Wajib Tahu! Inilah Keutamaan Umat Nabi Muhammad Saw Dibanding Umat Nabi Lain

darulmaarif.net – Indramayu, 16 Juli 2023 | 08.00 WIB

Umat baginda Nabi Muhammad Saw juga dikenal sebagai umat akhir zaman. Sebagai umat akhir zaman, kita menghadapi banyak tantangan yang berpotensi besar memalingkan kita dari ketaatan kepada Alloh dan Nabi-Nya.

Di sisi lain, menjadi umat Nabi Muhammad Saw adalah karunia Alloh. Ada banyak keistimewaan menjadi umat Nabi Muhammad Saw yang tak dimiliki oleh umat-umat sebelum beliau. Apa saja?
 
Dalam kitab Nashoihul ‘Ibaad Hal 37-38 dijelaskan:

وحكي أن آدم عليه الصلاة و السلام قال: إن الله تعالى أعطى أمة محمد صلى الله عليه و سلم أربع كرامات ما أعطانيها , أحدها: إن قبول توبتي كان بمكة و أمة محمد صلى الله عليه و سلم يتوبون في كل مكان فيتقبل الله توبتهم, و الثاني إني كنت لابسا فلما عصيت جعلني عريانا, و أمة محمد صلى الله عليه و سلم يعصون عراة فيلبسهم الله, و الثالث إني لما عصيت فرق بيني و بين امرأتي , و أمة محمد صلى الله عليه و سلم يعصون و لا يفرق بينهم و بين أزواجهم, و الرابع إني عصيت في الجنة فأخرجني منها و أمة محمد صلى الله عليه و سلم يعصون خارج الجنة فيدخلهم اذا تابوا

Diriwayatkan bahwa nabi Adam AS berkata : Sesungguhnya Alloh Ta’ala memberikan empat karomah/kemuliaan kepada umat Nabi Muhammad Saw yang tidak diberikan padaku

Pertama: Sesungguhnya diterimanya taubatku dimekkah, sedangkan umat nabi Muhammad ketika melakukan ma’shiyat bisa bertaubat dimana saja dan Allah menerima taubatnya.

Kedua: Dulu aku mengenakan pakaian,dan tetkala aku ma’shiyat , Allah menghilangkankan pakaianku. Sedangkan Umat nabi Muhammad melakukan ma’shiyat kepada Allah dengan telanjang,namun Allah tetap memberikan pakaian padanya.

Ketiga: Ketika aku berma’shiyat ,maka antara aku dan isteriku dipisahkan , Sedangkan umat Nabi Muhammad ketika melakukan ma’shiyat, Alloh tidak memisahkan mereka.

Keempat: Aku melakukan ma’shiyat dalam syurga kemudian Alloh mengeluarkanku darinya, Sedangkan umat Nabi Muhammad melakukan ma’shiyat diluar syurga , kemudian Alloh memasukkannya ke dalam syurga jika mereka bertaubat.
 
Dalam riwayat lain, seperti kisan Nabi Musa ‘Alaihissalam yang dinukil dari kitab Tanbihul Ghofilin karya Abul Laits As-Samarqondi:

تنبيه الغافلين ابو الليث السمرقندى
وَعَنْ كَعْبِ الْأَحْبَارِ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ، قَالَ: قَرَأْتُ فِي بَعْضِ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ عَلَى مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَامُ، يَا مُوسَى رَكْعَتَانِ يُصَلِّيهِمَا أَحْمَدُ وَأُمَّتُهُ، وَهِيَ صَلَاةُ الْغَدَاةِ، مَنْ يُصَلِّيهِمَا غَفَرْتُ لَهُ مَا أَصَابَ مِنَ الذُّنُوبِ مِنَ لَيْلِهِ وَيَوْمِهِ ذَلِكَ، وَيَكُونُ فِي ذِمَّتِي

Dari Ka’bul Akhbar Rodliyallihu ‘anhu berkata: ” Aku telah membaca dalam sebagian kitab yang Alloh turunkan kepada Nabi Musa alaihis salaam: Wahai Musa, dua rokaat yg Ahmad dan ummatnya menjalankannya, yaitu sholat subuh, barang siapa yang menjalankan sholat subuh maka Kuampuni dosa dosanya mulai malam hari dan siangnya, dan itu menjadi tanggunganKu.

