darulmaarif.net – Indramayu, 24 Januari 2024 | 08.00 WIB
Metode TAMYIZ adalah metode yang pas untuk anak agar mereka gembira belajar. Pembelajaran ini tercetus karena adanya rasa kekhawatiran penulis buku TAMYIZ yang begitu mendalam akibat minimnya pengetahuan anak dalam bahasa Arab. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti buta aksara Arab di zaman yang akan mendatang, penulisnya, Ustadz Abaza, MM. berinisiatif menerapkan metode ini pada anak usia dini dengan masuk pada dunia nya yakni bermain sambil belajar. Pembelajarannya tidak begitu sulit. Hampir seluruhnya menggunakan games (permainan).
Di Pondok pesantren Darul Ma’arif Kaplongan Indramayu sendiri telah mempraktekkan metode TAMYIZ ini sejak tahun 2018 silam. Berbekal pelatihan langsung dari Pondok Pesantren Al-Falah Songgom, Jatiroke Brebes dibawah asuhan (Alm.) KH. Moch Nasrudin Tarsyudi, Ustadz Ustadzah yang ikut belajar metode TAMYIZ ini kemudian merancang program ini dan menerapkan metode TAMYIZ kepada santri putra dan putri kelas 7 atau kelas awal Pondok Pesantren Darul Ma’arif Kaplongan Indramayu.
Latar belakang terlintasnya metode TAMYIZ yang digunakan saat pembelajaran berawal dari kekhawatiran akan minimnya pembelajaran bahasa Arab. Juga sering ditemui pada anak yang hampir memasuki jenjang pendidikan Menengah Atas belum memahami apa itu bahasa Arab yang ringan, yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi Al-Qur’anul Karim yang memang asli benar-benar menggunakan bahasa Arab.
Metode Tamyiz itu menggunakan aktivasi otak kanan. Maka dalam pemerapan pembelajaran santri Pondok Pesantren Darul Ma’arif ini banyak menggunakan media seni, menyanyi dan full bermusik, sehingga suasana kelas menjadi raamai dan gaduh, namun siswa tetap faham dan awet ingatan bahasa arabnya.
Sejarah Metode TAMYIZ
Metode TAMYIZ pertama kali diperkenalkan kepada publik pada 4 Juli 2009. Tamyiz adalah metode menerjemahkan yang sudah diuji sahih kemampuannya menerjemahkan Al-Qur’an dan kitab kuning oleh Rektor Institut Ilmu Qur’an Jakarta dan Sekertaris Lajnah Pentashih Qur’an Departemen Agama RI, DR. KH. Akhsin Sakho Muhammad Al-Hafidz pada 10 Januari 2010.
Proses penyusunan metode tamyiz adalah guna memudahkan pengajaran Al-Qur’an dan kitab kuning kepada anak usia Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) sebagaimana Imam Syafii, Ibnu Sina, dan ulama lainnya yang sejak kecil sudah mengajar di majelis ilmu. Inisiasi penyusunan metode tamyiz adalah DR. H. MS Kaban kepada Abaza, M.M.
Cara Memahami Metode TAMYIZ
Metode tamyiz adalah berbeda dengan metode pengajaran Al-Qur’an lainnya. Dijelaskan, metode tamyiz bisa diajarkan secara langsung kepada siapapun yang sudah bisa membaca Al-Qur’an. Baik untuk orang tua, remaja, hingga anak-anak tanpa dibedakan kelas dan waktu pengajarannya.
Pendekatan struktur satuan bahasa dalam metode tamyiz adalah dimulai dari yang kecil. Mulai dari abjad, kalimah atau lafadz, sampai jumlah atau kalam.
Tamyiz adalah metode yang mampu membuat santri dan siapapun yang bisa membaca Al-Qur’an ahli membaca, menguraikan struktur kata, menerjemahkan Al-Qur’an, dan kitab kuning dalam waktu kurang dari 100 jam belajar.
Motto dari metode tamyiz adalah “Pintar Terjemah Al-Qur’an dan Kitab Kuning 100 Jam.”
Cara Mengajar Metode TAMYIZ
Cara mengajar metode tamyiz adalah mirip dengan buku Nahwu Shorof lainnya. Ada dua prinsip cara mengajar metode tamyiz yang harus dipegang.
Pertama, mengajar dengan bahasa hati (mengajar bisa dengan mulut, bisa dengan hati dan Alloh menurunkan Al-Qur’an ke hati manusia). Kedua, mengajar dengan memathui tahapan.
- LADUNI (Ilate Kudu Muni)
Santri belajar dengan teknik mengeraskan suaranya (sebagai salah satu cara untuk mengoptimalkan penggunaan potensi otak kiri dan otak kanan secara seimbang).
Ditambah dengan teknik pengulangan yang integratif (sebagai salah satu cara mengoptimalkan potensi otak bawah sadar atau qolbun/shudur) sehingga hasil belajar akan lebih optimal.
- SENTOT (Santri TOT)
Model belajar santri adalah ustadz yang sedang mengajar atau menjelaskan kepada santri: insya Alloh, santri otomatis bisa mengajarkan Tamyiz kepada orang lain (anak kecilpun sudah bisa mengajarkan tar-jamah Al-Qur’an dan kitab kuning sebagaimana Ustadz/kyai mengajar santri.
Pondok pesantren Darul Ma’arif Kaplongan Indramayu merupakan salah satu pesantren berbasis salafi modern yang mencoba mengembangkan pembelajaran Nahwu Shorof secara mudah dan menyenangkan yaitu dengan metode TAMYIZ. Menurut Ust. Juedi, selaku pimpinan Metode TAMYIZ ini mengatakan bahwa metode tamyiz merupakan pembaharu metode dalam pembelajaran nahwu shorof.
“Metode TAMYIZ sebagai pembaharuan dari metode-metode konvensional nahwu shorof sehingga dapat mempunyai waktu yg lebih banyak untuk memahami kitab-kitab kuning”. Ujar Ustadz Juedi.
Ustadz Juedi juga menambahkan bahwa dengan penggunaan metode TAMYIZ oleh santri dapat mengaktifan otak bagian kiri dan kanan sehingga santri memiliki kemampuan diatas rata-rata dalam mempelajari bahasa Arab.
Harapan kami dengan penggunaan metode TAMYIZ pada pembelajaran bahasa Arab di Pondok pesantren Darul Ma’arif ini dapat menghasilkan para santri yang ahli menerjemahkan Al-Qur’an dan mampu membaca kitab kuning secara baik dan benar.
Semoga bermanfaat.