Sering Overthinking? Obati Dengan Munajat Doa-Doa Ala Kitab Al-Hikam

darulmaarif.net – Indramayu, 13 Desember 2022 | 08.00 WIB

Barangkali sebagian dari kita semua adalah generasi overthinking yang sering mengalami mumet, cemas, stress, pilu, bahkan depresi menjalani kehidupan yang semakin berlari kencang. Satu masalah belum selesai, sudah ganti masalah lain, dikejar waktu yang serba cepat, dirundung fragmentasi hidup yang terpecah-pecah, dengan milyaran informasi yang hilir-mudik dari kanal-kanal smartphone generasi abad 21.

Masalah-masalah tadi seakan tidak berujung. Akibat saking overthinking dan bergumulnya masalah pada hidup kita, mungkin kita merasa gusar dan putus asa dengan keadaan, memilih untuk menghindar dan memilih untuk lari dari garis takdir ketuhanan.

Beberapa mungkin disebabkan oleh persoalan mengenal diri, hubungan yang tidak kunjung terhubung, karir yang mentok, sampai permasalahan keluarga misalnya, dan segudang permasalahan lainnya.

Secara umum, overthinking didefinisikan sebagai perilaku atau kebiasaan memikirkan sesuatu secara berlebihan. Overthinking membuat seseorang terlalu banyak merenungi masa lalu, mengkhawatirkan masa depan, dan memikirkan berbagai kemungkinan yang belum tentu akan benar-benar terjadi. Aktivitas berpikir yang berlebihan tersebut cenderung mengarah pada hal-hal negatif yang berulang (ruminasi) dan tidak disertai dengan proses penyelesaian masalah.

Orang yang overthinking tidaklah sama dengan pemikir. Orang yang overthinking sering kali memikirkan hal-hal tertentu secara berlebihan. Mereka akan memikirkan setiap masalah kecil sampai menjadi lebih besar dan lebih rumit dari yang sebenarnya terjadi. Akibatnya, tanpa disadari overthinking dapat menguras energi, menghambat dalam pengambilan keputusan, dan mempengaruhi penentuan tindakan. Jika dibiarkan, overthinking dapat berpengaruh pada kesehatan mental seseorang.

Overthinking juga biasanya terjadi kepada orang-orang yang terlalu perfeksionis dan ambisius dalam berpikir dan bertindak. Sehingga dalam prakteknya, segala sesuatu harus sesuai dengan apa yang direncanakan oleh pikiran-pikirannya. Saat kenyataan tak sesuai harapannya, terjadilah stress, pilu, depresi dan sebagainya. Padahal, ia sadar bahwa dibalik segala sesuatu yang terjadi, ada Alloh yang menjalankan roda takdir tiap manusia.

Agar terbebas dari overthinking, ada obat renungan spiritual tasawwuf yang begitu dahsyat menjadi perantara tenangnya pikiran dan hati kita saat kita sedang mengalami overthinking. Ditulis oleh Imam Ibnu Athoillah as-Sakandary, dalam bait-bait hikmah akhir Kitab Al-Hikam beliau bermunajat begini:

الهى اناالفقير فى غناي فكيف لا اكون فقيرا فى فقرى

Tuhanku, akulah hamba yang fakir di dalam kekayaanku ini, maka bagaiman tidak akan merasakan kefakiran dalam kefakiranku, (yakni meskipun aku ada memiliki sesuatu apapun, namun tetap tidak berubah bahwa aku selalu miskin butuh berhajat kepada-Mu ya Allah, lebih-lebih dalam keadaan yang memang nyata miskin dan fakir).

الهى انا الجاهل فى علمى فكيف لا اكون جهولا فى جهلى.

Tuhanku, akulah hamba yang bodoh dalam ilmu pengetahuanku ini, maka bagaimana takkan lebih bodoh lagi dalam hal-hal yang aku masih bodoh tidak mengetahuinya.

الهى كلما اخرسنى لؤمى انطقنى كرمك، وكلما ايأ ستنى أوصافى اطعمتنى منتك.

Tuhanku, tiap-tiap aku dibungkam (ditutup) mulutku oleh sebab dosa-dosaku, maka terbuka mulutku oleh karena melihat kemurahan-Mu yang tak terhingga. Dan tiap-tiap aku berputus asa untuk mendapat rahmat-Mu karena sifat-sifat kerendahanku, maka dapat membuka harapanku bila melihat pemberian-pemberian karunia-Mu.

الهى عميت عين لا تراك عليها رقيبا وخسرت صفقة عبد لم تجعل له من حبك نصيبا.

Tuhanku, sungguh buta yang tidak dapat melihat pengawasan-Mu terhadap diriku. Dan sungguh rugi dagangan seorang hamba yang tidak mendapat bagian dari rasa cinta kepada-Mu.

الهى ان ظهرت المحاسن منى فبفضلك ولك المنة علي وان ظهرت المساوئ منى فبعدلك ولك الحجة علي.

Tuhanku, jika timbul daripadaku amal kebaikan, maka itu semata-mata karena karunia-Mu Tuhan, dan Engkau yang berhak untuk menuntut kepadaku, sebaliknya jika terjadi kejahatan daripadaku, maka itu semata-mata karena keadilanMu, dan Engkau tetap berhak menuntut aku atas kejahatan itu.

Itulah beberapa munajat yang diambil dari kitab al-hikam sebagai rem saat kita tengah dirundung overthinking akibat hal-ihwal yang ada di dunia ini. Percayalah, yang ditakdirkan untukmu akan sampai kepadamu sekalipun semua orang berlomba-lomba menghalangimu; sebaliknya, yang tidak ditakdirkan untukmu, tak akan pernah sampai kepadamu meskipun semua orang berlomba-lomba membantumu.

Janganlah memperpanjang angan-angan dan harapan kosong yang menimbulkan kita menunda-nunda amal perbuatan baik yang bisa dikerjakan saat ini. Nikmati keterbatasan kita sebagai manusia, sebab tidak semua hal bisa kita capai dalam hidup.

Tersenyumlah, sadari bahwa hidup ini begitu lucu. Alloh seringkali menguji hamba-Nya dengan hal-hal yang mengejutkan, seharusnya kita tertawa, bukan malah menderita.

Semoga bermanfaat. Wallohu a’lam.