يَا مُوسَى أَرْبَعُ رَكْعَاتٍ يُصَلِّيهَا أَحْمَدُ وَأُمَّتُهُ، وَهِيَ صَلاة الظُّهْرِ أُعْطِيهِمْ بِأَوَّلِ رَكْعَةٍ مِنْهَا الْمَغْفِرَةَ، وَبِالثَّانِيَةِ أُثَقِّلُ مِيزَانَهُمْ، وَبِالثَّالِثَةِ أُوَكِّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةَ يُسَبِّحُونَ وَيَسْتَغْفِرُونَ لَهُمْ وَبِالرَّابِعَةِ أَفْتَحُ عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ السَّمَاءِ وَيُشْرِقْنَ عَلَيْهِمُ الْحُورُ الْعِينُ

Wahai Musa, empat rokaat yang Ahmad dan ummatnya menjalankannya, yaitu sholat dhuhur maka Kuberi mereka ampunan dengan rokaat yang awwal, Kuperberat timbangan amalannya dengan rokaat kedua, Kuwakilkan malaikat yang membaca tasbih dan istigfar untuk mereka dengan rokaat ketiga dan dengan rokaat ke empat Kubukakan pintu pintu langit dan bidadari bidadari memenuhinya untuk mereka.

يَا مُوسَى أَرْبَعُ رَكْعَاتٍ يُصَلِّيهَا أَحْمَدُ وَأُمَّتُهُ، وَهِيَ صَلَاةُ الْعَصْرِ، فَلَا يَبْقَى مَلَكٌ فِي السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ إِلَّا اسْتَغْفَرَ لَهُمْ، وَمَنِ اسْتَغْفَرَتْ لَهُ الْمَلَائِكَةُ لَمْ أُعَذِّبْهُ،

Wahai musa, empat rokaat yang Ahmad dan ummatnya menjalankannya, yaitu sholat ashar maka tiada tersisa malaikat dilangit dan bumi kecuali membaca istigfar untuknya, dan orang yang malaikat membacakan istigfar untuknya maka Aku tidak akan menyiksanya.

يَا مُوسَى ثَلَاثُ رَكْعَاتٍ يُصَلِّيهَا أَحْمَدُ وَأُمَّتُهُ حِينَ تَغْرُبُ الشَّمْسُ أَفْتَحُ لَهُمْ أَبْوَابَ السَّمَاءِ، لَا يَسْأَلُونَ مِنْ حَاجَةٍ إِلَّا قَضَيْتُهَا لَهُمْ، 

Wahai Musa, tiga rokaat yang Ahmad dan umatnya jalankan ketika matahari terbenam maka Kubukakan pintu2 langit untuk mereka, mereka tidak meminta suatu hajat kecuali Kupenuhi bagi mereka.

يَا مُوسَى أَرْبَعُ رَكَعَاتٍ يُصَلِّيهَا أَحْمَدُ وَأُمَّتُهُ حِينَ يَغِيبُ الشَّفَقُ، وَهِيَ خَيْرٌ لَهُمْ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا، وَيَخْرُجُونَ مِنْ ذُنُوبِهِمْ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُمْ أُمُّهُمْ،

Wahai Musa, empat rokaat yang Ahmada dan ummatnya jalankan ketika hilangnya mega merah, maka itu lebih baik baginya daripada dunia beserta isinya, dan mereka keluar dari dosa dosanya sebagaimana hari dimana ibu melahirkan mereka.

يَا مُوسَى يَتَوَضَّأُ أَحْمَدُ وَأُمَّتُهُ كَمَا أَمَرْتُهُمْ أُعْطِيهِمْ بِكُلِّ قَطْرَةٍ تَقْطُرُ مِنَ الْمَاءِ جَنَّةً عَرْضُهَا، كَعَرْضِ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ.

