Wajibkah Menjawab Salam dari Mesin ATM BSI?

darulmaarif.net – Indramayu, 29 Januari 2025 | 20.00 WIB

Dalam kehidupan modern, teknologi semakin berkembang dan merambah ke berbagai aspek, termasuk layanan perbankan. Salah satu inovasi menarik yang diterapkan oleh Bank Syariah Indonesia (BSI) adalah fitur salam yang terdengar setiap kali nasabah menggunakan mesin ATM. Suara otomatis ini seolah memberikan sentuhan personal dalam setiap transaksi, menjadikan pengalaman perbankan lebih akrab dan bernuansa Islami.

Namun, di balik kenyamanan ini, muncul sebuah pertanyaan yang menarik bagi sebagian umat Islam: Hal tersebut kemudian mengundang pertanyaan bagi sebagian umat Islam terkait hukum menjawab salam Mesin ATM BSI. Apakah status hukumnya wajib dijawab atau tidak. Dan bagaimana status salam di mesin ATM BSI tersebut?

Hukum Dasar Menjawab Salam

Pada dasarnya, menjawab salam hukumnya wajib. Karena Alloh SWT memerintahkan kita untuk menjawab salam. Sebagaimana dalam firman Alloh SWT:

وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ حَسِيبًا

Artinya: “Apabila kamu dihormati dengan suatu tahiyyah (penghormatan), maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu”. (QS. An-Nisa Ayat 86)

Dari Abu Hurairah rodliallohu ‘anhu, Baginda Nabi Muhammad SAW bersabda:

حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ خَمْسٌ رَدُّ السَّلَامِ وَعِيَادَةُ الْمَرِيضِ وَاتِّبَاعُ الْجَنَائِزِ وَإِجَابَةُ الدَّعْوَةِ وَتَشْمِيتُ الْعَاطِسِ

Artinya: “Hak sesama Muslim ada lima: membalas salamnya, menjenguknya ketika ia sakit, mengikuti jenazahnya yang dibawa ke kuburan, memenuhi undangannya, dan ber-tasymit ketika ia bersin”. (HR. Imam Bukhari dan Muslim )

Imam An-Nawawi dalam kitab Al-Majmu’ menjelaskan rincian hukum menjawab salam. Beliau, hafidzohulloh berkata:

وأما جواب السلام فهو فرض بالإجماع، فإن كان السلام على واحد، فالجواب: فرض عين في حقه، وإن كان على جميع فهو فرض كفاية، فإذا أجاب واحد منهم أجزأ عنهم، وسقط الحرج عن جميعهم، وإن أجابوا كلهم كانوا كلهم مؤدين للفرض، سواء ردوا معاً أو متعاقبين، فلو لم يجبه أحد منهم أثموا كلهم، ولو رد غير الذين سلم عليهم لم يسقط الفرض والحرج عن الباقين

Artinya: “Menjawab salam hukumnya wajib berdasarkan ijma Ulama. Jika salamnya kepada satu orang maka menjawab salam fardhu ‘ain bagi dia. Jika salamnya kepada banyak orang, maka fardlu kifayah bagi mereka untuk menjawab. Jika sudah dijawab oleh satu orang di antara mereka, maka sudah cukup, dan gugur kewajiban dari yang lain. Jika mereka semua menjawab salam maka mereka semua dianggap menunaikan kewajiban. Baik mereka menjawab secara berbarengan maupun bergantian. Namun jika di antara mereka tidak ada yang menjawab sama sekali, mereka semua berdosa. Jika mereka menjawab salam dari orang lain selain orang yang pertama tadi, maka tidak menggugurkan kewajiban dan tanggungan mereka”. (Al-Majmu’ Syarhul Muhadzab, Juz 4/460).

Demikian juga, salam berupa tulisan baik melalui pesan Whatsapp, SMS, dan media sosial lainnya. Hukumnya juga wajib untuk dijawab.

Hukum Menjawab Salam ATM BSI

Namun bagaimana jika salam tersebut disampaikan kepada pemirsa yang umum dan banyak jumlahnya seperti Voice Over ATM (VOATM) ucapan salam saat kita hendak transaksi di ATM BSI? Apakah sudah gugur kewajiban menjawab salam tersebut?

Dalam persolaan ini, masalah ini bisa dijawab dengan analogi berupa menjawab salam di Radio. Syekh Muhammad bin Salim bin Hafidz ibnu Syeikh Abi Bakar bin Salim dalam kitab Fatawa beliau yang di kumpulkan oleh anak beliau.

