darulmaarif.net – Indramayu, 23 November 2023 | 08.00 WIB
Talaqqi merupakan salah satu cara pengajaran Al-Qur’an yang juga metode dalam menghafal Al-Qur’an. Menghafal Al-Qur’an atau menjadi seorang tahfidz tentunya memiliki keutamaan yang sangat besar.
Talaqqi adalah istilah yang berasal dari kata talaqqoo-yatalaqqoo, yang berarti bertemu, berhadapan, atau menerima. Maksudnya talaqqi adalah bertemunya antara murid dengan guru. Dalam tahfidz, maksud metode talaqqi adalah menyetorkan atau memperdengarkan hafalan yang baru dihafalkan kepada seorang guru. Proses talaqqi ini dilakukan untuk mengetahui hasil hafalan seorang hafidz atau hafidzoh dan mendapatkan bimbingan seperlunya.
Metode talaqqi adalah metode pertama yang dilakukan Baginda Rosululloh Muhammad Saw dalam mengajarkan Al-Qur’an kepada para sahabat.
Baginda Rosululloh Muhammad Saw sendiri setiap tahunnya juga mentashihkan bacaan al-Qur’annya secara talaqqi kepada malaikat Jibril ‘Alaihissalam.
Dalam kitab Al-Wajiiz Fii Tajwiidil Kitaabil ‘Aziiz Juz 1/4 diterangkan sebagai berikut:
المبحث الرابع: كيف يتلقى القرآن مما تقدم تبين لنا أن أخذ القراءة سنة متبعة يجب على الآخذ أن يتلقاها من أفواه الشيوخ الضابطين ويؤديها كما أديت إليه سنة الله في حفظه لهذا الكتاب العظيم وصونا له عن التحريف واللحن؛
Artinya: “(PEMBAHASAN KEEMPAT) Metode Talaqqi dalam penjelasan terdahulu merupakan penjelasan bahwa orang yang membaca al-Qur’an diwajibkan baginya mengikuti metode yang telah tertetapkan yaitu mempelajarinya secara talaqqi dari guru-guru al-Qur’an yang berkompeten sebagaimana metode yang telah ditetapkan oleh Alloh dalam menjaga otentisitas dari perubahan-perubahan serta pembacaan yang salah dalam al-Qur’an itu sendiri.”
{إنا نحن نزلنا الذكر وإنا له لحافظون} فهذا سيد الخلق رسول الله يدارس جبريل بالقرآن ويعارضه به في كل رمضان فلما كان العام الذي توفي فيه عارضه القرآن مرتين.
“Alloh berfirman: “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”. (QS. Al-Hijr: 9). Dalam rangka menjaga kemurnian al-Quran, konon baginda nabi Muhammad Saw semasa hidupnya bertadarrus dan menyimakkannya pada malaikat Jibril As. di setiap bulan Ramadhan, dan bahkan saat tahun sebelum beliau wafat terlebih dahulu al-Qur’an yang berada pada beliau dicocokkan kembali pada Jibril sebanyak dua kali”.
ولا شك أن تلك المعارضة لم تكن قاصرة على الحفظ فقط بل كانت شاملة له وللكيفية التي تتلى بها حروف القرآن وتؤدى بها على أكمل وجه وأحسنه. قال الكرماني: وفائدة درس جبريل تعليم الرسول تجويد لفظه وتصحيح الحروف من مخارجها وليكون سنة في حق الأمة لتجويد التلامذة على الشيوخ في قراءاتهم.
“Pencocokan ini dimaksudkan tidak hanya sebatas menyamakan hafalan al-Qur’an yang ada pada beliau tapi juga mencakup tatacara baca, mempraktekkan huruf-huruf al-Qur’an dengan cara yang paling sempurna dan baik. Oleh karenanya al-Karmany berkata “Hikmah tadarrus al-Qur’an yang dilakukan oleh Rosululloh Saw pada Malaikat Jibril ‘Alaihissalam, adalah dalam rangka belajar memperbaiki dan mentashih huruf-huruf al-Qur’an disamping agar menjadi tuntunan bagi setiap pelajar untuk membaguskan bacaan alQurannya pada guru-gurunya,”
في هذا الحديث أيضا أصل كبير في وجوب معرفة تجويد الألفاظ وكيفية النطق بالحروف على هيئتها وصيغتها وأن ذلك لازم لكل قراء القرآن أن يطلبوه ويتعلموه وواجب على جميع المتصدرين أن يأخذوه ويعلموه اقتداء برسول الله في ماأمربه واتباعا له على ما أكده بفعله ليكون سنة يتبعها القراء ويقتدي به االعلماء.
