Jangan Asal! Ini Cara Mendidik Anak Yang Benar Melalui 5 Metode Ala Kitab Tarbiyatul Aulad

darulmaarif.net – Indramayu, 23 November 2022 | 08.00 WIB

Syekh ‘Abdulloh Nashih ‘Ulwan

Setiap orangtua tentu menginginkan metode pendidikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Dengan harapan anak-anaknya menjadi anak yang memiliki mental yang baik untuk masa depannya kelak. Tak heran, berbagai cara dilakukan orangtua agar anak-anaknya mendapatkan pendidikan yang terbaik.

Dalam kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam karya Syekh ‘Abdulloh Nashih ‘Ulwan, ada 5 metode tahapan dalam mendidik anak yang bersumber dari prinsip-prinsip ajaran Islam. 5 metode itu sebagai berikut:

Keteladanan atau Qudwah (بالقدوة)

Cara mendidik anak yang pertama adalah dengan metode keteladanan. Karena anak akan meniru apa yang dilihat dan didengar. Jika ingin memiliki anak yang sholeh dan sholehah, maka orangtua juga harus menunjukkan perilaku yang soleh dan solehah kepada anak.

Memang tidak ada orangtua yang sempurna, tetapi selalu ada kesempatan untuk memperbaiki diri. Karena, jika orangtua memperbaiki kualitas dirinya, anak pun akan mengikuti. Seperti apa yang orangtua harapkan apda anak, seperti itu pula yang harus dilakukan. Jika anak ingin rajin sholat, maka orangtua juga harus rajin sholat.

Pembiasaan atau ‘Aadah (بالعادة)

Metode yang kedua adalah pembiasaan. Sesuatu yang dilakukan secara berulang-ulang dan konsisten akan menjadi kebiasaan. Hal-hal baik harus dibiasakan sejak dini.

Sesungguhnya setiap bayi yang dilahirkan ke dunia ini terlahir dalam keadaan fitroh (suci). Ibarat kertas, Anak-anak yang lahir ke dunia-sebelum mengenal ini dan itu-semua dalam keadaan seperti kertas kosong yang putih bersih. Orangtua lah yang dapat merubah kondisi anak menjadi anak-anak yang taat beragama, berbakti kepada kedua orangtuanya, atau menjadi anak yang jauh dari agama, durhaka kepada orangtuanya. Kebiasaan baik yang ditanamkan orangtua kepada anak sejak dini akan bedampak baik pula pada ananak-anaknya, begitu pula jika sebaliknya.

Pemberian Nasihat atau Mau’idzoh (بالموعظة)

Adapun cara mendidik anak yang ketiga adalah dengan pemberian nasihat atau mau’idzoh. Tidak semua hal bisa diajarkan melalui perbuatan, ada juga hal-hal yang harus disampaikan secara lisan.

Agar tak terkesan menggurui yang pada akhirnya akan terasa berat pada anak, penyampaian nasihat bisa melalui cerita, kejadian sehari-hari, atau disampaikan secara langsung dengan bahasa yang sederhana.

Pengawasan atau Mulahadzoh (بالملاحظة)

Cara mendidik anak yang keempat adalah dengan metode pengawasan. Anak ibarat tanaman, harus dipupuk, dirawat, diperhatikan dan dijaga dari hama-hama kehidupan agar dapat tumbuh dengan baik. Agar anak tumbuh menjadi anak yang soleh dan solehah, perlu pengawasan dan perawatan yang tepat. Salah satunya, anak dititipkan ke pondok pesantren.

Mengawasi anak seperti bermain layang-layang. Ada masanya anak harus dilepas agar ia dapat bereksplorasi dengan banyak hal, namun orangtua harus tetap memantau dan mengawasi. Ada masanya pula orangtua harus menarik dan mencegah anak dari hal-hal negatif yang dapat membahayakan baik pertumbuhan fisik dan maupun perkembangan jiwanya.

Pemberian Sanksi atau ‘Uqubat (بالعقوبة)

Cara yang kelima dalam mendidik anak adalah dengan metode sanksi atau ‘uqubat. Syekh ‘Abdulloh Nashih ‘Ulwan menjelaskan bahwa pemberian sanksi atau hukuman kepada anak harus tetap dengan kasih sayang, bukan semata-mata karena amarah yang membabi-buta atau dendam. Sebelum memberikan sanksi, ada tahapan tahapan yang harus dilalui terlebih dahulu.

Jika anak melakukan kesalahan, hendaknya orangtua melakukan teguran terlebih dahulu. Jika teguran tidak membuatnya jera, berikan nasihat-nasihat yang masuk akal yang dapat mencegah anak mengulangi pelanggaran lagi. Apapun itu, hukuman adalah jalan terakhir yang ditempuu jika dengan berbagai cara anak belum berhenti mengulangi kesalahannya.

Sebelum menentukan hukuman, orangtua harus menimbang-nimbang terlebih dahulu hukuman yang diberikan kepada anak dan disesuaikan dengan kesalahan anak, serta memahami latar belakang mengapa anak melakukan perbuatan demikian.

Metode dalam mendidik anak, apapun yang digunakan hanya akan bekerja secara maksimal apabila orangtua menyertakan sikap welas asih dan hati didalamnya. Saat ada keterikatan emosional antara orangtua dan anak, maka akan lebih mudah untuk saling memahami.

Rasa welas asih akan menghindaroan seseorang dari perbuatan-perbuatan yang tidak disukai orang yang disayanginya. Selain itu, teknik komunikasi yang baik akan sangat membantu secara efektif dalam keberhasilan mendidik anak.

Bagi orangtua diamanpun, tetaplah semangat dalam mendidik anak agar anak-anak tumbuh dan berkembang secara baik dan benar sesuai ajaran Islam.

Semoga bermanfaat. Wallohu a’lam.