“Apakah wajib menjawab salam yang dipancarkan dari stasiun radio bagi para pendengar sebagai kebiasaan yang terjadi ketika berlangsungnya siaran radio?

Jawab:
Tidak wajib menjawab salam bagi pendengar radio. Hal ini karena (penyiar) yang memberi salam tidak ada kasad dari salamnya kepada orang yang ditentukan, karena tidak bisa dipastikan siapa saja yang mendengar radio tersebut, kemudian bahkan kadang yang mendengarnya adalah orang-orang yang tidak dituntut untuk menjawab salam seperti wanita ajnabiyah dan kafir, selain itu para ulama menyebutkan; disunatkan memberi salam ketika bertemu atau berpisah, sedangkan penyiar ini bukan orang yang baru datang atau berpisah. Imam nawawi menyebutkan dalam kitab al-Adzkar “berkata Abu Sa’ad al-Mutawalli dan lainnya, apabila memanggil seseorang dari belakang satir atau belakang pagar kemudian ia berkata; assalamu ‘alaikum ya fulan, ataupun ia menulis surat yang berisi as-salam alaikum hai fulan, atau ia mengirim utusan dan berkata kepada utusannya “sampaikan salamku kepada si fulan”, kemudian sampai surat tersebut kepadanya atau utusan tersebut (telah menyampaikan salamnya) maka wajib baginya untuk menjawab salam tersebut.” (Al-Adzkar An-Nawawy hal 237 Darul Fikr dalam Fatawa Al-Faqih As-Syahid Ibnu Hafidz, hal. 392)

Dengan demikian, menjawab salam dari mesin ATM BSI hukumnya tidak wajib. Karena yang memberi salam tidak ada maksud dari salamnya ditujukan kepada orang yang ditentukan, karena tidak bisa dipastikan siapa saja yang mendengar salam dari ATM BSI tersebut, bahkan bisa jadi yang menjawab salam juga dari kalangan Non Muslim.

Sedangkan salam yang disampaikan melalui tulisan, boleh dijawab dengan tulisan juga, atau boleh juga dijawab dengan lisan. Ibnu Hajar Al-Haitami rohimahulloh mengatakan:

إن كان السلام عليه بالإرسال لزمه الرد باللفظ، وإن كان بالكتابة لزمه الرد بها، أو باللفظ

Artinya: “Salam jika disampaikan secara lisan melalui utusan, maka wajib dijawab dengan lafadz (lisan). Namun jika melalui tulisan, maka wajib dijawab dengan tulisan juga atau dengan lafadz (lisan)”. (Al-Fatawa Al-Kubra, 4/226).

Sehingga orang yang menyampaikan salam melalui pesan Whatsapp, SMS, dan semisalnya, jika salamnya tidak dibalas dengan tulisan, hendaknya berprasangka baik bisa jadi salamnya sudah dibalas dengan lisan.

Semoga bermanfaat. Wallohu a’lam.

Referensi:

