darulmaarif.net – Indramayu, 21 April 2023 | 04.00 WIB
Idul Fitri adalah hari raya besar umat Muslim yang dirayakan setiap tahunnya pada tanggal 1 Syawal dalam penanggalan Hijriyah. Sejarah Idul Fitri bermula pada zaman Nabi Muhammad Saw.
Pada tahun ke-622 Masehi, Nabi Muhammad Saw hijrah dari kota Mekkah ke kota Madinah. Setelah tiba di Madinah, Nabi Muhammad Saw mulai membangun masyarakat Muslim yang solid dan merayakan Idul Fitri sebagai perayaan kesuksesan dan kemenangan umat Muslim yang telah melewati bulan Ramadan dengan berpuasa, beribadah dan menahan diri dari makanan, minuman dan perilaku buruk.
Ketika sampai pada malam hari tanggal 29 atau 30 Ramadan, umat Muslim melaksanakan sholat Tarawih yang merupakan sholat sunnah berjama’ah yang dilakukan selama bulan Ramadhan. Selain itu, pada malam terakhir bulan Ramadhan, umat Muslim juga melaksanakan sholat khusus yang disebut sholat Idul Fitri.
Di pagi hari Idul Fitri, umat Muslim berkumpul di tempat-tempat sholat yang telah ditentukan dan melaksanakan sholat Idul Fitri. Setelah selesai melaksanakan sholat, umat Muslim biasanya saling memaafkan dan mengunjungi keluarga dan kerabat untuk memberikan ucapan selamat Idul Fitri.
Seiring berjalannya waktu, perayaan Idul Fitri telah menjadi sebuah tradisi yang sangat penting bagi umat Muslim di seluruh dunia. Meskipun cara merayakan Idul Fitri mungkin berbeda-beda di setiap negara, namun esensi dari Idul Fitri tetap sama yaitu sebagai hari kemenangan umat Muslim setelah melewati bulan Ramadhan.
Pertama kali di laksanakannya Idul Fitri bertepatan pada Tahun kedua Hijriyyah. Begitu pula Idul Adha. عيد (‘Ied): diambilkan dari masdar ‘Aud/عود yang mempunyai pengertian; Kembali. Karena, hari raya ini senantiasa kembali setiap tahun. Atau mempunyai pengertian; Alloh mengembalikan kebaikan, rasa bahagia pada hambanya. Terlebih Mendapat Pengampunan Dosa. Dan selanjutnya lebih Populer dengan istilah Perayaan. Sedang الفطر (Al-Fithri): Terlepas dari puasa.
Jadi secara harfiyah, Idul Fitri adalah kembali tidak berpuasa atau perayaan terlepas puasa. Oleh karena ituSayyidina ‘Ali karromallohu wajhah mengatakan:
ليس العيد لمن لبس الجديد, إنما العيد لمن طاعته تزيد. وليس العيد لمن تجمل باللباس والمركوب, إنما العيد لمن غفرت له الذنوب
Artinya: “‘Idul Fitri bukanlah bagi orang yang mempunyai pakaian baru. Namun Idul Fitri, hanyalah untuk orang yang taatnya bertambah. Idul Fitri bukanlah bagi orang yang bersolek dengan pakaian dan kendaraan. Namun, Idul Fitri hanyalah untuk orang yang dosa-dosanya di ampuni”.
Sangat dianjurkan (baca:disunnahkan) waktu perayaan Idul Fitri, mengucapkan selamat hari raya dan sejenisnya, bersalam-salaman serta mengucapkan:
تقبل الله منكم أحياكم الله لأمثاله كل عام وأنتم بخير
(Taqabbalallahu Minkum Ahyaakumullohu Lii Amtsaalihi Kulla ‘Aamin Wa Antum Bi Khoir)
“Semoga Alloh menerima (amal) Kalian semua. Semoga Alloh memanjangkan Umur kalian di tahun-tahun yang sama, dan kalian senantiasa dalam keadaan baik”.
Sebagai penutup. Seluruh amalan yang dilakukan di bulan Ramadhan dari mulai amalan puasa, sholat Tarawih, qiyamul lail, zakat fitrah, shodaqoh, tadarrus Al-Qur’an dan lainnya. Semua amal tersebut apabila dilakukan dengan penuh keimanan kepada Alloh dan keikhlasan, hanya berharap balasan dari Alloh maka amalan tersebut menjadi “sarana” untuk menghapus dosa-dosa yang telah dilakukan masa lalu. Hal ini sesuai dengan janji Rasulullah Saw:
ﻣﻥ ﻗﺎﻢ رمضان ﺇﯿﻣﺎ ﻨﺎ ﻮاﺤﺘﺴﺎﺒﺎ غفرﻠﻪ ﻣﺎ ﺘﻘﺪ ﻢ ﻣﻥ ﺬ ﻨﺒﻪ
Artinya: “Barang siapa yang menghidupkan malam Ramadhan dengan penuh Iman kepada Allah dengan ikhlas maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”.
Dalam Tafsir Al-Qurthuby juz II halaman 292 dijelaskan:
تفسير القرطبي – (ج ٢ / ص ٢٩٢)
وروى النسائي أيضا عن عبد الرحمن بن عوف قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (إن الله تعالى فرض صيام رمضان [ عليكم ] وسننت لكم قيامه فمن صامه وقامه إيمانا واحتسابا خرج من ذنوبه كيوم ولدته أمه).
Artinya: “Sesungguhnya Alloh Ta’ala telah mewajibkan puasa Ramadhan atas kalian dan menganjurkan atas kalian. Dan aku mensyariatkan bagi kalian sholat malam di dalamnya. Maka, berangsiapa puasa dan sholat malam (pada bulan Ramadhan) dengan keimanan dan pengharapan akan ridlo Alloh akan keluar dari dosa-dosanya sebagaimana hari ia dilahirkan oleh ibunya”. (H.R. Imam An-Nasa’i)
Di Sarikan Dari Kitab Al-Baajuri Karya Syaikh Ibrohim Al-Baijuri Dar el Fikr Juz 1 Hal: 232-233, dengan sedikit penyesuaian bahasa dan penambahan Hadist.
Semoga bermanfaat. Wallohu a’lam.