Bagi Umat Islam, Ini 4 Hikmah Dibalik Musibah Gempa

darulmaarif.net – Indramayu, 28 November 2022 | 10.00 WIB

Datangnya musibah gempa yang terjadi pada saudara-saudara kita di Cianjur turut membuat kita merasa empati dan berduka cita sedalam-dalamnya. Meski kita tidak berharap itu terjadi, musibah gempa tidak bisa kita prediksi kapan dan dimana itu semua terjadi. Musibah datang diluar wilayah kapasitas akal manusia dalam mencerna keputusan takdir dari Alloh Swt.

Setiap musibah yang datang menimpa umat manusia, bukan tanpa pelajaran didalamnya. Tidak hanya bertujuan agar manusia muhasabah diri dengan sesuatu yang telah terjadi, tetapi mempersiapkan diri pula agar senantiasa siap siaga menghadapi musibah-musibah yang akan menimpa baik kepada diri kita, keluarga, teman, saudara, dan lain sebagainya.

Bagi umat Islam, ada beberapa hikmah yang dapat dijadikan ibroh (pelajaran) agar kita senantiasa menguatkan iman dan takwa kita, bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta ini pada hakikatnya milik Alloh semata, yang suatu saat nanti pasti akan kembali kepada pemiliknya.

Hikmah dibalik musibah diantaranya sebagai berikut:

1. Sebagai Ujian Keimanan

Musibah/bencana merupakan salah satu ujian keimanan, Allah menguji hambanya. Kita harus menerima semua ketentuan dari Allah ta’ala dengan ikhlas dan penuh kesabaran karena bisa jadi musibah yang kita dapatkan menjadi penghalang terjadinya musibah yang lebih besar lagi. Musibah juga mengajarkan kepada kita untuk menguatkan keimanan karena milik Allah lah segala yang ada dibumi dan langit, manusia hanya mampu berupaya tetapi Allah yang telah mentakdirkannya. Melalui musibah dapat menjadi washilah meningkatnya keimanan.

Sebagaimana Alloh Swt berfirman:

أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن يُتْرَكُوٓا۟ أَن يَقُولُوٓا۟ ءَامَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ(٢) وَلَقَدْ فَتَنَّا ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ صَدَقُوا۟ وَلَيَعْلَمَنَّ ٱلْكَٰذِبِينَ (٣)

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan (saja) mengatakan: Kami telah beriman, lantas tidak diuji lagi? Sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS Al Ankabut: 2-3)

2. Sarana Penggugur Dosa

Musibah yang terjadi dapat menjadi sarana penggugur dosa asal bisa diterima dengan ikhlas, sebagaimana hadits Rasulullah Saw. Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

حَدَّثَنَا أَبُو اليَمَانِ الحَكَمُ بْنُ نَافِعٍ، أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، قَالَ: أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ، أَنَّ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، زَوْجَ النَّبِيِّ ﷺ، قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: مَا مِنْ مُصِيبَةٍ تُصِيبُ المُسْلِمَ إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا عَنْهُ، حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَ

“Tidaklah suatu musibah menimpa seseorang melainkan Allah menghapuskan dosanya dengan sebab itu, sampai pun duri yang menusuknya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

3. Sarana Muhasabatun Nafs

Ketika tertimpa musibah hendaknya memperbanyak istighfar dan berdoa, bukan lantas mengeluh atau berputus asa. Mengeluh tidak akan menyelesaikan musibah apapun bahkan akan menambah beban secara psikologis.

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ(٢٢) لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَل مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ(٢٣) (الحديد :٢٢-٢٣)

Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfudz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Al-Hadid: 22-23)

4. Ladang Beramal Soleh

Musibah salah satu sarana untuk beramal sholeh, bagi yang mendapat musibah dengan menerima secara ikhlas. Sedangkan bagi yang Allah beri nikmat keselamatan dengan cara membantu orang yang sedang mengalami kesusahan. Dengan berbuat baik akan menjadikan dirinya semakin dekat kepada Allah SWT.

عَنْ  أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ  عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  قَالَ  مَنْ نَـفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُـرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا ، نَـفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُـرْبَةً مِنْ كُـرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَـى مُـعْسِرٍ ، يَسَّـرَ اللهُ عَلَيْهِ فِـي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ، وَمَنْ سَتَـرَ مُسْلِمًـا ، سَتَـرَهُ اللهُ فِـي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ، وَاللهُ فِـي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ ، وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًـا ، سَهَّـلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَـى الْـجَنَّةِ ، وَمَا اجْتَمَعَ قَـوْمٌ فِـي بَـيْتٍ مِنْ بُـيُوتِ اللهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ ، وَيَتَدَارَسُونَـهُ بَيْنَهُمْ ، إِلَّا نَـزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ ، وَغَشِـيَـتْـهُمُ الرَّحْـمَةُ ، وَحَفَّـتْـهُمُ الْـمَلاَئِكَةُ ، وَذَكَـرَهُمُ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ ، وَمَنْ بَطَّـأَ بِـهِ عَمَلُـهُ ، لَـمْ يُسْرِعْ بِـهِ نَـسَبُـهُ

“Barang siapa melapangkan seorang mukmin dari satu kesusahan dunia, Allah akan melapangkannya dari salah satu kesusahan di hari kiamat. Barangsiapa meringankan penderitaan seseorang, Allah akan meringankan penderitaannya di dunia dan akhirat. Barang siapa menutupi (aib) seorang muslim, Allah akan menutupi (aib)nya di dunia dan akhirat. Allah akan menolong seorang hamba selama hamba itu mau menolong saudaranya.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah).

kita semua senantiasa berharap semoga Alloh SWT menjauhkan dari segala marabahaya musibah. Amiin. Itulah 4 hikmah yang bisa kita petik dari musibah gempa.

Semoga bermanfaat. Wallohu a’lam