  1. Al-Adzkar Lil-Imam An-Nawawi, Hal : 395

ﻓﺼﻞ : ﻗﺎﻝ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺃﺑﻮ ﺳﻌﺪ ﺍﻟﻤﺘﻮﻟﻲ ﻭﻏﻴﺮﻩ : ﺇﺫﺍ ﻧﺎﺩﻯ ﺇﻧﺴﺎﻥ ﺇﻧﺴﺎﻧﺎ ﻣﻦ ﺧﻠﻒ ﺳﺘﺮ ﺃﻭ ﺣﺎﺋﻂ ﻓﻘﺎﻝ : ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻚ ﻳﺎ ﻓﻼﻥ ، ﺃﻭ ﻛﺘﺐ ﻛﺘﺎﺑﺎ ﻓﻴﻪ : ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻚ ﻳﺎ ﻓﻼﻥ ، ﺃﻭ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﻓﻼﻥ ، ﺃﻭ ﺃﺭﺳﻞ ﺭﺳﻮﻻ ﻭﻗﺎﻝ : ﺳﻠﻢ ﻋﻠﻰ ﻓﻼﻥ ، ﻓﺒﻠﻐﻪ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﺃﻭ ﺍﻟﺮﺳﻮﻝ ، ﻭﺟﺐ ﻋﻠﻴﻪ ﺃﻥ ﻳﺮﺩ ﺍﻟﺴﻼﻡ ، ﻭﻛﺬﺍ ﺫﻛﺮ ﺍﻟﻮﺍﺣﺪﻱ ﻭﻏﻴﺮﻩ ﺃﻳﻀﺎ ﺃﻧﻪ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﻜﺘﻮﺏ ﺇﻟﻴﻪ ﺭﺩ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﺇﺫﺍ ﺑﻠﻐﻪ ﺍﻟﺴﻼﻡﻭﺭﻭﻳﻨﺎ ﻓﻲ ” ﺻﺤﻴﺤﻲ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ﻭﻣﺴﻠﻢ ” ﻋﻦ ﻋﺎﺋﺸﺔ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﺎ ﻗﺎﻟﺖ : ﻗﺎﻝ ﻟﻲ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ : ” ﻫﺬﺍ ﺟﺒﺮﻳﻞ ﻳﻘﺮﺃ ﻋﻠﻴﻚ ﺍﻟﺴﻼﻡ ” ﻗﺎﻟﺖ : ﻗﻠﺖ : ﻭﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻭﺭﺣﻤﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺑﺮﻛﺎﺗﻪ . ﻫﻜﺬﺍ ﻭﻗﻊ ﻓﻲ ﺑﻌﺾ ﺭﻭﺍﻳﺎﺕ ” ﺍﻟﺼﺤﻴﺤﻴﻦ ” ” ﻭﺑﺮﻛﺎﺗﻪ ” ﻭﻟﻢ ﻳﻘﻊ ﻓﻲ ﺑﻌﻀﻬﺎ ، ﻭﺯﻳﺎﺩﺓ ﺍﻟﺜﻘﺔ ﻣﻘﺒﻮﻟﺔ . ﻭﻭﻗﻊ ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ ” ﻭﺑﺮﻛﺎﺗﻪ ”

ﻭﻗﺎﻝ : ﺣﺪﻳﺚ ﺣﺴﻦ ﺻﺤﻴﺢ ، ﻭﻳﺴﺘﺤﺐ ﺃﻥ ﻳﺮﺳﻞ ﺑﺎﻟﺴﻼﻡ ﺇﻟﻰ ﻣﻦ ﻏﺎﺏ ﻋﻨﻪ . ﻓﺼﻞ : ﺇﺫﺍ ﺑﻌﺚ ﺇﻧﺴﺎﻥ ﻣﻊ ﺇﻧﺴﺎﻥ ﺳﻼﻣﺎ ، ﻓﻘﺎﻝ ﺍﻟﺮﺳﻮﻝ : ﻓﻼﻥ ﻳﺴﻠﻢ ﻋﻠﻴﻚ ، ﻓﻘﺪ ﻗﺪﻣﻨﺎ ﺃﻧﻪ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻴﻪ ﺃﻥ ﻳﺮﺩ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻔﻮﺭ ، ﻭﻳﺴﺘﺤﺐ ﺃﻥ ﻳﺮﺩ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺒﻠﻎ ﺃﻳﻀﺎ ، ﻓﻴﻘﻮﻝ : ﻭﻋﻠﻴﻚ ﻭﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺴﻼﻡ . ﻭﺭﻭﻳﻨﺎ ﻓﻲ ﺳﻨﻦ ﺃﺑﻲ ﺩﺍﻭﺩ ﻋﻦ ﻏﺎﻟﺐ ﺍﻟﻘﻄﺎﻥ ﻋﻦ ﺭﺟﻞ ﻗﺎﻝ : ﺣﺪﺛﻨﻲ ﺃﺑﻲ ﻋﻦ ﺟﺪﻱ ﻗﺎﻝ : ﺑﻌﺜﻨﻲ ﺃﺑﻲ ﺇﻟﻰ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﻘﺎﻝ : ﺍﺋﺘﻪ ﻓﺄﻗﺮﺋﻪ ﺍﻟﺴﻼﻡ ، ﻓﺄﺗﻴﺘﻪ ﻓﻘﻠﺖ : ﺇﻥ ﺃﺑﻲ ﻳﻘﺮﺋﻚ ﺍﻟﺴﻼﻡ ، ﻓﻘﺎﻝ : ” ﻭﻋﻠﻴﻚ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻭﻋﻠﻰ ﺃﺑﻴﻚ ﺍﻟﺴﻼﻡ .” ﻗﻠﺖ : ﻭﻫﺬﺍ ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﺭﻭﺍﻳﺔ ﻋﻦ ﻣﺠﻬﻮﻝ ﻓﻘﺪ ﻗﺪﻣﻨﺎ ﺃﻥ ﺃﺣﺎﺩﻳﺚ ﺍﻟﻔﻀﺎﺋﻞ ﻳﺘﺴﺎﻣﺢ ﻓﻴﻬﺎ ﻋﻨﺪ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻛﻠﻬﻢ

