad ke-9 H yang dikenal luas sebagai ensiklopedis dalam berbagai cabang ilmu.
Kitab ini memang bukan kitab fiqih biasa, melainkan lebih kepada adab, psikologi seksual, dan keintiman rumah tangga yang dibalut dengan gaya bahasa khas ulama zaman dahulu—terbuka namun tetap dalam batas etika. Di dalamnya dibahas berbagai macam gaya hubungan intim suami istri, disertai contoh, kisah, dan nasihat.
Salah satu kutipan yang menggambarkan kebolehan dan keberagaman gaya dalam hubungan suami istri adalah:
فَاعْلَمْ أَنَّ الْجِمَاعَ غَايَةُ مَا يَصِلُ إِلَيْهِ الشَّهْوَةُ، وَفِيهِ تَرْوِيحٌ لِلنَّفْسِ، وَإِفْرَاغٌ لِلشَّهْوَةِ، وَفِي اخْتِلَافِ هَيْئَاتِهِ تَغْيِيرٌ يُزِيلُ الْمَلَلَ وَيَزِيدُ فِي اللَّذَّةِ
Artinya: “Ketahuilah bahwa jima’ (hubungan intim) adalah puncak tercurahnya syahwat, menjadi hiburan bagi jiwa, pelampiasan nafsu, dan variasi dalam bentuk dan caranya akan menghilangkan rasa bosan serta menambah kenikmatan.” (Imam Ibnul Qoyyim al-Jawziy, Zadul Ma’ad Fii Hadyi Khoril ‘Ibad)
Dalam Muqoddimah yang dinisbatkan pada pengarang kitab ini, ditulisnya kitab ini adalah sebagai bentuk Dza-il (lampiran) dari kitabnya yang lebih besar yang berjudul;
الوِشَاحُ فِيْ فَوَائِدِ النِّكَاحِ
(Al-Wisyah Fi fawaid An-Nikah).
Yang mana kitab Al-Wisyah tersebut juga berbicara tentang Jima’ dan hal-hal teknis yang berkaitan dengannya.
Kitab Al-Wisyah sendiri konon adalah ringkasan dari kitab yang lebih besar yang berjudul;
مَبَاسِمُ الْمُلاَحِ وَمَنَاسِمُ الصَّباَحِ فِيْ مَوَاسِمِ النِّكاَحِ
(Mabasim Al-Mulah Wa Manasim As-Shobah Fi Mawasim An-Nikah).
Melalui kitab ini, Imam As-Suyuthi mengajarkan bahwa hubungan suami istri bukan semata-mata urusan biologis, tetapi juga seni memperhatikan perasaan, memelihara keromantisan, dan membangun keharmonisan batin—sekaligus menjadi ladang pahala jika dilakukan dengan niat yang benar.
Artikel ini akan mengulas berbagai gaya hubungan intim suami istri berdasarkan pandangan Imam As-Suyuthi, bagaimana Islam memandang variasi dalam hubungan tersebut, dan bagaimana pasangan Muslim masa kini bisa mengambil inspirasi dari warisan adab klasik ini.
Imam As-Suyuthi menggambarkan teknik bersenggama sebagai berikut:
Ketika obat-obatan yang mengatasi kemampuan seksual berpengaruh pada tubuh karena panas atau efek samping lainnya, para kaum bijak bestari pun bermurah hati menyusun teknik-teknik yang bisa meningkatkan kemampuan seksual tanpa mendatangkan efek samping.
Mereka menuliskan berbagai macam teknik bersetubuh karena di sana ada gerakan nafas dan kaum pria langsung melompat ketika mengatakan itu secara lugas sehingga ia terbiasa melihat pelbagai jenis, metode, dan teknik persenggamaan dan menyaksikan keanehan bentuknya.
Mereka mengupasnya secara gamblang dan menghindari penggunaan kata-kata kiasan. Mereka menyusun pelbagai macam teknik bersetubuh dan memberikan nama dan istilah untuk setiap teknik. Masing-masing dari mereka menulis buku tentang teknik bersetubuh dan membubuhkan istilah nama yang menunjukkan maksudnya. Bila dirangkum, teknik bersenggama dapat diringkas menjadi lima:
- Pria dan wanita tidur telentang.