Wahai Musa, Ahmad dan ummatnya melakukan wudhu sebagaimana yang Kuperintahkan maka kuberikan kepada mereka pada setiap tetesan dari airnya, syurga yang luasnya seperti luasnya langit dan bumi.

يَا مُوسَى يَصُومُ أَحْمَدُ وَأُمَّتُهُ شَهْرًا فِي كُلِّ سَنَةٍ، وَهُوَ شَهْرُ رَمَضَانَ أُعْطِيهِمْ بِصِيَامِ كُلِّ يَوْمٍ مَدِينَةً فِي الْجَنَّةِ، وَأُعْطِيهِمْ بِكُلِّ خَيْرٍ يَعْمَلُونَ فِيهِ مِنَ التَّطَوُّعِ أَجْرَ فَرِيضَةٍ، وَأَجْعَلُ فِيهِ لَيْلَةَ الْقَدْرِ مَنِ اسْتَغْفَرَ مِنْهُمْ فِيهَا مَرَّةً وَاحِدَةً نَادِمًا صَادِقًا مِنْ قَلْبِهِ إِنْ مَاتَ مِنْ لَيْلِهِ أَوْ شَهْرِهِ، أَعْطَيْتُهُ أَجْرَ ثَلَاثِينَ شَهِيدًا،

Wahai Musa, Ahmad dan ummatnya melakukan puasa sebulan dalam setiap tahunnya, yaitu bulan romadhon, maka Kuberikan kepada mereka untuk puasa setiap harinya satu kota di syurga, Kuberikan kepada mereka untuk setiap kebaikan yang dilakukan yaitu ibadah sunnah mendapat pahala ibadah wajib,
Kujadikan malamnya terdapat lailatul qodar barang siapa beristigfar sekali didalamnya, dengan merasa menyesal, jujur dari dalam hatinya, jika meninggal pada malamnya atau siangnya maka Kuberikan pahala 30 orang mati syahid.

يَا مُوسَى إِنَّ فِي أُمَّةِ مُحَمَّدٍ رِجَالًا يَقُومُونَ مِنْ كُلِّ شَرَفٍ يَشْهَدُونَ بِشَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، فَجَزَاؤُهُمْ بِذَلِكَ جَزَاءُ الْأَنْبِيَاءِ، عَلَيْهِمُ السَّلَامُ وَرَحْمَتِي عَلَيْهِمْ وَاجِبَةٌ، وَغَضَبِي بَعِيدٌ مِنْهُمْ، وَلَا أَحْجُبُ بَابَ التَّوْبَةِ عَنْ وَاحِدٍ مِنْهُمْ مَا دَامُوا يَشْهَدُونَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ

Wahai Musa, sesungguhnya dalam ummat Muhammad terdapat orang orang yang mendirikan setiap kemuliaan, mereka bersaksi dengan persaksian bahwa tiada tuhan selain Alloh, maka balasan mereka atas hal itu adalah sebagaimana nalasannya para Nabi alaihimus salam, Rahmat-Ku wajib atas mereka, Murka-Ku jauh dari mereka, dan tiada Ku tutup pintu taubat bagi salah seorang dari mereka selama mereka bersaksi bahwa tiada tuhan selain Alloh”.

Meski begitu, jangan takabbur (sombong) dan ta’ashub (berbangga diri) dengan predikat umat yang istimewa karena Nabi kita nya yang istimewa, lantas meninggalkan perintah dan larangan-Nya. Standar kriteria umat terbaik, selain beriman dan bertakwa kepada Alloh, adalah memiliki kewajiban amar ma’ruf-nahi mungkar, alias memerintah kebaikan dan melarang kemungkaran, yang dilekatkan kepada mereka. Andai umat terdahulu beriman, dan amar ma’ruf-nahi mungkar, niscaya mereka pun lebih baik dari umat Rasululloh Saw.

Semoga bermanfaat Wallohu A’lam.