Fatawi Ar-Romli, Juz : 4 Hal : 46

ﺳﺌﻞ : ﻋﻤﻦ ﺳﻤﻊ ﺳﻼﻡ ﺷﺨﺺ ﻭﻟﻢ ﻳﻘﺼﺪﻩ

ﺍﻟﻤﺴﻠﻢ ﻫﻞ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺴﺎﻣﻊ ﻓﻲ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﺤﺎﻟﺔ ﺍﻟﺮﺩ ﺃﻭ ﻻ ؟ ‏( ﻓﺄﺟﺎﺏ ‏) ﺑﺄﻧﻪ ﻻ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻰ ﺳﺎﻣﻊ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﺍﻟﻤﺬﻛﻮﺭ ﺭﺩ ﺟﻮﺍﺑﻪ

Al-Adzkar Lil-Imam An-Nawawi, Hal : 256

ﻭﺃﻣﺎ ﺭﺩ ﺍﻟﺴﻼﻡ ، ﻓﺈﻥ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻤﺴﻠﻢ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺍﺣﺪﺍ ﺗﻌﻴﻦ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺮﺩ ، ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻧﻮﺍ ﺟﻤﺎﻋﺔ ، ﻛﺎﻥ ﺭﺩ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻓﺮﺽ ﻛﻔﺎﻳﺔ ﻋﻠﻴﻬﻢ ، ﻓﺈﻥ ﺭﺩ ﻭﺍﺣﺪ ﻣﻨﻬﻢ ﺳﻘﻂ ﺍﻟﺤﺮﺝ ﻋﻦ ﺍﻟﺒﺎﻗﻴﻦ ، ﻭﺇﻥ ﺗﺮﻛﻮﻩ ﻛﻠﻬﻢ ، ﺃﺛﻤﻮﺍ ﻛﻠﻬﻢ ، ﻭﺇﻥ ﺭﺩﻭﺍ ﻛﻠﻬﻢ ، ﻓﻬﻮ ﺍﻟﻨﻬﺎﻳﺔ ﻓﻲ ﺍﻟﻜﻤﺎﻝ ﻭﺍﻟﻔﻀﻴﻠﺔ ، ﻛﺬﺍ ﻗﺎﻟﻪ ﺃﺻﺤﺎﺑﻨﺎ ، ﻭﻫﻮ ﻇﺎﻫﺮ ﺣﺴﻦ

Fatawi Asy-Syabakah Al-Islamiyah, Fatwa no. 51567

ﺣﻜﻢ ﺭﺩ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺴﻠﻢ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺬﻳﺎﻉ ﺃﻭ ﺍﻟﺘﻠﻔﺎﺯ ‏[ ﺍﻟﺴُّﺆَﺍﻝُ ‏] ﺗﺤﻴﺔ ﻃﻴﺒﺔ ﻭﺑﻌﺪ : ﻟﺪﻱ ﺑﻌﺾ ﺍﻷﺳﺌﻠﺔ : ﻫﻞ ﻳﺠﻮﺯ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﺑﻐﻴﺮ ﺍﻟﻠﻔﻆ ﺍﻟﻌﺮﺑﻲ، ﻭﻟﺴﺖ ﺃﻗﺼﺪ ﺍﻟﺘﺤﻴﺔ ﺑﻐﻴﺮ ﻟﻔﻆ ﺍﻟﺴﻼﻡ، ﻋﻠﻤﺎ ﺑﺄﻥ ﺍﻟﻔﺮﺩ ﻗﺎﺭﺩ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻨﻄﻖ ﺑﺎﻟﻌﺮﺑﻴﺔ، ﻭﺍﻟﺘﻌﻠﻴﻞ، ﺟﺰﺍﻛﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺧﻴﺮﺍً . ﺍﻟﺜﺎﻧﻲ : ﺇﺫﺍ ﻭﺻﻠﻨﻲ ﻛﺘﺎﺏ ﻓﻴﻪ ﺳﻼﻡ ﻣﻦ ﺃﺣﺪ ﻫﻞ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻲ ﺭﺩ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻛﺘﺎﺑﺔ، ﺃﻭ ﻟﻔﻈﺎً ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺟﻮﺍﺏ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ، ﺃﻡ ﺫﻟﻚ ﻣﺴﺘﺤﺐ، ﻭﻫﻞ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻲ ﺭﺩ ﺟﻮﺍﺏ ﺍﻟﺮﺳﺎﻟﺔ ﺃﻡ ﻻ؟