“Dalam hadits diatas sekaligus diterangkan adanya dasar kewajiban memperbaiki lafadz-lafadz Qur’an, cara mengucapkannya sesuai makhroj, sifat huruf dan bentuknya. Yang demikian diwajibkan bagi setiap pembaca al-Qur’an dalam rangka mengikuti perintah Nabi sesuai yang beliau jalani sendiri bersama malaikat Jibril dan agar menjadi metode yang dapat diterapkan oleh para ahli Qurra’ yang kemudian diteruskan oleh para ‘Ulama.”
ونبه ابن الجزري إلى أن من أراد أن يحكم القراءة والتجويد ويتلو كتاب ربه كما نزل فعليه بترويض اللسان وتعويده النطق الصحيح المتلقى من فم المحسن المتقن. قال: ولاأعلم سببا لبلوغ نهاية الإتقان والتجويد ووصول غاية التصحيح والتسديد مثل رياضة الألسن والتكرار على اللفظ المتلقى من فم المحسن.
“Syekh Ibn al-Jazari memberi peringatan ‘Barangsiapa yang berkeinginan mengenakan bacaan al-Qur’an serta tajwidnya dan berkeinginan membaca kitab Tuhannya sesuai yang diturunkan, maka wajib baginya melatih lisannya serta membiasakan mengucapkannya dengan benar yang diperoleh secara talaqqi dari musyofahah bersama guru al-Qur’annya yang baik dan dipercaya bacaannya,”
وينظم ذلك المعنى في المقدمة فيقول: إلارياضة امرئ بفكه وليس بينه وبين تركه فمن أراد قراءة شيء من كتاب الله سواء كان ذلك المقروء للحفظ أولمجرد القراءة وجب عليه تصحيح ذلك القدر المقروء. ولايتأتى تصحيحه إلابعرضه وأخذه من أفواه الشيوخ الضابطين
“Beliau melanjutkan “Dan aku tidak tahu metode lain yang dapat menjadikan seseorang hingga mampu sampai pada puncak keyakinan, perbaikan al-Quran dengan kebenaran secara tuntas selain dengan metode baginya melatih lisannya serta membiasakan mengucapkannya dengan benar yang diperoleh secara talaqqi dari musyafahah bersama guru al-Qur’annya”. Karenanya dalam muqaddimah dimuka dituturkan : “Barangsiapa berkeinginan membaca sesuatu dari Kitab Alloh, baik dengan tujuan untuk dihafal atau sekadar untuk dibaca maka diwajibkan baginya untuk mentashihkan kadar ukuran yang hendak dibaca, dan tidak akan sampai dapat membacanya dengan benar kecuali dengan menghadapkan serta mengambilnya dari guru-guru yang kompeten dibidangnya.”
(Al-Wajiiz Fii Tajwiid al-Kitab al’Aziiz I/4)
Talaqqi menjadi salah satu metode dalam belajar membaca atau menghafal Al-Qur’an dengan baik. Alangkah lebih baiknya jika dimulai sejak usia dini. Sebab di usia tersebut, seseorang mudah menerima informasi dan pengajaran.
Kesimpulannya, Talaqqi menekankan kefasihan ketepatan cara membaca lafal Al-Qur’an ayatan wa ayatan, kalimatan wa kalimatan, dst. Pengajar sangat berhati-hati dalam menyimak bacaan muridnya. Sehingga untuk menuntaskan belajar dengan metode ini dibutuhkan waktu yang cukup lama. Untuk itu dibutuhkan keikhlasan hati dan niat yang tulus dalam belajar.
Ketatnya standar yang digunakan bukan untuk menyulitkan murid. Melainkan guna melatih murid supaya dapat membaca Al-Qur’an dengan fasih, tartil, dan benar. Tidak sekadar lancar.
Di Pondok Pesantren Darul Ma’arif ini juga kami memiliki program takhossus Qur’an bagi santri yang mau konsentrasi menghafal Al-Qur’an secara talaqqi dengan guru-guru Tahfidz yang insya Alloh kompeten di bidangnya.
Untuk info lebih lanjut, silahkan hubungi Admin PSB (Penerimaan Santri Baru) di Contact Peson dibawah ini:
0822-1969-9610 (Admin PSB)
Atau bisa klik tombol Whatsapp dipojok kanan bawah website agar bisa langsung hubungi Admin PSB via Chat atau Telepon.
Semoga bermanfaat. Wallohu A’lam.