darulmaarif.net – Indramayu, 29 Januari 2023 | 11.00 WIB
Tidak ada agama yang begitu serius mengatur persoalan ilmu dan pendidikan, selain agama Islam yang dibawa Baginda Nabi Muhammad saw. Agama yang diridhoi Alloh Swt ini, menempatkan ilmu pada posisi yang luar biasa, sehingga umat Islam diwajibkan untuk menuntutnya. Dan tak ada pula lembaga pendidikan agama yang begitu serius mengajarkan ilmu agama dengan telaten selain lembaga pendidikan pondok pesantren. Tidaklah berlebihan kiranya jika kami mengatakan bahwa pondok pesantren adalah satu-satunya lembaga pendidikan Islam yang tidak saja mengajarkan ilmu agama, tetapi juga membina keilmuan Islam agar sesuai dengan syariat Islam yang benar dalam bermanhaj secara ilmu. Adapun pentingnya menuntut ilmu, dari sahabat Anas bin Malik bahwa Baginda Nabi Muhammad Saw bersabda:
:قال رسول الله صلى الله عليه وسلم
طَلَبُ العِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ (رواه ابن ماجه، رقم ٢٢٤)
“Mencari ilmu itu diwajibkan bagi setiap muslim”. (HR. Ibnu Majjah, hadits ke 224)
Syekh Ahmad Ar-Romli menjelaskan maksud hadits Nabi diatas sebagai berikut:
أراد بالعلم المعرف بالألف واللام ب علم العمل الذى هو مشهور الوجوب على المسلمين لا غير. وفي إيراد المصنف كلام ابن عباس بعد الحديث إشارة إلى ذلك، قال الفضيل بن عياض في معناه؛ كل عمل كان عليك فرضا فطلب علمه عليك فرض، ومالم يكن العمل به عليك فرضا فليس طلب علمه عليك بواجب.
“Nabi memaksudkan ilmu yang dita’rifi dengan alif lam ialah ilmu-amal, ilmu yang masyhur wajibnya atas orang-orang Islam bukan ilmu yang lain, ilmu yang dimaksud menurut kiyai musonnif (kitabus Sittina Masalah) ialah yang ditunjukan dalam perkataan ibnu ‘Abbas susudah hadits nanti didepan, Imam Fudail bin ‘Iyadl r.a berkata mengenai makna hadits: ‘setiap amal yang diwajibkan atas kamu, maka mencari ilmunya pun wajib atas kamu, amal yang tidak wajib atas kamu, mencari ilmunya pun tidak wajib.”
Hal itu berarti pendidikan dan ilmu agama Islam di pondok pesantren begitu penting bagi kelangsungan hidup manusia, karena ia adalah cahaya (nur) yang dapat menerangi kegelapan hati dan pikiran dari kebodohan. Kehadiran ilmu agama bisa memberikan kemaslahatan bagi manusia untuk hidup sebagaimana mestinya hidup di muka bumi.
Ilmu juga merupakan tangga manusia menuju peradaban, sarana manusia untuk mengemban tugas dengan sebaik-baiknya sebagai khalifah di muka bumi. Dengan ilmu manusia bisa berbuat adil, tidak berbuat zalim dan bisa membedakan mana yang haq dan yang batil.
Sayyidina ‘Ali bin Abi Tholib k.w berkata:
لَيْسَ الْجَـمَـالُ بِـأَثْوَابٍ تُزَيِّنُهَا * إِنَّ الْجَمَـالَ جَمَـالُ الْعَقْلِ وَالأَدَبِ
“Tidaklah cantik atau tampan seseorang karena memakai hiasan;
Tetapi sejatinya kecantikan atau ketampanan sebab ilmu dan adab (tatakrama).”
Dalam kitab Ihya ‘Ulumuddin Juz 1 halaman 11, Imam Hasan Al-Bashri berkata:
لولا العلماء لصار الناس مثل البهائم ، تعلموا العلم فإن تعلمه خشية ، وطلبه عبادة ، ومدارسته تسبيح، والبحث عنه جهاد ،وتعليمه من لا يعلمه صدقة، وبذله لأهله قربة ، وهو الأنيس في الوحدة ، والصاحب في الخلوة ، والدليل على الدين والصبر… على الضراء والسراء والقريب عند الغرباء ، ومنار سبيل الجنة..
