4 Gaya Hubungan Intim Ini Bikin Lemah Syahwat! Berikut Harus Dijauhi dalam Kitab Qurrotul ‘Uyun

darulmaarif.net – Indramayu, 14 Desember 2023 | 17.00 WIB

Mencoba berbagai variasi posisi berhubungan intim memang dapat membuat kehidupan seksual bersama pasangan semakin membara. Hal ini tentu dapat meningkatkan kualitas hubungan yang makin harmonis bersama pasangan. Namun perlu diketahui, dalam Kitab Qurrotul ‘Uyun dijelaskan meskipun pasangan boleh mencoba berbagai posisi dan gaya dalam hubungan intim, ada 4 gaya hubungan intim yang harus dijauhi oleh pasangan suami istri.

Tentunya bukan tanpa alasan kenapa pasangan suami istri harus menjauhi 4 gaya hubungan intim ini menurut Kitab Qurrotul ‘Uyun.

Salah satu alasan kenapa pasangan suami istri harus menjauhi 4 gaya hubungan intim ini menurut Kitab Qurrotul ‘Uyun adalah bisa membuat lemah syahwat.

Itulah kenapa ada baiknya pasangan suami istri harus menjauhi 4 gaya hubungan intim menurut Kitab Qurrotul ‘Uyun.

Lalu bagaimana posisi yang harus dijauhi dalam melakukan hubungan intim?

Dalam Kitab Qurratul ‘Uyun, dijelaskan bahwa senggama dapat dilakukan pada setiap keadaan dan dengan cara yang mungkin dapat dilakukan, selain cara yang dijelaskan oleh Kitab Qurratul ‘Uyun ini: “Jauhilah bersenggama sambil berdiri.”

Hal itu berdasarkan firman Alloh Swt:

فَأْتُوْا حَرْثَكُمْ اَنّٰى شِئْتُمْ

Artinya: “Maka datangilah tanah tempat bercocok tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki.” (Q.s Al-Baqoroh Ayat 223)

Shahabat Ali karamallohu wajhah berkata: “Wanita laksana kendaraan bagi pria (suami), maka dia boleh mengendarainya kapan saja dibutuhkan.”

Akan tetapi, cara yang disunahkan adalah cara-cara yang telah diterangkan.

Pengarang Kitab Qurratul ‘Uyun, Syaih Muhammad al-Tahami bin Madani juga menjelaskan: “Kemudian suami naik keatas tubuh istri secara perlahan-lahan.” dan ada juga cara lain, sebagaimana dikatakan, “pendapat lain mengatakan, bahwa dari arah belakang juga diperbolehkan.”

Rosululloh Saw bersabda: “Tidak apa-apa melakukan senggama dari arah belakang istri, apabila senggama itu tertuju hanya pada satu lubang.” Adapun yang dimaksud satu lubang adalah farji, atau lubang vagina istri.

Selanjutnya pengarang Kitab Qurratul ‘Uyun menerangkan posisi bersenggama yang sebaiknya dihindari, yang diungkapkan dalam bait-bait berikut:

“Jauhilah bersenggama dengan cara berdiri, cara duduk, ambillah keterangan saya yang berurutan ini.Kemudian dengan posisi miring, jauhilah, karena bisa menyebabkan pantat sakit. Ambillah kenyataan ini. Cara istri diatas anda, jauhilah, wahai kawan, karena bisa menyebabkan sakit pada saluran kencing, dan dengarkanlah.”

Pengarang Kitab Qurratul ‘Uyun menjelaskan tentang cara-cara bersenggama yang sebaiknya dijauhi, antara lain:

Pertama, bersenggama dengan cara berdiri. Sebab, cara ini akan menyebabkan lemahnya ginjal, sakit perut, dan sakit pada mafasil (persendian).

Kedua, bersenggama dengan cara duduk. Sebab cara ini akan menyebabkan sakit pada ginjal, sakit perut, dan sakit pada urat-urat. Juga dapat mengakibatkan luka yang bernanah.

Ketiga, bersenggama dengan posisi miring. Cara ini dapat menyebabkan sakit pada pantat.

Keempat, bersenggama dengan cara istri memegang peranan dalam mengendalikan persenggamaan, sementara suami hanya mengikuti (pasif). Yakni istri berada diatassuami. Sebab cara ini dapat mengakibatkan sakit pada saluran kencing suami.

Syekh Zaruq berkata: “Bersenggama dengan posisi nomor tiga diatas dapat menyebabkan sakit pada lambung. Yakni salah satu lambung suami akan lemah, sakit atau kesulitan mengeluarkan sperma.”

Penyusun kitab Syarah Al-Waghlisiyyah berkata, “Jangan bersenggama dengan cara berlutut, sebab, dengan cara ini pihak istri akan merasa kesulitan. Jangan bersenggama dengan posisi miring, sebab cara ini akan menyebabkan sakit pada lambung. Juga jangan bersenggama dengan cara istri berada diatas suami dan memegang peranan. Sebab cara ini akan dapat menyebabkan sakit pada saluran kencing. Sebaiknya senggama dilakukan dengan cara istri berbaring terlentang sambil mengangkat kedua kakinya, karena cara ini yang paling baik.”

Semoga bermanfaat. Wallohu a’lam.