darulmaarif.net – Indramayu, 05 Juni 2024 | 19.00 WIB
Memasuki masa remaja merupakan fase penuh transisi bagi anak maupun orang tua. Di masa ini, anak mulai mencari jati diri, membangun kemandirian, dan mengeksplorasi berbagai hal baru. Di sisi lain, orang tua dihadapkan dengan tantangan untuk memahami dan membimbing anak mereka yang sedang berproses menuju kedewasaan.
Tak jarang, dalam proses ini, orang tua melakukan kesalahan dalam parenting anak remaja. Kesalahan-kesalahan ini, jika tidak disadari dan diperbaiki, dapat berdampak negatif pada perkembangan anak dan hubungan orang tua dan anak.
Mendidik Anak tidak cukup dengan hanya memenuhi kebutuhan hidup anak, orang tua juga memiliki tanggung jawab besar dalam pembentukan kepribadiannya. Sekilas memang terlihat sederhana. Namun sebenarnya tanggung jawab tersebut tidak benar-benar mudah. Nyatanya, tak jarang masih ada cara mendidik yang dikemas orang tua dengan cara yang salah. Agar tahu, Berikut adalah 7 kesalahan parenting anak remaja yang sering dilakukan orang tua menurut Islam.
1. Tidak Menjadi Contoh yang Baik
Orang tua merupakan sekolah pertama bagi anak. Benar. Mengingat orang tualah yang menjadi teman sekaligus guru sebelum anak terjun ke lingkungannya. Dari sini jelas, orang tua berperan besar pada baik buruknya kepribadian anak. Karena itu, sebagai orang tua penting bagi Anda untuk memperhatikan perilaku. Sekalipun untuk perilaku sepele seperti memerintah, menasehati, cara berkomunikasi, atau perilaku lainnya.
2. Menuntut dengan Ekspektasi TerlaluTinggi
Mengarahkan anak agar memiliki kemampuan hebat, jelas penting dilakukan. Namun akan salah, jika arahan tersebut berubah menjadi sebuah ekspektasi yang terlalu tinggi. Akibatnya, jika ekspektasi tak sesuai, orang tua tanpa sadar menuntut hingga membuat anak merasa tertekan. Dalam pembentukan kepribadian, cara ini tentu salah. Sebab akan membuat anak menjadi pribadi yang tidak percaya akan kemampuan dirinya.
3. Mengkritik dengan Cara yang Salah
Sebuah kritikan dilakukan untuk membuat anak tahu mengenai kesalahan yang dilakukan. Namun bukan berarti kritikan diberikan dengan cara yang salah. Misalnya, dengan kalimat memojokkan, membentak, atau bahkan memukulnya. Alih-alih tahu kesalahannya, kritikan tersebut justru akan mengalirkan sikap buruk pada kepribadian anak.
4. Sering Membandingkan
Dalam bentuk apapun, membandingkan kemampuan anak Anda dengan anak lainnya jelas salah. Sebab setiap anak sesunggunya memiliki tingkat kemampuan berbeda. Pemberian motivasi dengan cara membandingkan bukan satu-satunya cara yang bisa dilakukan. Anda tetap bisa memberikan motivasi melalui cara yang baik seperti membakar semangat dengan kalimat yang halus dan memotivasi.
5. Tidak Konsisten dalam Menetapkan Batasan
Dalam membentuk kepribadian, menetapkan batasan merupakan hal yang penting. Misalnya, sebut saja dalam kedisiplinan. Dalam hal ini, kekonsistenan penetapan batasan harus selalu diperhatikan. Jangan sampai, atas sikap Anda, anak menjadi bingung mengenai kewajiban serta batasan yang harus mereka patuhi.
6. Memaklumi Kesalahan Secara Berlebihan
Untuk kesalahan, pemakluman secara berlebihan justru akan membuat anak terbiasa hingga membentuk kebiasaan buruk dalam dirinya. Seharusnya kesalahan tetaplah kesalahan. Sebagai orang tua, Anda tetap wajib memberitahukan letak kesalahan tersebut. Tentunya dengan nasihat dan kritik yang baik.
7. Terlalu Memanjakan Anak
Seringkali untuk menunjukkan kasih sayangnya pada anak, orang tua tanpa sadar bersikap terlalu memanjakannya. Padahal jika berlebihan, sikap ini dapat melunturkan sikap mandiri dalam diri anak. Karena itu seharusnya, untuk beberapa hal, orang tua perlu sedikit tega dan membiarkan anak untuk mengeksplor kemampuannya. Dengan begitu, nantinya anak akan mampu menyelesaikan masalah tanpa bergantung dengan orang lain.
Jadilah orangtua yang memahami perkembangan anak remaja, lakukan pendekatan yang membantu anak-anak mengembangkan keterampilan yang mereka butuhkan untuk bertanggung jawab pada diri sendiri dengan cara yang tepat.
Semoga bermanfaat. Wallohu A’lam.