darulmaarif.net – Indramayu, 19 Juni 2023 | 10.00 WIB
Sebagai umat Islam yang beriman, kita senantiasa dianjurkan untuk selalu perbanyak berdoa kepada Alloh Swt. Karena dengan berdoa, seseorang akan merasa dekat kepada Alloh Swt. Doa juga dapat menjadi jalan yang dibarengi dengan ikhtiar untuk mendapatkan suatu keinginan, selagi tujuan tersebut bukan maksiat.
Sedangkan hakikat doa adalah seorang hamba menampakkan bahwa dirinya benar-benar membutuhkan Alloh Yang Maha Suci, dengan melepaskan diri dari segala kekuatan dan daya manusia. Serta hanya berlindung kepada Dzat Yang Maha Kuat dan Maha Mulia.
Doa juga menjadi senjata bagi orang-orang mu’min. Seperti hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Hurairoh rodliyallohu ‘anhu:
وعن أبي هريرة رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم الدعاء سلاح المؤمن وعماد الدين ونور السموات والأرض رواه الحاكم وقال صحيح الإسناد ورواه أبو يعلى من حديث علي.
Artinya: “Dari sahabat Abu Hurairoh R.a berkata bahwa Rosululloh Saw bersabda: doa adalah senjatanya orang-orang Mu’min, tiangnya agama, dan cahayanya langit dan bumi.” (Imam Hakim telah meriwayatkan hadits ini bahwa sanadnya shohih, dan Abu Ya’la juga meriwayatkan hadits ini dari sahabat Ali karomallohu wajhah)
Berdoa adalah hal yang diperintahkan oleh Alloh. Dan Alloh pun menjamin ijabah do’a tersebut. Kemudian muncul persoalan, apa yang harus dilakukan ketika doa yang dipanjatkan tak kunjung dikabul oleh Alloh? Bagaiaman sikap kita sebagai orang beriman menganggap hal demikian?
Dalam kitab al-Du’a-ul Ma’tsuroot wa Adaabuhu, Imam Abu Bakr al-Thurthusyi memberi peringatan untuk para pendoa, bahwa mereka harus menguatkan pengharapan mereka kepada Alloh (an yuqawiyya roja-ahu fi maulaahu) dan tidak berputus asa dari rahmat-Nya (laa yaqnathu min rohmatillah), apalagi jika doanya dirasa tak kunjung dikabulkan. Beliau mengatakan:
وإن تأخرت الإجابة فلا تستبطئ ما سألت، فإن لكلّ شيء أجلا، والدعاء لا يغلب ما سبق في المعلوم
Artinya: “Andai doa tak kunjung dikabulkan, janganlah kau menangguhkan (mengendurkan) apa yang yang kau minta. Karena sesungguhnya di setiap hal ada waktunya, dan doa tidak (bisa) menyelisihi apa yang telah ditentukan sebelumnya.” (Imam Abu Bakr al-Thurthusyi, al-Du’a-ul Ma’tsuuroot wa Adaabuhu, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 2002, h. 20)
Syeikh Ibnu Athoillah As-Sakandary berkata dalam kitab Al Hikam:
“لا يكُنْ تَأخُّرُ أَمَدِ العَطاء مَعَ الإلْحاحِ في الدّعَاءِ مُوجبًا ليأسِك، فهو ضَمِنَ لَكَ الإجابَةَ فيما يختارُهُ لكَ لا فيما تختاره لنَفْسكَ وفي الوقْتِ الذي يُريدُ لا في الوقْت الذي تُريدُ”.
Artinya: “Janganlah engkau berputus asa karena Alloh tak kunjung jua memberikan anugrah-Nya (ijabah apa yang diminta). Padahal engkau terus-terusan berdoa karena Alloh telah menanggung jawab ijabah doamu, (tapi harus diingat) bahwa Alloh memberi anugrah-Nya (ijabah apa yang diminta) dalam hal yang Alloh pilih bukan yang engkau pilih dan (Alloh memberi anugrah) itu di waktu yang Alloh kehendaki bukan di waktu yang engkau kehendaki.”
Kita harus yakin bahwasanya setiap doa itu pasti dikabulkan oleh Alloh Swt. Tidak ada doa yang ditolak selama doa itu benar, selama doa itu syarat-syaratnya sudah dipenuhi, karena Alloh menyatakan dalam Surat Ghofir ayat 60,
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ (سورة غافر أية ٦٠)
“Dan Tuhanmu berfirman: Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.”
Status doa diwajibkan karena doa merupakan salah satu bentuk ibadah manusia kepada Alloh. Sebab kita butuh sama Alloh, maka kita berdoa. Sebagaimana Nabi bersabda:
عن النعمان بن بشير، قال: قال رسول الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّم: ” الدُّعاءُ هُوَ العِبادَةُ، ثم قرأ هذه الآية ( وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي )”.
Dari sahabat Nu’man bin Basyir, Rosululloh Saw bersabda: “Doa adalah ibadah”. kemudian Nabi membaca Ayat 60 surat Grosir ini.
Kata Alloh, mintalah kepadaku pasti aku kabulkan. Panggil aku, pasti aku jawab itu janji Alloh subhanahu wa taala. Tetapi agar doa ini terkabulkan, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, seperti:
Pertama, Apakah yang kita kenakan adalah halal, termasuk yang kita makan, minum, dan pakaian kita apakah semuanya halal. Jangan sampai yang kita gunakan atau yang kita konsumsi menjadi penghalang antara kita dengan Alloh.
Kedua, Berdoa dengan hati yang bersih dengan meyakini akan terkabulnya doa tersebut. Alloh tidak akan mengabulkan doa yang dipanjatkan dengan hati yang lalai hati yang lupa dan tidak yakin dengan doanya tersebut. Sesuai dengan hadits berikut:
ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ، وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لَاهٍ
Artinya: “Berdoa lah kepada Alloh dengan keyakinan bahwa doa tersebut akan dikabulkan. Dan ketahuilah, sesungguhnya Alloh Swt tidaklah mengabulkan doa dari hati yang lalai dan berpaling”. (HR. Imam Tirmidzi dan Hakim)
Ketiga, diawali dengan Istighfar minta ampunan Alloh, Tahmid yaitu memuji kepada Alloh subhanahuwata’ala dan diakhiri dengan sholawat. Karena agar doa kita naik kepada Alloh Swt dan tidak hanya mengambang di langit.
Terakhir, jangan kau paksa Alloh untuk mengabulkan doa-doamu segera. Tapi paksalah dirimu agar terus berdoa kepada-Nya agar tak putus dari rahmat-Nya.Jika tiga syarat diatas sudah benar, namun doa-doa kita tak kunjung juga terkabul, mungkin saja Alloh senang dengan rengekan manja dan tangisan hamba-Nya di sepanjang malam dan ingin selalu dekat denganmu.
Semangat beraktifitas dan jangan lupa berdo’a, semoga Alloh mudahkan segala urusannya. Aamiin ya Robbal ‘aalamiin.
Semoga bermanfaat. Wallohu a’lam.