“Andai tiada orang yang mengerti ilmu, manusia tak ubahnya binatang.
Pelajarilah ilmu karena mempelajarinya berarti punya rasa takut pada Alloh, mencarinya bernilai ibadah, mengulanginya berpahala tasbih pada Alloh, membahasnya berarti jihad ke jalan Alloh, mengamalkannya pada yang belum tahu bernilai sodaqah, menyerahkannya pada yang berhak bentuk pendekatan diri pada Alloh. Ilmu adalah penghibur kala kesendirian melanda, petunjuk bagi kesempurnaan agama, kesabaran di kala lara dan papa, teman dekat kala tersesat, dan rambu-rambu menuju surga.” (Ihya ‘Ulumuddin Juz 1/11)
وقال الإمام الغزالي رحمه الله في الإحياء : ” إن الخاصية التي يتميز بها الناس عن سائر البهائم هو العلم فالإنسان إنسان بما هو شريف لأجله وليس ذلك بقوة شخصه فإن الجمل أقوى منه ولا بعظمه فإن الفيل أعظم منه ولا بشجاعته فإن السبع أشجع منه ولا بأكله فإن الثور أوسع بطنا منه ولا ليجامع فإن أخس العصافير أقوى على السفاد منه بل لم يخلق إلا للعلم
Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Al-Ghozali berkata:
Sesungguhnya keistimewaan yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah ilmu, manusia dikatakan makhluk mulia hanya karena ilmunya
Bukan karenaseba kekutannya, sebab bukankah unta lebih kuat ketimbang manusia?Bukan karena kebesarannya, sebab bukankah gajah lebih besar ketimbang manusia? Bukan karena keberaniannya, sebab bukankah binatang buas lebih berani ketimbang manusia? Bukan karena kemampuan makannya, sebab bukankah sapi jantan lebih besar perutnya ketimbang manusia? Bukan karena kuat setubuhnya, sebab bukankah paling hinanya burung pipit lebih kuat setubuhnya ketimbang manusia? Manusia tiada tercipta kecuali untuk ilmu…. Ilmu dan ilmu…” (Ihyaa ‘Uluumiddiin I/7)
Oleh karenanya, tidaklah berlebihan bila Rosululloh Saw bersabda:
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَطْلُبُ فِيهِ عِلْمًا سَلَكَ اللَّهُ بِهِ طَرِيقًا مِنْ طُرُقِ الْجَنَّةِ
Barangsiapa meniti satu jalan untuk mencari ilmu, niscaya –dengan hal itu- Allah jalankan dia di atas jalan di antara jalan-jalan sorga (HR. Imam Muslim, hadits ke 2699)
Imam Atthoiby dalam Kitab Faidh Al-Qodir mengartikan hadits diatas:
والمعنى سهل الله له بسبب العلم طريقا من طرق الجنة وذلك لأن العلم إنما يحصل بتعب ونصب وأفضل الأعمال أحزمها فمن تحمل المشقة في طلبه سهلت له سبل الجنة سيما إن حصل المطلوب
“Sebab ilmu Alloh memudahkan seseorang salah satu jalan yang menuju surga, hal ini karena ilmu dihasilkan seseorang dengan jerih payah sedang paling utamanya amal ibadah mengukur kadar upaya seseorang dalam mengikat keletihan, barangsiapa mau menanggung kesusahan dalam mencari ilmu maka Alloh mudahkan jalannya kesurga terlebih bila ilmu tersebut juga tercapai”. (Faidh Al-Qodir VI/199)
Setiap orangtua tentunya berharap memiliki anak yang soleh dan solehah, berbakti kepada kedua orangtua, dan yang lebih utama memahami ilmu agama dengan baik agar kelak tau cara berbakti kepada orangtua sesuai dengan ajaran Islam.
Semoga bermanfaat. Wallohu a’lam.