- Pria dan wanita tidur miring.
- Bersetubuh dalam posisi duduk.
- Bersetubuh dalam posisi berdiri.
- Wanita menungging pada kedua kakinya dengan meletakkan tangan dan dadanya pada permukaan.
Sebagai contoh, salah satu teknik bersenggama bisa dilakukan dengan posisi istri telentang. Sebagaimana diterangkan dal kitab sebagai berikut;
فصل
في الاستلقاء
والاستلقاء ثمانية أوجه:
أحدها:
أن تستلقي المرأة، وتلصق فخذيها بفخذي الرجل، وهو المعروف بين الناس.
والثاني:
أن يضع الرجل فخذه بين فخذيها، وليس يعرفه كل أحد، وسماه قوم (الخاص).
والثالث:
أن تستلقي المرأة، وتضع قدمها على خاصرة الرجل، ويأخذ هو عقبها إليه.
الرابع:
أن تستلقي المرأة، وتضع رجليها على ما يضم الرجل، ثم يدخل يديه تحت فخذيها، ويجامعها، ويشبك أصابعه.
والخامس:
وربما فعل ذلك على وجه آخر، وهو: أن يفعل بها، ورجلاها مستوطئتان، واحدة على الأخرى.
والسادس:
أن تستلقي المرأة، وتضع قدمها على صدره، ويجمع يديها إلى قفاه، فيجتذب إليها حتى تنثني هي، فتصير ركبها ملتصقة بصدرها، وذكره في
والسابع:
أن تستلقي المرأة، وتبسط إحدى رجليها، ويجلس الرجل على فخذها المبسوطة، وترفع رجلها الأخرى مبسوطة إلى فوق ما استطاعت.
والثامن:
أن تستلقي المرأة، ويدخل ذراعيه تحت فخذيها، ويساعده تحت ظهرها، ويبثي أصابع يديه على رؤوس أكتافها، فهذه غاية نهاية المبالغة.
Artinya:
“Pasal
Posisi Tidur Telentang
Ada delapan gaya bersetubuh dalam posisi tidur telentang, yaitu:
- Wanita berbaring dan salah satu pahanya ditempelkan pada salah satu paha pria. Cara ini sudah populer.
- Pria meletakkan pahanya di antara dua paha wanita. Tidak setiap orang menguasai teknik ini.
- Wanita berbaring sambil meletakkan kakinya pada perut pria, kemudian pria meletakkan pantatnya ke arah vagina.
- Wanita berbaring sambil meletakkan salah satu kakinya mengapit tubuh pria, kemudian pria meletakkan kedua tangannya di bawah dua paha wanita kemudian menyetubuhinya sambil menyilangkan kaki wanita.
- Pria menyetubuhi wanita dengan kedua kaki wanita direntangkan.
- Wanita berbaring sambil meletakkan kakinya pada dada pria dan meletakkan kedua tangannya pada pantat pria lalu menarik arahnya sehingga tubuhnya menempel pada dadanya dan penisnya masuk ke dalam vagina.
- Wanita berbaring sambil merentangkan salah satu kakinya dan pria duduk pada pahanya yang direntangkan itu, kemudian wanita itu mengangkat kaki satunya setinggi yang dia bisa.
- Wanita berbaring kemudian pria memasukkan kedua lengan di bawah punggungnya kemudian mengapitkan jari-jari tangannya pada bahu wanita. Teknik ini terbilang ekstrem. (Imam Jalaluddin Asy-Syuyuthy, Nawāḍir al-Ayk fī Ma‘rifat an-Nayk, [Damaskus, Darul Kutub Al-‘Aroby], hal. 124-125)
Adapun rincian terkait teknik bersenggama dibahas secara detail dal Kitab kitab Nawāḍir al-Ayk fī Ma‘rifat an-Nayk.
Link download kitabnya disini:
Menjaga hubungan suami istri bukan hanya soal cinta, tapi juga bagaimana dua insan bisa saling memberi kenyamanan, kebahagiaan, dan kedekatan emosional yang halal dan penuh berkah.
Semoga bermanfaat. Wallohu a’lam.