ﺍﻟﺜﺎﻟﺚ : ﺩﺍﺋﻤﺎً ﻧﺴﻤﻊ ﻓﻲ ﺍﻟﺮﺍﺩﻳﻮ ﺃﻭ ﺍﻟﺘﻠﻴﻔﺰﻳﻮﻥ ﺃﻭ ﻓﻲ ﻏﺮﻑ ﺍﻟﺪﺭﺩﺷﺔ ﻓﻲ ﺍﻹﻧﺘﺮﻧﺖ ﺃﻭ ﻓﻲ ﺍﻟﺮﺳﺎﺋﻞ ﺍﻹﻟﻜﺘﺮﻭﻧﻴﺔ ﺍﻟﺴﻼﻡ، ﻓﻬﻞ ﻳﺘﻮﺟﺐ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﺭﺩ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﺃﻡ ﻻ، ﻭﺍﻟﺘﻌﻠﻴﻞ؟ ﻭﺟﺰﺍﻛﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺧﻴﺮﺍً ‏[ ﺍﻟﻔَﺘْﻮَﻯ ‏] ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﻭﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ، ﺃﻣﺎ ﺑﻌﺪﻓﺄﻣﺎ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﺑﻐﻴﺮ ﺍﻟﻠﻔﻆ ﺍﻟﻌﺮﺑﻲ، ﺑﺄﻥ ﻳﺴﻠﻢ ﺍﻟﻤﺮﺀ ﻋﻠﻰ ﻏﻴﺮﻩ ﺑﻠﻐﺔ ﻋﺠﻤﻴﺔ ﻓﻼ ﻣﺎﻧﻊ ﻣﻨﻪ ﻭﻟﻮ ﻟﻘﺎﺩﺭ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻌﺮﺑﻴﺔ، ﺇﺫ ﻟﻢ ﻳﺮﺩ ﻧﺺ ﻳﺤﺘﻢ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﺑﺎﻟﻠﻔﻆ ﺍﻟﻌﺮﺑﻲ، ﻭﺭﺍﺟﻊ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ

ﺍﻟﻔﺘﻮﻯ ﺭﻗﻢ : 45861 ﻭﺇﺫﺍ ﻭﺻﻞ ﺍﻟﺸﺨﺺ ﻛﺘﺎﺏ ﻓﻴﻪ ﺳﻼﻡ ﻓﻮﺍﺟﺐ ﺃﻥ ﻳﺮﺩ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺴﻠﻢ ﻓﻮﺭﺍً ﺑﺎﻟﻠﻔﻆ ﺇﺫﺍ ﻗﺮﺃ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ، ﻭﻗﺪ ﺻﺮﺡ ﺑﺬﻟﻚ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻴﺔ ﻭﺍﻟﺤﻨﺎﺑﻠﺔ، ﻭﺍﻧﻈﺮ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻷﺫﻛﺎﺭ ﻟﻠﻨﻮﻭﻱ

