Cara Memaknai Kitab Kuning Ala Santri + Tabel Singkatan dan Ruju’

darulmaarif.net – Indramayu, 29 November 2022 | 10.00 WIB

Memaknai kitab kuning (baca: maknani, ngabsahi, ngesahi) adalah bagian dari tradisi dalam pondok pesantren yang masih menjunjung tinggi budaya salaf. Sembari menyimak bacaan kitab oleh kiainya, santri akan mencatat apa saja yang perlu ditorehkan pada kitab kuning yang ia miliki. Tulisan yang digunakan pun adalah arab pegon, yakni tulisan hijaiyah yang sudah diadaptasikan ke bahasa jawa sehingga memungkinkan untuk menulis huruf-huruf yang tidak ada pada huruf hijaiyah seperti nga, nya, pa, ca dsb.

Problem yang kerap kali dialami oleh para santri baru dalam memaknai kitab kuning diantaranya adalah tertinggal oleh bacaan kiai sehingga beberapa makna tidak sempat tercatat, tidak bisa memaknai kitab dengan singkat karena lupa dengan singkatan-singkatan mahallul-i’rob (biasanya disebut singkatan tarkib). Pada tulisan ini kami beberkan tips dalam memaknai kitab kuning, dan daftar singkatan-singkatan mahallul-i’rob dan makna lengkap dengan cara membuat ruju’ dlomir.

Apakah kamu santri baru yang ingin mengetahui Cara Memaknai Kitab Kuning? Atau seorang ustadz yang ingin membuat semacam panduan untuk para santri dalam menulis makna kitab kuning? Kamu perlu baca tulisan ini.

Tips Memaknai Kitab Kuning

Berikut kami himpun beberapa tips yang bisa membantu Anda dalam memaknai kitab kuning, di antaranya adalah:

1. Gunakan Bolpoint yang kecil line output-nya (sing mempane cilik). Bisa dimulai dari 0.3 mm ke bawah. Lalu pilihlah bulpoint yang berkualitas (tidak mudah pudar) dan pilihlah warna hitam. Jangan gunakan bolpoin yang murahan karena bisa saja tulisan mudah pudar, membuat kitab cemong-cemong belepotan dan sulit dibaca. Hal ini bertujuan agar tulisan mudah dibaca, dan tentunya awet hingga bertahun-tahun lamanya.

2. Tulis makna yang tidak diketahui, sedangkan makna yang sudah tahu lebih baik tidak ditulis agar kitab tidak tampak penuh dan mudah dibaca.

3. Gunakanlah singkatan-singkatan untuk menunjukkan kedudukan kalimat dalam i’rob semisal mubtada’/utawi diganti dengan mim, fa’il/sopo diganti dengan fa’ panjang dan opo diganti dengan fa’ pendek dsb. Dan gunakan juga ruju’ untuk menunjukkan marji’ atau tempat kembalinya dlomir. Hal ini sangat efektif dalam meringkas tulisan makna kitab kuning sehingga menyingkat waktu dalam menulis dan sudah barang tentu kita tidak akan tertinggal oleh bacaan kiai yang super cepat dan kitab kuning kita terlihat rapi dan tidak ruwet. Sedangkan kelebihannya dalam segi nahwu shorof memudahkan kita di saat mengkaji kembali kitab kuning karena sudah jelas kedudukan kalimat-nya dalam i’rob.

Singkatan atau kode sebagai petunjuk mahallul–i’rob dan ma’na

Singkatan ditambahkan saat memaknai kitab kuning berfungsi untuk menunjukkan mahallul-i’rob (kedudukan kalimat dalam i’rob) dan menunjukkan ma’na. Penempatannya pun ada yang ditulis di atas, di bawah, dan ada yang ditulis di samping kanan tulisan. Singkatan atau kode tersebut menggunakan satu atau dua huruf hijaiyah, seperti fa’ untuk fa’il dan mim tha’ untuk maf’ul muthlaq.

Pada tabel yang akan kami sajikan di bawah macam-macam singkatan atau kode dalam memaknai mahallul-i’rob. Untuk selengkapnya silahkan perhatikan atau download tabel berikut ini:

Tabel كيفية المعانى بالإختصار untuk singkatan atau kode mushonnif kitab dan contoh alamat ruju’ dlomir
Tabel كيفية المعانى بالإختصار untuk singkatan atau kode kedudukan musyar ilaih yang ditulis diatas matan (فوقها) atau dibawah matan (تحتها)