ﻭﺍﻷﺻﻞ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ ﻋﻤﻮﻡ ﻗﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ : ﻭَﺇِﺫَﺍ ﺣُﻴِّﻴْﺘُﻢ ﺑِﺘَﺤِﻴَّﺔٍ ﻓَﺤَﻴُّﻮﺍْ ﺑِﺄَﺣْﺴَﻦَ ﻣِﻨْﻬَﺎ ﺃَﻭْ ﺭُﺩُّﻭﻫَﺎ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻛَﺎﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ ﺣَﺴِﻴﺒًﺎ ‏[ ﺍﻟﻨﺴﺎﺀ 86: ‏] ، ﻭﺣﺪﻳﺚ ﺍﻟﺸﻴﺨﻴﻦ ﻋﻦ ﻋﺎﺋﺸﺔ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﺎ ﻗﺎﻟﺖ : ﻗﺎﻝ ﻟﻲ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻫﺬﺍ ﺟﺒﺮﻳﻞ ﻳﻘﺮﺃ ﻋﻠﻴﻚ ﺍﻟﺴﻼﻡ، ﻗﺎﻟﺖ : ﻗﻠﺖ : ﻭﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻭﺭﺣﻤﺔ ﺍﻟﻠﻪ . ﻭﺃﻣﺎ ﺟﻮﺍﺏ ﺍﻟﺮﺳﺎﻟﺔ ﻓﻠﻴﺲ ﻭﺍﺟﺒﺎً ﻓﻲ ﺍﻷﺻﻞ ﺇﻻ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺛﻤﺖ ﻣﺎ ﻳﻮﺟﺒﻪ، ﻛﺄﻥ ﺗﺘﻌﻠﻖ ﺑﺎﻟﺮﺩ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻣﺼﻠﺤﺔ ﺃﻭ ﺩﻓﻊ ﻣﻔﺴﺪﺓ ﻭﻧﺤﻮ ﺫﻟﻚﻭﻣﻦ ﺳﻤﻊ ﻟﻔﻆ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻓﻲ ﺍﻟﺮﺍﺩﻳﻮ ﺃﻭ ﺍﻟﺘﻠﻔﺎﺯ ﺃﻭ ﺃﺣﺪ ﺍﻟﻤﻮﺍﻗﻊ ﻓﻲ ﺷﺒﻜﺔ ﺍﻹﻧﺘﺮﻧﺖ ﻓﺈﻥ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻨﻘﻞ ﻣﺒﺎﺷﺮﺍً ﻭﺟﺎﺀ ﺍﻟﻤﺴﻠﻢ ﺑﻠﻔﻆ ﺷﺎﻣﻞ ﻛﺎﻟﺬﻱ ﻳﻘﻮﻟﻪ ﺍﻟﻤﺬﻳﻊ ﻓﻲ ﺍﻟﺘﻠﻔﺎﺯ ﻣﻦ ﻧﺤﻮ : ﺃﻳﻬﺎﺍﻟﻤﺴﺘﻤﻌﻮﻥ ﻭﺍﻟﻤﺸﺎﻫﺪﻭﻥ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻭﺭﺣﻤﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺑﺮﻛﺎﺗﻪ ﻣﺜﻼً، ﻓﻬﺬﺍ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﻣﻦ ﺳﻤﻌﻪ ﺃﻥ ﻳﺮﺩ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺴﻼﻡ، ﻷﻧﻪ ﺣﻴﻨﺌﺬ ﺩﺍﺧﻞ ﻓﻲ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﺃﻟﻘﻰ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺍﻟﺴﻼﻡ، ﻭﺇﺫﺍ ﻋﻠﻢ ﺃﻥ ﻏﻴﺮﻩ ﻗﺪ ﺭﺩ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﺳﻘﻂ ﻋﻨﻪ ﺍﻟﻮﺟﻮﺏ، ﻷﻥ ﺭﺩ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﺇﻧﻤﺎ ﻫﻮ ﻓﺮﺽ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻜﻔﺎﻳﺔ . ﻭﺃﻣﺎ ﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻨﻘﻞ ﻏﻴﺮ ﻣﺒﺎﺷﺮ ﻛﺎﻟﺒﺮﺍﻣﺞ ﺍﻟﻤﻌﺎﺩﺓ،ﺃﻭ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻣﻮﺟﻬﺎ ﺇﻟﻰ ﻣﻌﻴﻨﻴﻦ ﻛﻤﺎ ﻫﻮ ﺍﻟﺤﺎﻝ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺴﻠﺴﻼﺕ ﻭﺍﻟﻘﺼﺺ ﺍﻟﻤﻤﺜﻠﺔ ﻭﻧﺤﻮﻫﺎ، ﻓﺈﻥ ﺍﻟﺮﺩ ﻏﻴﺮ ﻭﺍﺟﺐ ﻷﻥ ﺍﻟﻤﺴﺘﻤﻊ ﺣﻴﻨﺌﺬ ﻟﻴﺲ ﻫﻮ ﺍﻟﻤﻘﺼﻮﺩ . ﻓﻔﻲ ﻓﺘﺎﻭﻯ ﺍﻟﺮﻣﻠﻲ : ﺳﺌﻞ ﻋﻤﻦ ﺳﻤﻊ ﺳﻼﻡ ﺷﺨﺺ ﻭﻟﻢ ﻳﻘﺼﺪﻩ ﺍﻟﻤﺴﻠﻢ ﻫﻞ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺴﺎﻣﻊ ﻓﻲ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﺤﺎﻟﺔ ﺍﻟﺮﺩ ﺃﻭ ﻻ؟ ﻓﺄﺟﺎﺏ ﺑﺄﻧﻪ ﻻ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻰ ﺳﺎﻣﻊ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﺍﻟﻤﺬﻛﻮﺭ ﺭﺩ ﺟﻮﺍﺑﻪ